Revolusi Industri 4.0, Covid-19, dan Kota Cerdas
loading...
A
A
A
Nirwono Joga
Pusat Studi Perkotaan
REVOLUSI Industri keempat (4.0) dan pandemi korona (Covid-19) telah banyak mengubah kehidupan kota dan kita. Dalam hal skala, cakupan, serta kompleksitas, hal ini belum pernah dialami umat manusia sebelumnya. Revolusi Industri 4.0 teknologi berkembang menggabungkan dunia fisik, digital, dan biologis, serta membuka peluang besar untuk kemajuan umat manusia. Kota cerdas menjadi tren baru perkembangan kota besar dunia.
Pandemi Covid-19 melahirkan budaya baru di masyarakat untuk bekerja, belanja, belajar, hingga beribadah, semua dilakukan di rumah saja. Revolusi Industri 4.0 dan pandemi Covid-19 memaksa kita untuk memikirkan ulang bagaimana kota direncanakan, dirancang, dibangun, dikelola, dipantau, dan dievaluasi.
Kota harus mampu bangkit dan memulihkan diri melewati masa pandemi, pembatasan sosial berskala besar (PSBB), PSBB transisi (adaptasi kebiasaan baru), hingga memasuki normal baru. Revolusi dan pandemi ini harus mampu menyadarkan kita untuk memikirkan ulang bagaimana kota dapat berkembang di kala normal baru, bagaimana kota menciptakan nilai dan tatanan normal baru, serta menegaskan arti kesehatan bagi kota dan kita.
Kemampuan kita untuk menemukan karakter dari teknologi terkini, menyoroti peluang yang ada, serta mengeksplorasi teknologi informasi dan komunikasi bagi keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan warga dan kota. Bentuk baru kolaborasi, disertai narasi bersama yang positif, bagaimana mengendalikan dan mengoptimalkan revolusi industri 4.0 dapat memberikan manfaat positif bagi pengembangan infrastruktur kesehatan masyarakat dalam melewati masa pandemi menuju kenormalan baru.
Kota cerdas menawarkan ruang fisik untuk percobaan dan pembuktian fungsi (interaksi dan protokol manajemen), teknologi peranti, dan layanan dukungan (penelitian, manajemen identitas, dan kemanan). Kota cerdas yang sehat sesuai standar protokol kesehatan.
Kota sehat memberikan peningkatan kualitas dan kelayakan hidup untuk menaikkan harapan hidup serta memudahkan akses ke fasilitas layanan kesehatan guna mengurangi risiko kematian, termasuk ancaman pandemi Covid-19. Kota menghubungkan layanan, sarana dan prasarana, serta jalan ke internet. Kota cerdas akan mengatur sendiri energi, arus material, logistik, dan lalu-lintas infastruktur kesehatan masyarakat.
Kota-kota cerdas yang progresif seperti Singapura dan Tokyo telah menerapkan banyak terobosan inovatif layanan kesehatan di masa pandemi Covid-19 berbasis data. Kota menginformasikan tempat rujukan rumah sakit penanganan Covid-19, kapasitas tingkat keterisian pasien positif Covid-19 terkini di rumah sakit, konsultasi kesehatan dengan dokter, hingga panduan melakukan isolasi mandiri secara daring dan bisa diakses 24 jam.
Kota cerdas dituntut terus-menerus memperluas jaringan teknologi sensor dan bekerja atas dasar data, yang akan menjadi pusat untuk menghubungkan bermacam teknologi, menambahkan layanan kesehatan masa depan berdasarkan analisis data dan model prediktif di masa mendatang.
Kota cerdas dengan cermat bisa memprediksi dan menyediakan fasilitas dan akses kesehatan yang mumpuni, mulai tingkat klinik kesehatan, pusat kesehatan masyarakat, rumah sakit, apotek, hingga laboratorium penelitian dan pengembangan vaksin dan obat. Kota menghitung dukungan dokter, perawat, dan tenaga medis, serta jaminan asuransi kesehatan/badan penyelenggara jaminan sosial dan program kesehatan lain.
