Sudah Diantisipasi, 19 Daerah Berisiko Jadi Pintu Masuk Virus Corona

Selasa, 04 Februari 2020 - 23:15 WIB
Sudah Diantisipasi, 19 Daerah Berisiko Jadi Pintu Masuk Virus Corona
Sudah Diantisipasi, 19 Daerah Berisiko Jadi Pintu Masuk Virus Corona
A A A
JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terus bersiaga dalam menangkal masuknya virus corona (2019-nCov) asal Wuhan, China. Salahsatunya dengan menyiagakan 84 rumah sakit (RS) sebagai rujukan suspect Corona.

Selain itu, Kemenkes juga sudah menyiapkan 198 thermal scannerdi 135 pintu masuk bandara dan pelabuhan.

”Upaya deteksi dini saat ini adalah upaya cegah tangkal di pintu masuk negara. Tersedia dan berfungsinya sudah dilakukan pengecekan 195 thermal scannerdi 135 pintu masuk negara,” kata Menteri Kesehatan(Menkes) Terawan Agus Putranto dalam pemaparannya dirapat kerja (raker) dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, kemarin.

Terawan juga mengungkapkan, pihaknya telah mengidentifikasi 19 daerah berisiko memiliki akses langsung dari dan ke China, baik melalui darat, laut, maupun udara, serta sudah disiapkan logistik untuk mencegah masuknya virus Corona, seperti thermal scanner, maskern-95, APD, dan logistik lainnya. ”Kesiapan pemeriksaan laborato rium. Laboratorium Puslitbang Biomedis Paslitbangkes telah menyatakan kesiapan pemeriksaan laboratorium untuk diagnosis nCov-2019 dengan kit-kit dan akreditasi,” ujarnya.

Rumah sakit (RS) rujukanjuga telah disiapkan untuk merawat pasien nCov-2019. Sebelumnya, ada 100 rumah sakit rujukan flu burung yang akan digunakan untuk menangani pasien Korona. Namun, katanya, setelah dilakukan mapping ulang terhadap 100 RS rujukan flu burung itu, maka hanya 84 RS yang melaporkan dan update terkait kesiapsiagaan menangani penyakit infeksi darurat.

Terawan menjelaskan, ada tiga jenis RS rujukan, yakni RS rujukan nasional, RS rujukan provinsi, dan RS rujukan regional. Tiga RS rujukan nasional itu adalah RS Pusat Infeksi Sulianti Suroso, RSPAD Gatot Subroto,dan RS Persahabatan. ”Di harapkan dapat melakukan upaya kesiapsiagaan, kewaspadaan, dan respons terhadap kemungkinan masuknya penyakit infeksi darurat,” katanya.

Menkes juga mengaku sudah melakukan sosialisasi pada pemerintah daerah di Natuna terkait proses evakuasi dan karantina 238 WNI dari Wuhan, Chi na. ”Dua hari sebelumnya (sebelum evakuasi) melakukan sosialisasi dan bertemu sekda (sekretaris daerah), kami terangkan di mana tempat (evakuasi) dan alasannya, sangat butuhkan dalam proses observasi WNI dari Wuhan di per lukan kedisiplinan. Di dalam kami memantaunya dengan baik sesuai dengan kaidah-kaidah dan aturan yang WHO (organisasi kesehatan dunia) tetapkan,” katanya.

Bahkan, Terawan mengaku juga sudah bertemu masyarakat Natuna yang sebelumny amenggelar aksi unjuk rasa menolak kedatangan WNI dari Wuhan. Dia pun mengaku berusaha menjelaskan dengan detail karena memang sebagian dari mereka belum mengerti. Saat hari H evakuasi, Terawan mengaku memantau sendiri proses dari masuk ke dalam pesawat sampai menuju ruang observasi di Natuna. ”Saya menyapa dan mengecek satu demi satu. Dan saya antar keruang observasi,” ujarnya.

Komisi IX DPR mengapresiasi tindakan Kemenkes bersama kementerian/lembaga(K/L) lain dalam penangananvirus Korona khususnya terkaitpemulangan WNI dari Wuhan, China. Komisi IX DPR juga meminta Kemenkes melakukan sosialisasi dengan masif dan meningkatkan kesiapsiagaan.

”Komisi IX DPR memberikan apresiasi kepada Kementerian Kesehatan yang telah melakukan langkah-langkah dalam penanganan virus 2019-nCoV(novel coronavirus) bersama dengan kementerian/lembaga terkait, terutama dalam pemulangan WNl di Wuhan ke Indonesia,” kata Wakil Ketua Komisi IX DPRMelkiades Laka Lena.

Namun, Komisi IX DPRmen desak Kemenkes menyosialisasikan secara masif dan intensif dengan melakukan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) terkait upaya promotif dan preventif virus Koronaserta upaya kuratif dan re habilitatif yang akan dilakukan jika terdapat pasien terduga (suspect) Corona. ”Sehingga masyarakat selalu mendapatkan pembaruan informasi yangbenar, jelas, dan tepat,” katanya.

Komisi IX DPR juga men -desak Kemenkes untuk terusmeningkatkan kesiapsiagaanmenghadapi penyakit infeksibaru (emergingdisease) terutama virus 2019-nCoV dalam upaya deteksi dini, pencegahan, dan respons secara holistik, baik dari regulasi, kesiapan fasilitas pelayanan kesehatan dansarana prasarana, serta tenagamedis dan tenaga kesehatan.

”Komisi IX DPR mendesak Kementerian Kesehatan untuk terus melakukan komunikasidan koordinasi dengan kementerian/lembaga terkait lainnya dan pemerintah daerah dalam penanganan di Indonesia dan perlindungan kesehatan WNI diluar negeri terkait novel coronavirus,” ujarnya.

Terpisah, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan alasan dipilihnya Natuna sebagai tempat observasi WNI dari Wuhan, China. Salah satunya adalah kesiapan infrastruktur bandara dan tim kesehatan. Jokowi menyebut sebe lumnya memang ada beberapa tempat alternatif untuk evakuasi, misalnya Morotai danBiak.

”Kita memang untuk turun itu memerlukan landasan, memerlukan runway sehingga pesawat bisa turun, tidak semua pulau bisa dipakai. Kemudia juga kita mengukur tingkat kesiapan dari tim kesehatan yang ada di situ sehingga keputusan dari tim adalah di Natuna,” katanya melalui siaran pers yang diterima KORAN SINDO, kemarin.

Ditanyakan terkait adanya keresahan masyarakat Natuna, Jokowi mengatakan, hal itu butuh kebesaran hati sebagai sesama masyarakat Indonesia.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4850 seconds (0.1#10.140)