Billy Mambrasar Terima Audiensi Aktivis Lintas Komunitas Pemuda, Ini yang Dibahas

Selasa, 01 Oktober 2024 - 12:01 WIB
loading...
Billy Mambrasar Terima...
Stafsus Presiden Bidang Inovasi, Pendidikan, dan Daerah Terluar Billy Mambrasar menerima audiensi dari berbagai komunitas pemuda dan aktivis yang membahas isu-isu pendidikan. Foto/istimewa
A A A
JAKARTA - Staf Khusus (Stafsus) Presiden Bidang Inovasi, Pendidikan, dan Daerah Terluar Billy Mambrasar menerima audiensi dari berbagai komunitas pemuda dan aktivis yang membahas isu-isu pendidikan .

Audiensi ini dihadiri oleh sejumlah komunitas seperti Youth On Policy, Bekasi Ambil Peran, Tadulako Youth Movement, Gensmart Indonesia, Geo Impact, Wadah Baik, dan TIDAR Turki.

Dalam kesempatan ini, perwakilan masing-masing menyampaikan pandangan dan rekomendasi kebijakan terkait masalah pendidikan, yang selanjutnya akan disampaikan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).



“Sebagai Staf Khusus Presiden yang salah satu fokus tugasnya adalah di sektor pendidikan, saya menyambut hangat teman-teman aktivis lintas komunitas yang hadir hari ini,” kata Billy Mambrasar di Wisma Negara, Kompleks Istana Negara, Selasa (1/10/2024).

“Saya selalu tekankan di berbagai kesempatan, anak muda bukan saja objek, tetapi harus jadi subjek kebijakan publik. Bukan saja target, tetapi aktor pembangunan,” sambung Billy.



Oleh sebab itu, dia senang sekali dapat menerima dan memfasilitasi forum-forum seperti ini merupakan satu dari banyak langkah konkret yang dapat dan akan kita kerjakan bersama untuk menjawab tantangan kesenjangan akses pendidikan di Indonesia.

“Tidak boleh ada satu orang pun yang tertinggal. No one left behind, sebagaimana semangat SDGs atau keberlanjutan,” lanjut Billy yang juga merupakan Duta SDGs Indonesia ini.

Diskusi ini menyoroti berbagai isu strategis seperti kesenjangan infrastruktur pendidikan, kesejahteraan guru, serta sistem zonasi dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).

Salah satu rekomendasi penting datang dari Co-Founder Youth On Policy Yogi Syahputra yang menyoroti relevansi UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. "UU ini sudah tidak mampu menjawab tantangan pendidikan tinggi Indonesia.

Komersialisasi perguruan tinggi, kegagalan target World Class University (WCU), serta rendahnya aksesibilitas perguruan tinggi adalah isu besar yang harus segera diatasi," ujar Yogi.

Co-Founder Bekasi Ambil Peran Bayu Satria Utomo juga membahas isu terkait sistem zonasi PPDB yang dianggap kurang adil.

“Sistem zonasi yang ada saat ini cenderung merugikan siswa dari daerah yang minim fasilitas pendidikan. Perlu ada reformasi dalam penerapan zonasi agar lebih mengakomodasi kebutuhan siswa dari berbagai latar belakang,” kata Bayu.

Co-Founder Tadulako Youth Movement Ichwan Budjang, menyoroti kesenjangan infrastruktur pendidikan, terutama di wilayah-wilayah terpencil dan terluar Indonesia.

“Di banyak daerah, infrastruktur pendidikan masih jauh dari layak. Fasilitas sekolah yang buruk dan akses yang sulit membuat siswa tidak mendapatkan pendidikan yang setara dengan daerah perkotaan,” tegas Ichwan.
(cip)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1066 seconds (0.1#10.140)