Tak Dapat Restu Menag Yaqut Alasan Cak Adung Mundur Pencalonan Ketum PKB
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sekjen Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Periode 2015-2024, Abdul Rochman (Cak Adung) memutuskan mundur dari pencalonan Ketua Umum (Ketum) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) . Cak Adung yang masih menjabat sebagai Koordinator Staf Khusus Menteri Agama (Menag) itu tak dapat restu dari Menag Yaqut Cholil Qoumas.
Menag Yaqut Cholil Qoumas mengakui dirinya baru hari ini menerima permohonan izin dari Abdul Rochman untuk mengikuti kontestasi di Muktamar VI PKB. Selaku atasan, dia tidak mengizinkan Adung untuk ikut bursa pemilihan calon Ketua Umum PKB karena masih banyak tugas di Kementerian Agama (Kemenag) yang harus diselesaikan.
“Tadi Adung menghadap saya minta izin. Saya nggak kasih izin. Wong pekerjaan di kantor masih banyak kok ikutan Muktamar segala. Saya larang. Apalagi dia sudah komitmen sejak awal menjadi staf khusus saya untuk fokus membantu tugas-tugas di Kementerian Agama,” ujar Gus Men, sapaan akrab Menag Yaqut, Jumat (23/8/2023).
Gus Men menjelaskan dirinya akan sowan ke kiai-kiai untuk menyampaikan bahwa Adung tidak diperkenankan untuk ikut mencalonkan diri sebagai Ketum PKB.
“Atas pembatalan ini saya juga akan sowan atau menyampaikan kepada para kiai yang telah memberikan restu dan dukungan. Saya menyampaikan rasa hormat dan terima kasih. Pembatalan ini semata-mata ada tugas yang harus diselesaikan Adung untuk kepentingan masyarakat lebih luas yang waktunya nggak bisa dibagi dengan ikut Muktamar,” tutup Menag.
Sementara itu, Cak Adung memastikan dirinya akan fokus menuntaskan tugasnya sebagai Stafsus Menag. “Setelah berdiskusi cukup intens, Gus Men (Menag RI Yaqut Cholil Qoumas) akhirnya meminta saya untuk mengutamakan tugas-tugas di pemerintahan,” katanya.
Adung mengakui keputusan mundur ini pasti mengejutkan banyak pihak, termasuk para kiai dan ratusan pengurus cabang yang sudah mendukungnya. Adung berharap meski dia batal maju, Muktamar PKB benar-benar berjalan demokratis dan menghasilkan pemimpin yang memiliki komitmen tinggi terhadap kemajuan partai.
Atas keputusannya ini, Adung juga segera menyampaikan arahan kepada para pendukungnya, termasuk mendorong agar menempatkan muktamar sebagai forum evaluatif yang kritis untuk mengembalikan PKB sebagai partai yang reformis, terbuka, dan modern.
“Saya dengan kerendahan hati mohon maaf atas keputusan ini. Saya yakin perubahan dan kemajuan di PKB akan segera terwujud dengan kesadaran dan komitmen bersama para kader. Saya yakin ini keputusan terbaik,” pungkasnya.
Menag Yaqut Cholil Qoumas mengakui dirinya baru hari ini menerima permohonan izin dari Abdul Rochman untuk mengikuti kontestasi di Muktamar VI PKB. Selaku atasan, dia tidak mengizinkan Adung untuk ikut bursa pemilihan calon Ketua Umum PKB karena masih banyak tugas di Kementerian Agama (Kemenag) yang harus diselesaikan.
“Tadi Adung menghadap saya minta izin. Saya nggak kasih izin. Wong pekerjaan di kantor masih banyak kok ikutan Muktamar segala. Saya larang. Apalagi dia sudah komitmen sejak awal menjadi staf khusus saya untuk fokus membantu tugas-tugas di Kementerian Agama,” ujar Gus Men, sapaan akrab Menag Yaqut, Jumat (23/8/2023).
Gus Men menjelaskan dirinya akan sowan ke kiai-kiai untuk menyampaikan bahwa Adung tidak diperkenankan untuk ikut mencalonkan diri sebagai Ketum PKB.
“Atas pembatalan ini saya juga akan sowan atau menyampaikan kepada para kiai yang telah memberikan restu dan dukungan. Saya menyampaikan rasa hormat dan terima kasih. Pembatalan ini semata-mata ada tugas yang harus diselesaikan Adung untuk kepentingan masyarakat lebih luas yang waktunya nggak bisa dibagi dengan ikut Muktamar,” tutup Menag.
Sementara itu, Cak Adung memastikan dirinya akan fokus menuntaskan tugasnya sebagai Stafsus Menag. “Setelah berdiskusi cukup intens, Gus Men (Menag RI Yaqut Cholil Qoumas) akhirnya meminta saya untuk mengutamakan tugas-tugas di pemerintahan,” katanya.
Adung mengakui keputusan mundur ini pasti mengejutkan banyak pihak, termasuk para kiai dan ratusan pengurus cabang yang sudah mendukungnya. Adung berharap meski dia batal maju, Muktamar PKB benar-benar berjalan demokratis dan menghasilkan pemimpin yang memiliki komitmen tinggi terhadap kemajuan partai.
Atas keputusannya ini, Adung juga segera menyampaikan arahan kepada para pendukungnya, termasuk mendorong agar menempatkan muktamar sebagai forum evaluatif yang kritis untuk mengembalikan PKB sebagai partai yang reformis, terbuka, dan modern.
“Saya dengan kerendahan hati mohon maaf atas keputusan ini. Saya yakin perubahan dan kemajuan di PKB akan segera terwujud dengan kesadaran dan komitmen bersama para kader. Saya yakin ini keputusan terbaik,” pungkasnya.
(kri)