Ke Lokasi Sekolah Ambruk, Menteri Nadiem Geram: Saya Tak Bisa Terima!

Kamis, 07 November 2019 - 19:59 WIB
Ke Lokasi Sekolah Ambruk, Menteri Nadiem Geram: Saya Tak Bisa Terima!
Ke Lokasi Sekolah Ambruk, Menteri Nadiem Geram: Saya Tak Bisa Terima!
A A A
PASURUAN - Jatuhnya korban jiwa akibat ambruknya atap ruang kelas di Gedung SD Negeri Gentong, Pasuruan, Jawa Timur membuat prihatin Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim.

Pendiri Gojek tersebut, datang langsung menyaksikan kondisi bangunan ruang kelas yang mengalami kerusakan berat. Tatapan matanya nanar, ketika menyaksikan puing-puing di empat ruang kelas.

"Ini hari yang menyedihkan. Saya melihat ada empat kelas ambruk, ada dua korban jiwa yaitu satu guru dan murid. Saya ucapkan belasungkawa dan turut berduka cita untuk keluarga korban," tutur Nadiem, Kamis (7/11/2019). (Baca Juga: Empat Ruang Kelas SD Negeri Gentong Ambruk, Satu Murid dan Satu Guru Tewas)

Dia juga geram dengan robohnya atap ruang kelas tersebut. Menurut dia, kejadian ini adalah suatu hal yang tidak bisa diterimanya. "Ini adalah suatu hal yang tidak bisa saya terima," tegasnya.

Menurut Nadiem, saat ini semua pihak dari pusat hingga pemerintah daerah harus mampu melakukan hal yang lebih baik, bekerjasama, dan bergotong royong untuk memastikan tragedi ini tidak terulang kembali.

"Keamanan murid, guru, dan orang tua harus nomor satu, agar kita bisa belajar dengan aman, dan dengan senang. Ini sangat memprihatinkan, dan tidak boleh terulang lagi. Saya sudah kirim tim dari Inspektorat Jenderal (Kemendikbud) untuk segera lakukan investigasi terhadap kejadian ini," katanya.

Dia berharap kejadian ini yang terakhir kalinya. Dia juga meminta semua pihak untuk merencanakan pembangunan sekolah dengan lebih baik lagi, sehingga musibah buruk ini bisa dihindari.

Usai meninjau sekolah yang ambruk dan berdialog dengan para guru. Nadiem juga mengunjungi rumah korban. Salah satunya berkunjung di rumah almarhumah Irza Almira, pelajar kelas dua SD Negeri Gentong, yang meninggal dunia akibat kejadian ini.

Nadiem berjalan kaki dari sekolah menuju rumah duka, yang lokasinya berada di belakang sekolah. Saat tiba di rumah duka, dia sempat melakukan doa bersama dengan kedua orang tua almarhumah.

Menteri muda ini juga tampak serius berdialog dengan kedua orang tua almarhumah, dan menyampaikan duka cita mendalam. "Saya sangat berduka cita, dan berbelasungkawa untuk keluarga korban," tuturnya.
Ke Lokasi Sekolah Ambruk, Menteri Nadiem Geram: Saya Tak Bisa Terima!

Ayah almarhumah Irza Almira, Zubair masih belum bisa menyembunyikan duka cita di raut wajahnya, meskipun dia selalu berusaha untuk tegar menghadapi kenyataan puteri sulungnya telah tiada.

Zubair juga tidak mampu membendung tangisnya, saat Mendikbud mengucapkan belasungkawa, dan melihat foto almarhumah. "Terima kasih Pak Mendikbud sudah datang dan turut berduka cita," ujar Zubair didampingi istrinya, Khoiro.

Zubair berharap, kejadian ini merupakan yang terakhir kalinya. "Jangan ada lagi kejadian seperti ini di sekolah. Pembangunan sekolah harus benar-benar dilakukan dengan baik. Jangan dikorupsi," tuturnya.
Ke Lokasi Sekolah Ambruk, Menteri Nadiem Geram: Saya Tak Bisa Terima!

Sementara itu, Polda Jatim bergerak cepat untuk menyelidiki kasus ambruknya atap ruang kelas SD Negeri Gentong, hingga mengakibatkan dua korban meninggal dunia.

Kasubag Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera mengatakan, sejak Kamis (7/11/2019) telah dilakukan pemeriksaan saksi-saksi terkait kasus ambruknya atap ruang kelas SD Negeri Gentong.

"Ada empat saksi yang dimintai keterangan dalam proses penyelidikan ini. Para saksi dimintai keterangan oleh penyelidik Unit III Tipidkor Satreskrim Polres Pasuruan Kota, bersama Polda Jatim," ujarnya.

Empat saksi yang diperiksa terkait robohnya atap kelas II A, II B, V B, dan V A SD Negeri Gentong, yang ada di Jalan Kyai Sepuh Nomor 49 Kelurahan Gentong, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan, antara lain Rendro Tri Handoko selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Dinas Pendidikan Kota Pasuruan.

Selain itu, saksi yang turut dimintai keterangan adalah Lukman Santoso selaku Direktur CV Andalus, Sudendy Sasmita Mulya selaku Direktur CV DHL Putra, dan Mochammad Rizal selaku PPK Dinas Pendidikan Kota Pasuruan, saat pekerjaan rehabilitasi ruang kelas SD Negeri Gentong Kota Pasuruan, tahun 2012.

Barung menyebutkan, rencananya akan mengundang beberapa saksi lagi untuk dimintai keterangan, yakni Ida Ariyadi, selaku Kepala SD Negeri Gentong, yang saat itu menjabat juga sebagai ketua panitia pembangunan sekolah dalam pengerjaan rehabilitasi ruang kelas tahun 2012.

Selain Ida Ariyani, polisi juga akan memanggil Machfea selaku Bendahara SD Negeri Gentong, yang saat itu juga menjabat sebagai bendahara panitia pembangunan sekolah dalam pengerjaan rehabilitasi ruang kelas tahun 2012.

Saksi lain yang bakal dimintai keterangan oleh polisi adalah Dedik yang melakukan pekerjaan atas rehab ruang kelas SD Negeri Gentong tahun 2012. Dan, Sutiaji Efendy selaku penanggung jawab teknis dalam panitia pembangunan sekolah pada pekerjaan rehabilitasi ruang kelas tahun 2012.

Polisi juga akan melakukan pemanggilan untuk dimintai keterangan sebagai saksi terhadap Subandrio, yang merupakan Kepala Dinas Pendidikan Kota Pasuruan, pada tahun 2012 silam.

Atap ruang kelas SD Negeri Gentong tiba-tiba ambruk pada Selasa 5 November 2019 pagi saat proses belajar mengajar sedang berlangsung. Dua orang meninggal dunia dalam kejadian ini, yakni Sevina Arsy Putri Wijaya (19), dan Irza Amira (8).

Almarhumah Sevina Arsy Putri Wijaya yang merupakan pegawai honorer sekolah meninggal dunia saat berada di kelas V A. Lalu Irza Almira, meninggal dunia saat berada di ruang kelas II B. Dalam peristiwa ini, sebanyak 11 orang mengalami luka-luka

Sevina Arsy WEijaya, merupakan tenaga pengajar di kelas lima SD Negeri Gentong 1. Merupakan warga Jalan MT Hariyono Gang 4, Kelurahan Mandaranrejo, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan.

Sedangkan Irza Amira, merupakan pelajar kelas 2 SD Negeri Gentong 1, warga Jalan KH Sepuh, Kelurahan Gentong, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.5291 seconds (0.1#10.140)