Kota cerdas dengan cepat dapat menghitung dan memperkirakan peningkatan kebutuhan akan alat-alat kesehatan dan penyediaan tenaga kesehatan. Dengan demikian pemerintah kota dapat mendorong pengembangan industri peralatan kesehatan secara massal dan menggenjot dunia pendidikan kesehatan untuk menghasilkan dokter, perawat, dan tenaga medis yang dibutuhkan saat ini dan mendatang.
Pengembangan kota cerdas di normal baru akan meningkatkan efisiensi, transparansi penggunaan dan pelaporan sumber daya; akses ke sumber daya bagi warga biasa; produktivitas dan kinerja warga; kualitas hidup dan efek pada lingkungan hidup. Kota mendorong desentralisasi produksi dan konsumsi barang dan energi yang ramah lingkungan, mengurangi mobilitas dan penggunaan transportasi yang berdampak menurunnya polusi udara.
Kota cerdas dapat dioptimalkan untuk mendukung kegiatan belajar, belanja, dan belajar dari rumah. Penyediaan teknologi internet yang mudah, murah, dan merata akan memperlancar akses pendidikan dan proses belajar-mengajar, mempercepat akses ke pasar dan perluasan lapangan kerja, serta mendorong kolaborasi, kreasi, dan inovasi baru di masyarakat.
Namun demikian, pemerintah kota juga harus mengantisipasi dampak negatif dari penggunaan teknologi canggih, seperti perlindungan data pribadi warga dari pengintaian dan pembajakan, kerapuhan pada serangan fiber, ancaman risiko kelumpuhan energi listrik.
Kita harus berani mengambil tanggung jawab bersama untuk membentuk masa depan kota cerdas sehat, di mana teknologi dapat menjadi pelayan bagi masyarakat, mengangkat harkat kemanusiaan, kesehatan, dan kesejahteraan ke tingkat kenormalan baru.
Pusat Studi Perkotaan
REVOLUSI Industri keempat (4.0) dan pandemi korona (Covid-19) telah banyak mengubah kehidupan kota dan kita. Dalam hal skala, cakupan, serta kompleksitas, hal ini belum pernah dialami umat manusia sebelumnya. Revolusi Industri 4.0 teknologi berkembang menggabungkan dunia fisik, digital, dan biologis, serta membuka peluang besar untuk kemajuan umat manusia. Kota cerdas menjadi tren baru perkembangan kota besar dunia.
Pandemi Covid-19 melahirkan budaya baru di masyarakat untuk bekerja, belanja, belajar, hingga beribadah, semua dilakukan di rumah saja. Revolusi Industri 4.0 dan pandemi Covid-19 memaksa kita untuk memikirkan ulang bagaimana kota direncanakan, dirancang, dibangun, dikelola, dipantau, dan dievaluasi.
Kota harus mampu bangkit dan memulihkan diri melewati masa pandemi, pembatasan sosial berskala besar (PSBB), PSBB transisi (adaptasi kebiasaan baru), hingga memasuki normal baru. Revolusi dan pandemi ini harus mampu menyadarkan kita untuk memikirkan ulang bagaimana kota dapat berkembang di kala normal baru, bagaimana kota menciptakan nilai dan tatanan normal baru, serta menegaskan arti kesehatan bagi kota dan kita.
Kemampuan kita untuk menemukan karakter dari teknologi terkini, menyoroti peluang yang ada, serta mengeksplorasi teknologi informasi dan komunikasi bagi keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan warga dan kota. Bentuk baru kolaborasi, disertai narasi bersama yang positif, bagaimana mengendalikan dan mengoptimalkan revolusi industri 4.0 dapat memberikan manfaat positif bagi pengembangan infrastruktur kesehatan masyarakat dalam melewati masa pandemi menuju kenormalan baru.
