Senjata Ini Jadi Penjaga Nyawa Jenderal Kopassus di Medan Operasi Aceh hingga Timtim

Selasa, 03 Desember 2024 - 07:00 WIB
loading...
A A A
Tapi Sutiyoso tidak tega meninggalkan anak buahnya. Sebagai pimpinan, Sutiyoso memilih untuk membopong mereka yang terluka sambil memanggul senjata. Perjuangan Sutiyoso menyelamatkan anggotanya membuat salah seorang anggota yang dipapahnya meminta agar supaya ditinggal dan dibekali granat. Jika sewaktu-waktu tertangkap musuh, mereka akan meledakkan diri dengan granat tersebut.

“Tidak! Kamu bisa saya selamatkan. Kuatkan saja dirimu!” tegas Sutiyoso.

Sutiyoso kemudian membopong anggotanya yang terluka ke tempat yang lebih aman. Ke tempat di mana helikopter menjemput. Perjuangan Sutiyoso menyelamatkan anggotanya yang terluka di bawah desingan peluru berhasil. Keempat anggota yang tertembak akhirnya berhasil dievakuasi menggunakan helikopter.

Sepak terjang Sutiyoso di medan operasi tidak hanya dilakukan ketika masih aktif menjadi tentara. Di saat pensiun dan sudah tidak lagi menjadi prajurit Kopassus, abituren Akademi Militer (Akmil) 1968 ini masih terjun ke medan operasi di Aceh.

Di usianya yang tidak lagi muda, tak menyurutkan nyalinya untuk menghadapi kelompok bersenjata yang dipimpin Din Minimi, mantan anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

Sutiyoso yang ketika itu menjabat sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) terpanggil untuk meredam pergerakan mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Nurdin Ismail alias Din Minimi di Aceh. “Saya pikir yang belum aman di Aceh dan Papua. Ini cuma satu kelompok maka saya selesaikan dulu ini,” kenang Sutiyoso dalam kanal YouTube Refly Harun yang dikutip SINDOnews, Selasa (3/12/2024).

Senjata Ini Jadi Penjaga Nyawa Jenderal Kopassus di Medan Operasi Aceh hingga Timtim

Koleksi senjata milik Letjen TNI Purn. Sutiyoso

Din Minimi merupakan pimpinan kelompok bersenjata mantan anggota GAM paling dicari pascapenandatanganan kesepakatan Helsinki di Finlandia pada 15 Agustus 2005. Sepak terjangnya sangat meresahkan masyarakat dan aparat. Tidak sedikit masyarakat maupun aparat keamanan yang menjadi korban keganasan kelompok ini.

”Din Minimi, kelompok GAM yang masih ada jumlahnya 120 orang. Nama aslinya Nurdin, sedangkan Minimi itu sebutan senjata tangguh. Sudah empat tahun lebih dia diburu aparat,” ujarnya.

Tak ingin jatuh korban lebih banyak lagi, mantan Wadanjen Kopassus ini memutuskan untuk terjun langsung ke medan operasi. Ditemani dua anak buahnya yakni Kapten Desna dan Sersan Wayan, pria yang dikenal dengan panggilan Bang Yos ini kemudian masuk ke hutan untuk mencari tempat persembunyian Din Minimi.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1062 seconds (0.1#10.140)