NU Care-Lazisnu PBNU Perkuat Pendidikan Inklusif lewat Pelatihan Guru Al-Qur'an Bahasa Isyarat
loading...

NU Care-Lazisnu PBNU menyelenggarakan kegiatan pelatihan Guru Bahasa Isyarat bagi madrasah dan Sekolah Luar Biasa (SLB) sebagai bagian dari program pendidikan dan kemanusiaan yang inklusif. Foto: Ist
A
A
A
JAKARTA - NU Care-Lazisnu PBNU menyelenggarakan kegiatan pelatihan Guru Bahasa Isyarat bagi madrasah dan Sekolah Luar Biasa (SLB) sebagai bagian dari program pendidikan dan kemanusiaan yang inklusif. Kegiatan tersebut dilangsungkan di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat, Sabtu hingga Minggu (15-16/3/2025)
Sekretaris Lazisnu PBNU Moesafa mengungkapkan tujuan diadakan kegiatan pelatihan ini untuk memberdayakan para guru yang memiliki murid penyandang disabilitas.
“Kegiatan ini merupakan yang pertama kali diselenggarakan Lazisnu sebagai penerapan dari pilar program NU Care Cerdas di bidang pendidikan. Kegiatan ini bentuk kepedulian kami kepada kelompok penyandang disabilitas. Jangan sampai fasilitasnya seperti Al-Qur’an ada, tapi guru atau yang mengajarnya tidak ada. Maka kami berikan pelatihan guru bahasa isyarat yang baca Al-Qur’an,” ujar Moesafa.
Peserta pelatihan ini adalah guru yang berasal dari sekolah dan madrasah di Jabodetabek dan Jawa Tengah yang memiliki siswa penyandang disabilitas tuna rungu serta tuna wicara.
Moesafa berharap adanya pelatihan ini membuat siswa penyandang disabilitas dapat mempelajari dan membaca Al-Qur’an secara benar serta pelatihan bagi guru akan berlangsung secara berkelanjutan.
Direktur Program NU Care-Lazisnu PBNU Syarifuddin mengatakan, program ini menjadi prioritas karena kebutuhan di lapangan sangat besar.
“Program ini sangat dibutuhkan oleh SLB untuk mengajarkan Al-Qur’an bagi penyandang disabilitas sensorik rungu wicara (PDSRW). Ini adalah langkah awal dari rangkaian program inklusi yang lebih luas, termasuk pemberdayaan ekonomi bagi kelompok difabel,” katanya.
Wakil Direktur Fundraising Humas dan IT NU Care-Lazisnu PBNU Anik Rifqoh menambahkan program pelatihan ini merupakan kerja sama pihaknya dengan MNC Asset Management.
“Kegiatan ini bekerja sama dengan MNC Asset Management dan ini adalah kerja sama pertama kami dengan MNC Asset Management. Kerja sama ini dimulai di bulan Ramadan yang penuh berkah. Semoga kerja sama dapat terus berlanjut untuk program-program inklusif lainnya,” tutur Anik.
Direktur MNC Asset Management Dimas Aditya Ariadi mengapresiasi kegiatan tersebut karena memiliki dampak yang nyata bagi para guru dan penyandang disabilitas.
“Sehingga ke depannya siswa-siswa penyandang disabilitas dapat mempelajari dan membaca Al-Qur’an dengan baik. Selain itu, kami juga akan berusaha semaksimal mungkin untuk resiprokal dengan Lazisnu untuk program jangka panjang lainnya agar dapat terus memberi manfaat bagi masyarakat yang membutuhkan,” ujar Dimas.
Mentor kegiatan sekaligus pentashih mushaf Al-Qur'an Kemenag Ida Zulfiya menyampaikan pelatihan ini sebagai bentuk kepedulian kepada penyandang disabilitas yang mendapat perlakuan dipinggirkan di lingkungan masyarakat.
“Kami sangat bersyukur NU menyelenggarakan kegiatan ini, karena kegiatan pelatihan sangat bermanfaat bagi mereka yang butuh bimbingan dalam membaca Al-Qur’an, sehingga pelatihan bagi guru-guru ini sangat tepat,” ujar Ida.
