Cuitan Lamanya Diungkit Netizen, RK: Saya Minta Maaf, Dulu Kurang Bijak Bermedsos
loading...
A
A
A
JAKARTA - Cuitan lama bakal calon gubernur (Bacagub) Jakarta Ridwan Kamil diungkit oleh para warganet atau netizen di media sosial X. Pria yang kerap disapa RK itu mengaku dulunya kurang bijak saat menggunakan sosial media.
Ridwan Kamil dalam unggahannya di media sosial X menceritakan, dirinya dulu merupakan netizen yang julid. Namun, dirinya kini telah berubah apalagi saat menjadi pejabat publik.
“Dulu 12-15 tahun yang lalu sebelum jadi pejabat publik, saya memang aktif bermain Twitter (sekarang X). Sebagaimana nature-nya platform tersebut, saya berekspresi secara bebas. Kadang penuh kritik pedas, kadang nyindir, sering juga nyinyir. Sering saya katakan di mana-mana, dulu saya adalah netizen yang marah—bahkan julid,” kata RK dalam cuitannya di media sosial X yang dilihat Senin (26/8/2024).
“Tapi kemudian takdir membawa saya ke proses hidup yang lebih kompleks. Pada gilirannya Allah menakdirkan saya menjadi pejabat publik, dari wali kota sampai gubernur. Saya giliran balik dikritik, disindir, dinyinyiri di media sosial. Saya sering melihat diri saya yang dulu, netizen yang marah tadi. Bikin saya tersenyum dan sadar,” sambung dia.
Menurutnya, setiap orang akan melewati tahapan menjadi pihak yang protes, seorang anak muda yang penuh kritik dan sinisme. Namun, baginya semua orang berproses harus menjadi lebih bijaksana dan tahu diri.
“Ibarat anak-anak yang selalu protes pada orang tuanya, remaja yang rebel, pemuda yang kritis dan sinis, pada saatnya akan jadi orang tua yang melihat dari sudut pandang yang berbeda. Yang akan bilang pada dirinya sendiri, "Oh gitu ya saya dulu", dan "Ternyata begini rasanya di posisi ini.",” ujarnya.
Mantan gubernur Jawa Barat itu tak menampik bahwa cuitannya dulu kurang akan literasi dan sopan santun. Ia pun meminta maaf terhadap pihak-pihak yang merasa tersakiti hingga terhina dengan caranya menyampaikan ekspresi.
“Bagaimanapun, untuk twit-twit saya yang lama, saya akui dulu saya kurang bijak dan mungkin kurang literasi, bahkan kurang sopan. Saya mohon maaf jika ada pihak-pihak yang tersakiti, terkritik, tersindir, atau terhina dengan cara saya berekspresi. Semoga saya bisa lebih baik lagi ke depan. 2017-2018 saya pernah meminta maaf tentang hal-hal ini. Saya banyak belajar,” ungkapnya.
Oleh karena itu, ia mengaku tidak membela diri atau berusaha membenarkan terhadap cuitan lamanya itu. Ia pun kembali meminta maaf dan melupakan yang dulu. “Semua orang pernah protes, tapi proseslah yang akan membuatnya sukses. Katanya masa lalu tidak akan mengubah masa depan, tapi sebaliknya. Maafkan aku yang dulu. Mari kita move on,” jelasnya.
Ridwan Kamil dalam unggahannya di media sosial X menceritakan, dirinya dulu merupakan netizen yang julid. Namun, dirinya kini telah berubah apalagi saat menjadi pejabat publik.
“Dulu 12-15 tahun yang lalu sebelum jadi pejabat publik, saya memang aktif bermain Twitter (sekarang X). Sebagaimana nature-nya platform tersebut, saya berekspresi secara bebas. Kadang penuh kritik pedas, kadang nyindir, sering juga nyinyir. Sering saya katakan di mana-mana, dulu saya adalah netizen yang marah—bahkan julid,” kata RK dalam cuitannya di media sosial X yang dilihat Senin (26/8/2024).
Baca Juga
“Tapi kemudian takdir membawa saya ke proses hidup yang lebih kompleks. Pada gilirannya Allah menakdirkan saya menjadi pejabat publik, dari wali kota sampai gubernur. Saya giliran balik dikritik, disindir, dinyinyiri di media sosial. Saya sering melihat diri saya yang dulu, netizen yang marah tadi. Bikin saya tersenyum dan sadar,” sambung dia.
Menurutnya, setiap orang akan melewati tahapan menjadi pihak yang protes, seorang anak muda yang penuh kritik dan sinisme. Namun, baginya semua orang berproses harus menjadi lebih bijaksana dan tahu diri.
“Ibarat anak-anak yang selalu protes pada orang tuanya, remaja yang rebel, pemuda yang kritis dan sinis, pada saatnya akan jadi orang tua yang melihat dari sudut pandang yang berbeda. Yang akan bilang pada dirinya sendiri, "Oh gitu ya saya dulu", dan "Ternyata begini rasanya di posisi ini.",” ujarnya.
Mantan gubernur Jawa Barat itu tak menampik bahwa cuitannya dulu kurang akan literasi dan sopan santun. Ia pun meminta maaf terhadap pihak-pihak yang merasa tersakiti hingga terhina dengan caranya menyampaikan ekspresi.
“Bagaimanapun, untuk twit-twit saya yang lama, saya akui dulu saya kurang bijak dan mungkin kurang literasi, bahkan kurang sopan. Saya mohon maaf jika ada pihak-pihak yang tersakiti, terkritik, tersindir, atau terhina dengan cara saya berekspresi. Semoga saya bisa lebih baik lagi ke depan. 2017-2018 saya pernah meminta maaf tentang hal-hal ini. Saya banyak belajar,” ungkapnya.
Oleh karena itu, ia mengaku tidak membela diri atau berusaha membenarkan terhadap cuitan lamanya itu. Ia pun kembali meminta maaf dan melupakan yang dulu. “Semua orang pernah protes, tapi proseslah yang akan membuatnya sukses. Katanya masa lalu tidak akan mengubah masa depan, tapi sebaliknya. Maafkan aku yang dulu. Mari kita move on,” jelasnya.
(cip)