Wacana Sertifikasi Pernikahan Dikhawatirkan Bikin Gaduh
A
A
A
JAKARTA - Sertifikasi pernikahan sebagai syarat calon pasangan suami istri sebelum menikah dikhawatirkan menimbulkan kegaduhan di masyarakat.
(Baca juga: Sertifikasi Nikah Perlu Dikaji Manfaat dan Mudaratnya)
Maka itu Ketua Komisi VIII DPR, Yandri Susanto meminta Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, agar hati-hati dalam membuat kebijakan sertifikasi pernikahan itu.
"Harus hati-hati, dikaji betul manfaat dan mudaratnya, karena masalah orang kawin itu masalah yang sangat privat, sangat pribadi," ujar Yandri Susanto, Jumat (15/11/2019).
Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) ini pun memberi contoh, Alquran sudah mengatur ukuran-ukuran layak atau tidak menikah. Dia mengatakan, jika seseorang sanggup menikah, maka bisa dilakukan.
Tetapi jika belum sanggup kata dia, seseorang itu bisa berpuasa dan ada ukurannya. "Nah sekarang yang mau disertifikatkan oleh pemerintah itu apanya, parameternya apa. Kalau menurut saya, sekali lagi kalau tidak hati-hati bisa bikin gaduh," ungkapnya.
Maka itu menurut Yandri, seharusnya wacana itu dikaji mendalam terlebih dahulu, sebelum dilontarkan ke masyarakat. "Mudarat dan manfaatnya apa," pungkasnya.
(Baca juga: Sertifikasi Nikah Perlu Dikaji Manfaat dan Mudaratnya)
Maka itu Ketua Komisi VIII DPR, Yandri Susanto meminta Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, agar hati-hati dalam membuat kebijakan sertifikasi pernikahan itu.
"Harus hati-hati, dikaji betul manfaat dan mudaratnya, karena masalah orang kawin itu masalah yang sangat privat, sangat pribadi," ujar Yandri Susanto, Jumat (15/11/2019).
Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) ini pun memberi contoh, Alquran sudah mengatur ukuran-ukuran layak atau tidak menikah. Dia mengatakan, jika seseorang sanggup menikah, maka bisa dilakukan.
Tetapi jika belum sanggup kata dia, seseorang itu bisa berpuasa dan ada ukurannya. "Nah sekarang yang mau disertifikatkan oleh pemerintah itu apanya, parameternya apa. Kalau menurut saya, sekali lagi kalau tidak hati-hati bisa bikin gaduh," ungkapnya.
Maka itu menurut Yandri, seharusnya wacana itu dikaji mendalam terlebih dahulu, sebelum dilontarkan ke masyarakat. "Mudarat dan manfaatnya apa," pungkasnya.
(maf)