Materi yang diajarkan di antaranya sejarah dan metode dalam membaca Al-Qur’an bahasa isyarat, menerapkan Al-Quran kepada penyandang disabilitas, serta konsep tuli dan wicara terutama hak dalam keagamaan.
Dia berharap adanya pelatihan bahasa isyarat ini membuat ketersediaan guru yang memahami Al-Qur’an bahasa isyarat semakin bertambah dan para penyandang disabilitas dapat mempelajari Al-Qur’an bahasa isyarat.
Sekretaris Lazisnu PBNU Moesafa mengungkapkan tujuan diadakan kegiatan pelatihan ini untuk memberdayakan para guru yang memiliki murid penyandang disabilitas.
“Kegiatan ini merupakan yang pertama kali diselenggarakan Lazisnu sebagai penerapan dari pilar program NU Care Cerdas di bidang pendidikan. Kegiatan ini bentuk kepedulian kami kepada kelompok penyandang disabilitas. Jangan sampai fasilitasnya seperti Al-Qur’an ada, tapi guru atau yang mengajarnya tidak ada. Maka kami berikan pelatihan guru bahasa isyarat yang baca Al-Qur’an,” ujar Moesafa.
Peserta pelatihan ini adalah guru yang berasal dari sekolah dan madrasah di Jabodetabek dan Jawa Tengah yang memiliki siswa penyandang disabilitas tuna rungu serta tuna wicara.
Moesafa berharap adanya pelatihan ini membuat siswa penyandang disabilitas dapat mempelajari dan membaca Al-Qur’an secara benar serta pelatihan bagi guru akan berlangsung secara berkelanjutan.
Direktur Program NU Care-Lazisnu PBNU Syarifuddin mengatakan, program ini menjadi prioritas karena kebutuhan di lapangan sangat besar.
“Program ini sangat dibutuhkan oleh SLB untuk mengajarkan Al-Qur’an bagi penyandang disabilitas sensorik rungu wicara (PDSRW). Ini adalah langkah awal dari rangkaian program inklusi yang lebih luas, termasuk pemberdayaan ekonomi bagi kelompok difabel,” katanya.
Wakil Direktur Fundraising Humas dan IT NU Care-Lazisnu PBNU Anik Rifqoh menambahkan program pelatihan ini merupakan kerja sama pihaknya dengan MNC Asset Management.
“Kegiatan ini bekerja sama dengan MNC Asset Management dan ini adalah kerja sama pertama kami dengan MNC Asset Management. Kerja sama ini dimulai di bulan Ramadan yang penuh berkah. Semoga kerja sama dapat terus berlanjut untuk program-program inklusif lainnya,” tutur Anik.
Direktur MNC Asset Management Dimas Aditya Ariadi mengapresiasi kegiatan tersebut karena memiliki dampak yang nyata bagi para guru dan penyandang disabilitas.
“Sehingga ke depannya siswa-siswa penyandang disabilitas dapat mempelajari dan membaca Al-Qur’an dengan baik. Selain itu, kami juga akan berusaha semaksimal mungkin untuk resiprokal dengan Lazisnu untuk program jangka panjang lainnya agar dapat terus memberi manfaat bagi masyarakat yang membutuhkan,” ujar Dimas.
Mentor kegiatan sekaligus pentashih mushaf Al-Qur'an Kemenag Ida Zulfiya menyampaikan pelatihan ini sebagai bentuk kepedulian kepada penyandang disabilitas yang mendapat perlakuan dipinggirkan di lingkungan masyarakat.
“Kami sangat bersyukur NU menyelenggarakan kegiatan ini, karena kegiatan pelatihan sangat bermanfaat bagi mereka yang butuh bimbingan dalam membaca Al-Qur’an, sehingga pelatihan bagi guru-guru ini sangat tepat,” ujar Ida.
Materi yang diajarkan di antaranya sejarah dan metode dalam membaca Al-Qur’an bahasa isyarat, menerapkan Al-Quran kepada penyandang disabilitas, serta konsep tuli dan wicara terutama hak dalam keagamaan.
Dia berharap adanya pelatihan bahasa isyarat ini membuat ketersediaan guru yang memahami Al-Qur’an bahasa isyarat semakin bertambah dan para penyandang disabilitas dapat mempelajari Al-Qur’an bahasa isyarat.
(jon)
Lihat Juga :