Survei Indikator: 85,3% Publik Meyakini Kepemimpinan Prabowo Lima Tahun Mendatang
loading...
A
A
A
JAKARTA - Lembaga Indikator Politik Indonesia merilis survei tingkat keyakinan publik terhadap kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto sebesar 85,3% untuk memimpin Indonesia lima tahun yang akan datang.
Hal ini berdasarkan survei Indikator Politik kepada 1.200 orang di Seluruh Indonesia pada 10-15 Oktober 2024 atau lima hari sebelum Prabowo dan Gibran dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden periode 2024-2029. Survei nasional ini dilakukan terhadap 38 provinsi yang ada di Indonesia ini dilakukan dengan multistage random sampling dan memiliki margin of error sekitar 2,9% pada tingkat kepercayaan 95%.
“Nah ternyata 85,3% ya, survei bulan Oktober kami menemukan bahwa masyarakat sangat yakin atau cukup yakin mampu memimpin Indonesia menjadi lebih baik dari sekarang. Nah ini relatif mirip ya dengan survei Kompas yakni, 84%. Kita dapat 85,3% tapi overall yang kita bisa simpulkan dari data ini adalah terjadi semacam bulan madu publiknya Pak Prabowo,” kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi saat memaparkan hasil survei secara virtual, Minggu (27/10/2024).
Burhanuddin mengatakan angka ini merupakan indikasi jika tingkat keyakinan publik tinggi sekali namun seperti pisau bermata dua. “Satu sisi ini menunjukkan legitimasi dan modal politik Pak Prabowo yang sangat besar. Tapi di sisi lain itu juga bisa menjadi penanda kalau misalnya pemerintahan Prabowo gagal untuk membeli ekspektasi publik tingkat kekecewaannya jauh lebih berat. Jadi itu kira-kira, pisau bermata dua.”
“Kalau kita bandingkan dengan survei-survei serupa yang kita lakukan setelah Pak Prabowo terpilih tanggal 14 Februari kita punya pertanyaan ini tidak survei terakhir itu memang tinggi rata-rata 83 sampai 85%,” ujarnya.
Bahkan, kata Burhanuddin, angka kepercayaan terhadap Presiden Prabowo ini melebihi survei-survei kepada Presiden Indonesia sebelumnya. “Nah, pertanyaannya bagaimana kalau dibandingkan dengan presiden-presiden sebelumnya terus terang public confidence terhadap presiden-presiden sebelum Pak Prabowo lebih tinggi rendah, kisaran 60% mereka yang confident. Untuk Pak Prabowo, itu tinggi 15 poin dibanding mereka.”
Lalu, Burhanuddin pun menjelaskan mengapa angka kepercayaan kepada Presiden Prabowo tinggi. Salah satunya, ada basis pendukung Presiden Jokowi di 2014 dan 2019 yang mendukung Prabowo.
“Makanya public confidence pada masa Pak Jokowi 2014 maupun 2019 itu lebih bersifat partisan karena hanya ditopang oleh pendukung Pak Jokowi saja yang confident terhadap Pak Jokowi tapi pendukung Pak Prabowo masih belum yakin. Nah sekarang itu agak berbeda karena Prabowo terpilih salah satunya dengan efeknya pak Jokowi, makanya ketika Pak Prabowo terpilih sebagai presiden apalagi dengan anaknya Pak Jokowi, itu pendukung pak Jokowi juga confident kepada Pak Prabowo,” pungkasnya.
Hal ini berdasarkan survei Indikator Politik kepada 1.200 orang di Seluruh Indonesia pada 10-15 Oktober 2024 atau lima hari sebelum Prabowo dan Gibran dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden periode 2024-2029. Survei nasional ini dilakukan terhadap 38 provinsi yang ada di Indonesia ini dilakukan dengan multistage random sampling dan memiliki margin of error sekitar 2,9% pada tingkat kepercayaan 95%.
“Nah ternyata 85,3% ya, survei bulan Oktober kami menemukan bahwa masyarakat sangat yakin atau cukup yakin mampu memimpin Indonesia menjadi lebih baik dari sekarang. Nah ini relatif mirip ya dengan survei Kompas yakni, 84%. Kita dapat 85,3% tapi overall yang kita bisa simpulkan dari data ini adalah terjadi semacam bulan madu publiknya Pak Prabowo,” kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi saat memaparkan hasil survei secara virtual, Minggu (27/10/2024).
Burhanuddin mengatakan angka ini merupakan indikasi jika tingkat keyakinan publik tinggi sekali namun seperti pisau bermata dua. “Satu sisi ini menunjukkan legitimasi dan modal politik Pak Prabowo yang sangat besar. Tapi di sisi lain itu juga bisa menjadi penanda kalau misalnya pemerintahan Prabowo gagal untuk membeli ekspektasi publik tingkat kekecewaannya jauh lebih berat. Jadi itu kira-kira, pisau bermata dua.”
“Kalau kita bandingkan dengan survei-survei serupa yang kita lakukan setelah Pak Prabowo terpilih tanggal 14 Februari kita punya pertanyaan ini tidak survei terakhir itu memang tinggi rata-rata 83 sampai 85%,” ujarnya.
Bahkan, kata Burhanuddin, angka kepercayaan terhadap Presiden Prabowo ini melebihi survei-survei kepada Presiden Indonesia sebelumnya. “Nah, pertanyaannya bagaimana kalau dibandingkan dengan presiden-presiden sebelumnya terus terang public confidence terhadap presiden-presiden sebelum Pak Prabowo lebih tinggi rendah, kisaran 60% mereka yang confident. Untuk Pak Prabowo, itu tinggi 15 poin dibanding mereka.”
Lalu, Burhanuddin pun menjelaskan mengapa angka kepercayaan kepada Presiden Prabowo tinggi. Salah satunya, ada basis pendukung Presiden Jokowi di 2014 dan 2019 yang mendukung Prabowo.
“Makanya public confidence pada masa Pak Jokowi 2014 maupun 2019 itu lebih bersifat partisan karena hanya ditopang oleh pendukung Pak Jokowi saja yang confident terhadap Pak Jokowi tapi pendukung Pak Prabowo masih belum yakin. Nah sekarang itu agak berbeda karena Prabowo terpilih salah satunya dengan efeknya pak Jokowi, makanya ketika Pak Prabowo terpilih sebagai presiden apalagi dengan anaknya Pak Jokowi, itu pendukung pak Jokowi juga confident kepada Pak Prabowo,” pungkasnya.
(cip)