Pemerintah Akui Ada Kelemahan Komunikasi Publik Terkait Corona
A
A
A
JAKARTA - Tenaga Ahli Utama Kepresidenan, Dany Amrul Ichdan mengungkapkan, pihaknya mendapati kelemahan dalam komunikasi publik terkait penanganan virus corona atau Covid-19.
(Baca juga: Corona Menggila, DPR Dorong BUMN Produksi Masker Penuhi Kebutuhan)
Hal tersebut terjadi sebelum ditunjuknya Achmad Yurianto sebagai juru bicara pemerintah terkait penanganan virus corona atau Covid-19.
"Beberapa waktu terakhir sebelum juru bicara ditunjuk oleh Presiden memang kita mengakui ada kelemahan komunikasi publik," ujar Dany dalam diskusi di Kantor ILUNI UI, Salemba, Jakarta Pusat, Rabu (11/3/2020).
Kelemahan-kelemahan komunikasi publik itu kata Dany, tidak menyalahkan siapa-siapa karena masing-masing menteri punya gaya penyampaiannya masing-masing.
"Prof Nila punya stylenya sendiri, dokter Terawan punya stylenya sendiri masing-masing style itu mungkin memberikan valueted pada zamannya dan masing-masing pemeritah, masing-masing Menteri juga memberikan kontribusi yang diteruskan pada generasi berikut," jelasnya.
Menurut Dany, saat ini masyarakat membutuhkan transparansi sementara pemeritah juga sudah mencoba untuk transparan menurut porsinya.
"Tapi masyarakat melihat kita dianggap kurang accountable dan kurang transparan dalam memberikan informasi nah ini juga harus direspons oleh pemerintah," ungkapnya.
Maka dari itu, pihaknya terus berbenah diri untuk bisa memberikan informasi secara transparan dan bisa dipertanggungjawabkan terkait penanganan virus corona atau Covid-19 ini.
"Sekarang kita harus memperbaiki di tengah keresahan masyarakat khususnya masyarakat yang banyak menganggap tidak percaya dengan apapun yang dikerjakan oleh pemerintah itu menjadi challenging bagi pemerintah," tuturnya.
(Baca juga: Corona Menggila, DPR Dorong BUMN Produksi Masker Penuhi Kebutuhan)
Hal tersebut terjadi sebelum ditunjuknya Achmad Yurianto sebagai juru bicara pemerintah terkait penanganan virus corona atau Covid-19.
"Beberapa waktu terakhir sebelum juru bicara ditunjuk oleh Presiden memang kita mengakui ada kelemahan komunikasi publik," ujar Dany dalam diskusi di Kantor ILUNI UI, Salemba, Jakarta Pusat, Rabu (11/3/2020).
Kelemahan-kelemahan komunikasi publik itu kata Dany, tidak menyalahkan siapa-siapa karena masing-masing menteri punya gaya penyampaiannya masing-masing.
"Prof Nila punya stylenya sendiri, dokter Terawan punya stylenya sendiri masing-masing style itu mungkin memberikan valueted pada zamannya dan masing-masing pemeritah, masing-masing Menteri juga memberikan kontribusi yang diteruskan pada generasi berikut," jelasnya.
Menurut Dany, saat ini masyarakat membutuhkan transparansi sementara pemeritah juga sudah mencoba untuk transparan menurut porsinya.
"Tapi masyarakat melihat kita dianggap kurang accountable dan kurang transparan dalam memberikan informasi nah ini juga harus direspons oleh pemerintah," ungkapnya.
Maka dari itu, pihaknya terus berbenah diri untuk bisa memberikan informasi secara transparan dan bisa dipertanggungjawabkan terkait penanganan virus corona atau Covid-19 ini.
"Sekarang kita harus memperbaiki di tengah keresahan masyarakat khususnya masyarakat yang banyak menganggap tidak percaya dengan apapun yang dikerjakan oleh pemerintah itu menjadi challenging bagi pemerintah," tuturnya.
(maf)