Media Televisi Diminta Perbanyak Show Jurnalisme

Jum'at, 13 September 2024 - 20:56 WIB
loading...
Media Televisi Diminta...
Konsolidasi Nasional Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) berlangsung di Hotel Peninsula, Jakarta, Jumat (13/9/2024). Foto: Ist
A A A
JAKARTA - Kemajuan teknologi dikhawatirkan berdampak pada kekacauan informasi jelang pilkada yang akan berlangsung, November 2024. Penyebaran disinformasi seperti video deep fake dengan mudah menyebar dan memiliki kualitas gambar yang bagus.

Kondisi tersebut harus diantisipasi agar kekacauan informasi yang terjadi dalam Pemilu 2024 tidak terulang kembali.



Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria mengatakan, salah satu cara menangkal penyebaran disinformasi tersebut dengan memanfaatkan teknologi Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.

Menurut dia, pemanfaatan AI dalam jurnalisme akan memudahkan dalam menyaring informasi yang akan disampaikan ke masyarakat. “Artificial Intelligence bisa untuk pengecekan fakta dan analisa disinformasi,” ujarnya.

Selain pengecekan fakta dan analisa disinformasi, teknologi AI dalam jurnalisme juga bisa digunakan untuk personalisasi dan otomatisasi konten, peringkasan dan penyusunan teks serta chatbot untuk interview dan survei publik.

Nezar mengatakan, media nasional bisa menerapkan model bisnis multiplatform dengan menyajikan berita di beberapa platform konten sekaligus. Kedua, menghadirkan konten show jurnalisme yang fokus pada konten berita mendalam, spesifik, dan menarik. Ketiga, diversifikasi dan penyajian konten berkualitas melalui skema digital subscription.

Dan terakhir, pemanfaatan teknologi terkini seperti Artifcial Intelligence dalam kegiatan jurnalistik seperti pembuatan konten berita dan penerjemahan berita. Nezar menyampaikan hal tersebut dalam sambutannya di acara Konsolidasi Nasional Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) yang berlangsung di Hotel Peninsula, Jakarta, Jumat (13/9/2024).

Konsolidasi nasional yang mengambil tema Eksistensi TV Berita dan Kemerdekaan Pers di Era AI, digelar dalam rangka memperingati hari jadi IJTI yang ke-26.

Selain Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, hadir dalam acara tersebut Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu, Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko, dan pemimpin redaksi dari sejumlah stasiun televisi serta perwakilan pengurus IJTI dari seluruh provinsi.

Ketua Umum IJTI Herik Kurniawan mengatakan, teknologi kecerdasan buatan bisa memberi manfaat dan juga bisa menjadi ancaman. “Bisa memudahkan juga bisa mengancam, dan jurnalis televisi harus bisa mengantisipasi ancaman tersebut,” katanya.

Salah satu cara mengantisipasinya dengan menggelar Konsolidasi Nasional. “Kita akan menyerap banyak ilmu dari narasumber yang kita hadirkan untuk menambah pengetahuan tentang teknologi AI,” ucapnya.

Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu mengapresiasi tema yang dipilih IJTI dalam kegiatan Konsolidasi Nasional. “Teknologi buatan sudah banyak yang digunakan untuk memanipulasi informasi,” katanya.

Tema tersebut menunjukkan IJTI sudah semakin maju menyikapi perkembangan zaman. “Usia 26 tahun semakin mengukuhkan partisipasinya dalam mewujudkan kemerdakaan pers,” ujarnya.

Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) merupakan organisasi bagi jurnalis televisi yang didirikan 9 Agustus 1998. IJTI lahir pada era reformasi, yang diinisiasi sejumlah jurnalis televisi dari berbagai stasiun televisi. Kongres pertama digelar di Hotel Peninsula, yang saat ini menjadi tempat diselenggarakannya Konsolidasi Nasional 26 tahun IJTI.
(jon)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0743 seconds (0.1#10.140)