Bamsoet Jadi Ketua MPR, Keberhasilan Partai Golkar Pascareformasi

Kamis, 03 Oktober 2019 - 22:12 WIB
Bamsoet Jadi Ketua MPR, Keberhasilan Partai Golkar Pascareformasi
Bamsoet Jadi Ketua MPR, Keberhasilan Partai Golkar Pascareformasi
A A A
JAKARTA - Secara musyawarah dan mufakat Bambang Soesatyo (Bamsoet) telah ditetapkan menjadi Ketua MPR, yang mencakup 575 anggota DPR dan 136 anggota DPD. Sebuah lompatan berarti untuk Bamsoet, yang sebelumnya menduduki kursi Ketua DPR.

Dalam memimpin MPR lima tahun ke depan Bamsoet didampingi sembilan tokoh yang mewakili fraksinya masing-masing, yakni Ahmad Basarah (F-PDI Perjuangan), Ahmad Muzani (F-Gerindra), Lestari Moerdijat (F-Partai Nasdem), Sjarifuddin Hasan (F-Partai Demokrat), Hidayat Nur Wahid (F-PKS), Zulkifli Hasan (F-PAN), Arsul Sani (F-PPP), dan Fadel Muhammad (Kelompok DPD).

Keberhasilan Bambang Soesatyo menduduki kursi Ketua MPR tak bisa dilepaskan dari kerja keras Fraksi Partai Golkar MPR yang dipimpin oleh Zainuddin Amali. Fraksi Partai Golkar terus melakukan lobi-lobi pada delapan fraksi lain dan DPD, untuk kebulatan dukungan terhadap Bamsoet. Dengan demikian, sukses Bamsoet adalah kemenangan Fraksi Partai Golkar.

Dalam kalkulasi politik, pascareformasi, ini merupakan yang pertama kalinya Partai Golkar menjadi Ketua MPR. Setelah reformasi, kursi Ketua MPR berturut-turut diduduki oleh Amien Rais (PAN/2009), Hidayat Nur Wahid (PKS/2004), Taufik Kiemas (PDIP/2009), dan terakhir Zulkifli Hasan (PAN/2014).

"Tidak bisa dipungkiri jika pencapaian Bamsoet ke tampuk pimpinan MPR tidak bisa dilepaskan dari kerja keras para kader Partai Golkar di bawah kepemimpinan Airlangga Hartarto, khususnya dari lobi-lobi yang cakap dan lihai dari DPP Partai Golkar dan Fraksi Golkar di MPR," kata Ketua Fraksi Partai Golkar MPR Zainudin Amali.

Menurut dia, semua kader Golkar bekerja keras di bawah pimpinan Airlangga Hartarto. Bekerja bersama-sama untuk membuat Partai Golkar kembali diperhitungkan. Keberhasilan Bamsoet menduduki kursi ketua MPR sulit dicapai jika Partai Golkar tidak merebut kursi terbanyak kedua di DPR pada Pileg 2019 ini.

Catatan menunjukkan, Golkar pernah menempati peringkat kedua dalam perolehan kursi DPR, yakni pada Pemilu 2009. Namun, saat itu Partai Golkar gagal merebut kursi ketua DPR, dan juga luput merebut kursi Ketua MPR.

"Oleh karena itu secara politis bahkan bisa disebutkan jika, sebagai pimpinan Partai Golkar, Airlangga Hartarto yang paling berperan dalam mengembalikan kursi ketua MPR kepada kader terbaik partai sekarang ini," katanya.

Di tengah terjadinya erosi semangat kebangsaan, menurunnya nilai-nilai nasionalisme dan cinta Tanah Air, bela negara dan militansi kebangsaan di dalam berbagai kehidupan dan lapisan masyarakat, naiknya Bamsoet ke tampuk pimpinan tertinggi MPR menjadikan tantangan tersendiri. Juga menjadi momentum yang paling tepat, di tengah PR tentang Bhinneka Tunggal Ika dan semangat Pancasila, Golkar kembali memimpin MPR.

"Tidak berlebihan pula jika Airlangga Hartarto memiliki harapan besar terhadap Bamsoet sebagai Ketua MPR RI, agar terus menjaga semangat Pancasila, UUD 45, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika," tegasnya.
(cip)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5442 seconds (0.1#10.140)