Pakar Rancang Kota UI: Pandemi Corona Buka Peluang Redesign Ibu Kota Negara
loading...
A
A
A
Arsitek dan perencana kota juga berhubungan dengan bidang kesehatan. Perancangan yang kami buat diarahkan untuk membuat tempat kehidupan manusia yang memenuhi kesehatan masyarakat, nyaman dan aman. Kebijakan physical distancing juga mengubah standar ruang kerja dan dalam konteks yang lebih luas, mengubah nilai ekonomi suatu bangunan.
"Faktor risiko penyebaran penyakit menjadi penting dalam menentukan arah bisnis perkantoran dan retail secara signifikan," ucapnya.
Ia juga menguraikan bahwa bangunan-bangunan yang ada di kota perlu adaptasi kembali penggunaannya (adaptive reuse). Menurutnya, Kini tingkat hunian perkantoran, pertokoan/mal di perkotaan menurun drastis. Maka kita perlu mempertimbangkan kembali fungsi ruang kantor, ruang aula, auditorium, cinema besar harus menjadi apa.
"Misalnya, dengan berkurangnya penggunaan lapangan parkir mobil (terbuka) akibat pembatasan protokol kesehatan, perlu dipikirkan adaptive reuse untuk fungsi lain, seperti drive-in cinema atau drive through sunday market untuk waktu-waktu tertentu. Serta memperbanyak taman-taman kota, RPTRA, dan mengarahkan pembangunan berorientasi lingkungan hijau dan biru," ucapnya.
Sebanyak tujuh tema seminar online digelar mulai dari tanggal 18 Agustus hingga 11 September 2020. Sebagai puncak dari rangkaian webinar, sebuah virtual round table meeting akan dilaksanakan pada bulan September 2020.
Forum tersebut akan mengundang arsitek, perencana kota dan para ahli di bidang yang terkait, untuk merumuskan fenomena pandemi ini. Sumbangan ini diharapkan dapat memaknai 55 tahun berdirinya Departemen Arsitektur FTUI dan memberikan sumbangsih pemikiran dan rekomendasi kebijakan bagi pemerintah untuk menangani pandemi Covid-19.
"Faktor risiko penyebaran penyakit menjadi penting dalam menentukan arah bisnis perkantoran dan retail secara signifikan," ucapnya.
Ia juga menguraikan bahwa bangunan-bangunan yang ada di kota perlu adaptasi kembali penggunaannya (adaptive reuse). Menurutnya, Kini tingkat hunian perkantoran, pertokoan/mal di perkotaan menurun drastis. Maka kita perlu mempertimbangkan kembali fungsi ruang kantor, ruang aula, auditorium, cinema besar harus menjadi apa.
"Misalnya, dengan berkurangnya penggunaan lapangan parkir mobil (terbuka) akibat pembatasan protokol kesehatan, perlu dipikirkan adaptive reuse untuk fungsi lain, seperti drive-in cinema atau drive through sunday market untuk waktu-waktu tertentu. Serta memperbanyak taman-taman kota, RPTRA, dan mengarahkan pembangunan berorientasi lingkungan hijau dan biru," ucapnya.
Sebanyak tujuh tema seminar online digelar mulai dari tanggal 18 Agustus hingga 11 September 2020. Sebagai puncak dari rangkaian webinar, sebuah virtual round table meeting akan dilaksanakan pada bulan September 2020.
Forum tersebut akan mengundang arsitek, perencana kota dan para ahli di bidang yang terkait, untuk merumuskan fenomena pandemi ini. Sumbangan ini diharapkan dapat memaknai 55 tahun berdirinya Departemen Arsitektur FTUI dan memberikan sumbangsih pemikiran dan rekomendasi kebijakan bagi pemerintah untuk menangani pandemi Covid-19.
(maf)