TNI-Polri Operasi Yustisi PSBB, Ini Pesan IPW
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah akan menggelar operasi yustisi untuk menekan penyebaran virus Covid-19 serentak di seluruh Indonesia, termasuk DKI Jakarta yang mulai Senin ini memasuki masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diperketat. Operasi ini akan melibatkan TNI-Polri.
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengatakan, TNI-Polri yang berada di garda terdepan dalam melakukan operasi yustisi PSBB tahap kedua di Jakarta agar senantiasa bersikap arif. Tujuan operasi yustisi itu adalah agar masyarakat disiplin dan penyebaran wabah Covid-19 bisa dicegah. Tapi, aparat TNI-Polri di lapangan perlu cermat melihat perkembangan psikologis masyarakat yang sudah berbulan-bulan terlilit situasi pandemi Covid-19.
"Memang, dalam mengamankan PSBB aparatur TNI-Polri harus bersikap tegas. Namun tetap harus dalam koridor kebangsaan agar tidak muncul benturan dengan masyarakat. Masyarakat saat ini dalam kondisi tensi tinggi akibat berbagai kesulitan yang melilitnya," tutur dia, Senin (14/9/2020).
( ).
Lebih lanjut Neta mengatakan, bagaimana pun potensi benturan di new PSBB Jakarta ini harus dihindari agar tidak dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang menginginkan kekacauan. Menurut Neta, sebenarnya TNI-Polri sudah punya pengalaman dalam mengamankan Jakarta pada PSBB sebelumnya, sehingga tentunya tidak ada masalah ketika mulai Senin ini aparat TNI-Polri melakukan operasi yustisi ke perkantoran pada new PSBB kali ini.
"Hanya aparatur TNI-Polri tetap perlu mengingat bahwa PSBB kali ini sangat berbeda dengan PSBB sebelumnya. Saat ini tensi masyarakat dalam tegangan tinggi dan secara psikologis masyarakat lebih nekat karena berbagai kesulitan tanpa henti terus melilitnya," ujarnya.
( )
Neta memandang, dalam kondisi seperti ini gesekan sosial lebih mudah terpicu. Sebab itu TNI-Polri perlu juga meminta jaminan dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bahwa distribusi bantuan sosial ke masyarakat harus lancar dan tidak terkendala apa pun.
"PSBB adalah untuk menjaga kesehatan masyarakat dari penyebaran wabah Covid-19, tapi jangan sampai akibat new PSBB masyarakat Jakarta kesulitan untuk bertahan hidup. Sebab sebagian besar warga Jakarta adalah pekerja lepas yang tidak punya pekerjaan tetap dan masalah kehidupan sosial mereka sangat berpotensi menjadi gesekan yang bisa menjadi gangguan Kamtibmas," pungkas dia.
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengatakan, TNI-Polri yang berada di garda terdepan dalam melakukan operasi yustisi PSBB tahap kedua di Jakarta agar senantiasa bersikap arif. Tujuan operasi yustisi itu adalah agar masyarakat disiplin dan penyebaran wabah Covid-19 bisa dicegah. Tapi, aparat TNI-Polri di lapangan perlu cermat melihat perkembangan psikologis masyarakat yang sudah berbulan-bulan terlilit situasi pandemi Covid-19.
"Memang, dalam mengamankan PSBB aparatur TNI-Polri harus bersikap tegas. Namun tetap harus dalam koridor kebangsaan agar tidak muncul benturan dengan masyarakat. Masyarakat saat ini dalam kondisi tensi tinggi akibat berbagai kesulitan yang melilitnya," tutur dia, Senin (14/9/2020).
( ).
Lebih lanjut Neta mengatakan, bagaimana pun potensi benturan di new PSBB Jakarta ini harus dihindari agar tidak dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang menginginkan kekacauan. Menurut Neta, sebenarnya TNI-Polri sudah punya pengalaman dalam mengamankan Jakarta pada PSBB sebelumnya, sehingga tentunya tidak ada masalah ketika mulai Senin ini aparat TNI-Polri melakukan operasi yustisi ke perkantoran pada new PSBB kali ini.
"Hanya aparatur TNI-Polri tetap perlu mengingat bahwa PSBB kali ini sangat berbeda dengan PSBB sebelumnya. Saat ini tensi masyarakat dalam tegangan tinggi dan secara psikologis masyarakat lebih nekat karena berbagai kesulitan tanpa henti terus melilitnya," ujarnya.
( )
Neta memandang, dalam kondisi seperti ini gesekan sosial lebih mudah terpicu. Sebab itu TNI-Polri perlu juga meminta jaminan dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bahwa distribusi bantuan sosial ke masyarakat harus lancar dan tidak terkendala apa pun.
"PSBB adalah untuk menjaga kesehatan masyarakat dari penyebaran wabah Covid-19, tapi jangan sampai akibat new PSBB masyarakat Jakarta kesulitan untuk bertahan hidup. Sebab sebagian besar warga Jakarta adalah pekerja lepas yang tidak punya pekerjaan tetap dan masalah kehidupan sosial mereka sangat berpotensi menjadi gesekan yang bisa menjadi gangguan Kamtibmas," pungkas dia.
(zik)