Kota cerdas menawarkan ruang fisik untuk percobaan dan pembuktian fungsi (interaksi dan protokol manajemen), teknologi peranti, dan layanan dukungan (penelitian, manajemen identitas, dan kemanan). Kota cerdas yang sehat sesuai standar protokol kesehatan.
Kota sehat memberikan peningkatan kualitas dan kelayakan hidup untuk menaikkan harapan hidup serta memudahkan akses ke fasilitas layanan kesehatan guna mengurangi risiko kematian, termasuk ancaman pandemi Covid-19. Kota menghubungkan layanan, sarana dan prasarana, serta jalan ke internet. Kota cerdas akan mengatur sendiri energi, arus material, logistik, dan lalu-lintas infastruktur kesehatan masyarakat.
Kota-kota cerdas yang progresif seperti Singapura dan Tokyo telah menerapkan banyak terobosan inovatif layanan kesehatan di masa pandemi Covid-19 berbasis data. Kota menginformasikan tempat rujukan rumah sakit penanganan Covid-19, kapasitas tingkat keterisian pasien positif Covid-19 terkini di rumah sakit, konsultasi kesehatan dengan dokter, hingga panduan melakukan isolasi mandiri secara daring dan bisa diakses 24 jam.
Kota cerdas dituntut terus-menerus memperluas jaringan teknologi sensor dan bekerja atas dasar data, yang akan menjadi pusat untuk menghubungkan bermacam teknologi, menambahkan layanan kesehatan masa depan berdasarkan analisis data dan model prediktif di masa mendatang.
Kota cerdas dengan cermat bisa memprediksi dan menyediakan fasilitas dan akses kesehatan yang mumpuni, mulai tingkat klinik kesehatan, pusat kesehatan masyarakat, rumah sakit, apotek, hingga laboratorium penelitian dan pengembangan vaksin dan obat. Kota menghitung dukungan dokter, perawat, dan tenaga medis, serta jaminan asuransi kesehatan/badan penyelenggara jaminan sosial dan program kesehatan lain.
Kota cerdas dengan cepat dapat menghitung dan memperkirakan peningkatan kebutuhan akan alat-alat kesehatan dan penyediaan tenaga kesehatan. Dengan demikian pemerintah kota dapat mendorong pengembangan industri peralatan kesehatan secara massal dan menggenjot dunia pendidikan kesehatan untuk menghasilkan dokter, perawat, dan tenaga medis yang dibutuhkan saat ini dan mendatang.
Pengembangan kota cerdas di normal baru akan meningkatkan efisiensi, transparansi penggunaan dan pelaporan sumber daya; akses ke sumber daya bagi warga biasa; produktivitas dan kinerja warga; kualitas hidup dan efek pada lingkungan hidup. Kota mendorong desentralisasi produksi dan konsumsi barang dan energi yang ramah lingkungan, mengurangi mobilitas dan penggunaan transportasi yang berdampak menurunnya polusi udara.
Kota cerdas dapat dioptimalkan untuk mendukung kegiatan belajar, belanja, dan belajar dari rumah. Penyediaan teknologi internet yang mudah, murah, dan merata akan memperlancar akses pendidikan dan proses belajar-mengajar, mempercepat akses ke pasar dan perluasan lapangan kerja, serta mendorong kolaborasi, kreasi, dan inovasi baru di masyarakat.
Namun demikian, pemerintah kota juga harus mengantisipasi dampak negatif dari penggunaan teknologi canggih, seperti perlindungan data pribadi warga dari pengintaian dan pembajakan, kerapuhan pada serangan fiber, ancaman risiko kelumpuhan energi listrik.
Kita harus berani mengambil tanggung jawab bersama untuk membentuk masa depan kota cerdas sehat, di mana teknologi dapat menjadi pelayan bagi masyarakat, mengangkat harkat kemanusiaan, kesehatan, dan kesejahteraan ke tingkat kenormalan baru.
(ras)