Anies Beri Sinyal Dirikan Parpol, Hidayat Nur Wahid PKS: Saya Doakan Beliau Sukses
loading...
A
A
A
JAKARTA - Anies Baswedan memberi sinyal akan mendirikan ormas atau parpol setelah gagal maju Pilkada 2024. Wakil Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera ( PKS ) Hidayat Nur Wahid mendoakan rencana ini bisa berjalan dengan lancar.
"Saya doakan beliau agar sukses dengan partai barunya atau partai yang beliau akan buat," kata pria yang akrab disapa HNW di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (3/9/2024).
Menurut HNW, wacana mendirikan partai politik (parpol) merupakan suatu hal yang wajar dilakukan oleh siapa pun yang mempunyai keinginan untuk lebih kuat lagi berkontribusi bagi Indonesia. Wakil Ketua MPR RI itu pun menyinggung langkah tersebut pernah dilakukan oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Dulu Pak SBY ketika beliau mencalonkan diri sebagai wakil presiden di MPR bertarung dengan Pak Hamzah Haz dan lain sebagainya beliau kalah kan, dan akhirnya beliau bikin Demokrat, dan akhirnya beliau menang sebagai presiden 2004," ujar HNW.
Diketahui, pada 23 Juli 2001, Megawati Soekarnoputri menjadi Presiden RI menggantikan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang dimakzulkan MPR RI. Naiknya Megawati menjadi presiden membuat kursi wakil presiden yang sebelumnya diduduki putri Soekarno (Bung Karno) itu kosong.
Sejumlah nama calon wakil presiden (cawapres) pun bermunculan. Mereka yakni mantan Menteri Negara Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Pengentasan Kemiskinan yang juga Ketua Umum DPP PPP Hamzah Haz, Ketua Umum Partai Golkar yang juga Ketua DPR RI Akbar Tandjung, mantan Menko Polsoskam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Agum Gumelar, serta Siswono Yudo Husodo.
Saat pemilihan di MPR RI, Hamzah Haz yang didukung Fraksi PPP dan Fraksi Reformasi menang pada putaran pertama dengan meraih 238 suara dari 613 anggota MPR RI yang hadir. Di bawahnya ada Akbar Tandjung, Susilo Bambang Yudhoyono, Agum Gumelar, dan Siswono Yudo Husodo.
Karena tidak ada cawapres yang meraih suara lebih dari separuh anggota MPR yang hadir, pemilihan kemudian dilanjutkan ke tahap kedua. Tiga cawapres peraih suara terbanyak yakni Hamzah Haz, Akbar Tandjung, dan SBY, bertarung di pemilihan tahap kedua ini. Hasilnya, Hamzah Haz tetap unggul dengan meraih 254 suara dari 609 anggota MPR yang hadir. Akbar Tandjung di urutan kedua dengan 203 suara, sementara SBY yang dicalonkan Fraksi Kesatuan Kebangsaan Indonesia dan 80 anggota MPR RI, hanya meraih 147 suara.
Pemilihan dilanjutkan ke tahap tiga. Hanya dua yang maju ke tahap ini, yakni Hamzah Haz dan Akbar Tandjung. Hamzah sukses meraih 340 suara dari 610 anggota MPR yang hadir. Sementara, Akbar Tandjung hanya mendapat 237 suara. Abstain 29 suara dan empat suara dinyatakan tidak sah.
Namun, Hidayat mengingatkan tak otomatis orang yang membuat parpol akan menjadi presiden di kemudian hari. Hidayat melihat, banyak juga orang yang membuat partai politik, justru dihadapkan kegagalan.
"Tapi apa pun tentu ketokohan beliau sangat baik kalau kemudian beliau lanjutkan dalam konteks beliau membuat parpol," pungkasnya.
"Saya doakan beliau agar sukses dengan partai barunya atau partai yang beliau akan buat," kata pria yang akrab disapa HNW di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (3/9/2024).
Menurut HNW, wacana mendirikan partai politik (parpol) merupakan suatu hal yang wajar dilakukan oleh siapa pun yang mempunyai keinginan untuk lebih kuat lagi berkontribusi bagi Indonesia. Wakil Ketua MPR RI itu pun menyinggung langkah tersebut pernah dilakukan oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Dulu Pak SBY ketika beliau mencalonkan diri sebagai wakil presiden di MPR bertarung dengan Pak Hamzah Haz dan lain sebagainya beliau kalah kan, dan akhirnya beliau bikin Demokrat, dan akhirnya beliau menang sebagai presiden 2004," ujar HNW.
Diketahui, pada 23 Juli 2001, Megawati Soekarnoputri menjadi Presiden RI menggantikan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang dimakzulkan MPR RI. Naiknya Megawati menjadi presiden membuat kursi wakil presiden yang sebelumnya diduduki putri Soekarno (Bung Karno) itu kosong.
Sejumlah nama calon wakil presiden (cawapres) pun bermunculan. Mereka yakni mantan Menteri Negara Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Pengentasan Kemiskinan yang juga Ketua Umum DPP PPP Hamzah Haz, Ketua Umum Partai Golkar yang juga Ketua DPR RI Akbar Tandjung, mantan Menko Polsoskam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Agum Gumelar, serta Siswono Yudo Husodo.
Saat pemilihan di MPR RI, Hamzah Haz yang didukung Fraksi PPP dan Fraksi Reformasi menang pada putaran pertama dengan meraih 238 suara dari 613 anggota MPR RI yang hadir. Di bawahnya ada Akbar Tandjung, Susilo Bambang Yudhoyono, Agum Gumelar, dan Siswono Yudo Husodo.
Karena tidak ada cawapres yang meraih suara lebih dari separuh anggota MPR yang hadir, pemilihan kemudian dilanjutkan ke tahap kedua. Tiga cawapres peraih suara terbanyak yakni Hamzah Haz, Akbar Tandjung, dan SBY, bertarung di pemilihan tahap kedua ini. Hasilnya, Hamzah Haz tetap unggul dengan meraih 254 suara dari 609 anggota MPR yang hadir. Akbar Tandjung di urutan kedua dengan 203 suara, sementara SBY yang dicalonkan Fraksi Kesatuan Kebangsaan Indonesia dan 80 anggota MPR RI, hanya meraih 147 suara.
Pemilihan dilanjutkan ke tahap tiga. Hanya dua yang maju ke tahap ini, yakni Hamzah Haz dan Akbar Tandjung. Hamzah sukses meraih 340 suara dari 610 anggota MPR yang hadir. Sementara, Akbar Tandjung hanya mendapat 237 suara. Abstain 29 suara dan empat suara dinyatakan tidak sah.
Namun, Hidayat mengingatkan tak otomatis orang yang membuat parpol akan menjadi presiden di kemudian hari. Hidayat melihat, banyak juga orang yang membuat partai politik, justru dihadapkan kegagalan.
"Tapi apa pun tentu ketokohan beliau sangat baik kalau kemudian beliau lanjutkan dalam konteks beliau membuat parpol," pungkasnya.
(zik)