Prabowo Sebut Orang Suka Caci Maki Pasti Ketahuan, Sindir Siapa?

Jum'at, 11 Oktober 2024 - 17:40 WIB
loading...
Prabowo Sebut Orang...
Presiden Terpilih Prabowo Subianto di acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Legislatif PKB yang digelar di Hotel Grand Sahid Jaya, Kamis (10/10/2024). Foto/YouTube PKB
A A A
JAKARTA - Presiden Terpilih Prabowo Subianto menilai bangsa yang besar tak memiliki adat umpatan dan menjelek-jelekkan. Menurutnya, budaya caci maki tak baik dan tak diajarkan oleh agama apa pun.

Hal itu diungkapkan Prabowo saat berpidato di acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Legislatif PKB yang digelar di Hotel Grand Sahid Jaya, Kamis (10/10/2024).

"Saudara-saudara, ada segelintir orang yang punya budaya caci maki, jelek-jelekin, cari masalah, ya kan. Padahal, saya percaya mereka ini mungkin sudah ditutup hatinya, ditutup matanya. Saya tidak paham mereka itu," kata Prabowo dalam sambutannya.





Menurutnya, segala masalah atau kekurangan harus diakui dan dikoreksi bersama. Namun, ia menegaskan bahwa bangsa besar tak memiliki budaya umpatan dan saling caci maki.

"Tapi, bangsa yang besar janganlah mempunyai adat, mempunyai kebiasaan caci maki. Caci maki antara kawan, caci maki dengan pemimpin, caci maki itu saya kira tidak baik. itu bukan ajaran agama kita. Itu bukan ajaran agama-agama lain pun, saudara-saudara sekalian," terang Prabowo.

Mantan Danjen Kopassus itu menerangkan bahwa rakyat Indonesia tak suka pihak yang berbicara kasar. Ia menilai, pribadi Indonesia tak saling caci maki.



"Jangan bawa budaya budaya dari mana. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang penuh sopan santun. Kritik dengan baik, koreksi dengan baik. Dan akan terbukti, tidak lama pasti semua yang berbuat tidak baik akan kelihatan dan akan ketahuan, dan saya katakan kita harus berani koreksi diri," tegas Prabowo.

Sindiran Prabowo tersebut pun direspons Aktivis dan Pengamat Politik dari Lembaga Kajian Sabang Merauke Circle Syahganda Nainggolan. Syahganda mendorong Prabowo menunjuk hidung atau orang yang dimaksud.

“Dengan demikian menjadi jelas apakah Prabowo Subianto benar-benar ingin memberangus tukang caci maki atau sebaliknya malah membungkam demokrasi ke depan,” ujar Syahganda dalam keterangan tertulisnya, Jumat (11/10/2024).

Syahganda mengingatkan bahwa budaya demokrasi Indonesia memang pernah ada dan berkembang dalam situasi kepemimpinan nasional yang penuh idealisme. Namun, Syahganda menyebut banyak manusia korup dan haus kekuasaan.

Syahganda menuturkan, dalam situasi seperti itu maka kaum oposisi yang tumbuh selama ini, khususnya di era Jokowi melakukan gerakan militan dan radikal untuk mengimbangi kejahatan negara tersebut.

“Jika Prabowo ingin menghilangkan kaum oposisi seperti itu, maka Prabowo nantinya akan terjebak dengan budaya otoritarianisme yang muncul di era Soekarno, Soeharto dan Jokowi. Untuk menghindari itu, Prabowo harus segera menunjuk hidung siapa kelompok tersebut,” ungkapnya.

Syahganda yang merupakan pendiri kelompok oposisi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) ini juga mengapresiasi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang mengingatkan Prabowo beberapa hari lalu agar tetap terbuka pada kritik dari masyarakat. “Sebab, dengan berkembangnya oposisi, fungsi kontrol sosial yang hilang akan diisi oleh kalangan civil society,” pungkasnya.
(rca)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0980 seconds (0.1#10.140)