Riwayat Penyakit yang Diderita BJ Habibie sebelum Wafat
A
A
A
JAKARTA - Bangsa Indonesia kembali berduka. Salah satu putra terbaiknya, Bacharuddin Jusuf Habibie berpulang pada Rabu (11/9/2019) pukul 18.05 WIB di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta.
Sebelum wafat, Habibie telah menjalani perawatan di rumah sakit sejak Senin 2 September 2019. Kabar Habibie dirawat baru terungkap ke publik pada Minggu 8 September 2019.
Hingga kepergiannya, pihak keluarga dan RSPAD tidak mengungkap secara jelas penyakit yang diderita pria kelahiran Parepare, Sulawesi Selatan 83 tahun silam ini.
Dalam perawatan, Habibie diketahui ditangani oleh tim dokter yang beranggotakan dari berbagai spesialis, seperti penyakit dalam, ginjal, dan jantung.
Meski tidak menjelaskan sejauh mana kondisi Habibie, namun ketika itu publik sudah menduga sakit yang dialami Habibie sangat serius. Setidaknya isyarat itu disampaikan sekretaris pribadi BJ Habibie yang menyatakan Habibe memerlukan perawatan optimal dan belum bisa dikunjungi.
Pada tahun lalu, tepatnya Maret 2018, Habibie sempat menjalani perawatan di Klinik Starnberg Muenchen, Jerman. Ketika itu, Habibie mmengalami masalah pada klep jantungnya yang bocor.
Bahkan saat itu mantan Menteri Riset dan Teknologi itu sempat mengalami kesulitan bernapas. Tim dokter saat itu menyatakan klep jantung BJ Habibie bocor yang berakibat penumpukan air pada paru-paru hingga 1,5 liter.
Dokter kemudian menyarankan untuk segera menjalani operasi jantung. Namun, Habibie memilih untuk menjalani tindakan dengan menggunakan metode yang lebih canggih.
Dua tahun sebelumnya, pada Maret 2016 silam, Habibie dirawat akibat terkena infeksi bakteri. Saat itu sosok teknokrat dengan segundang penghargaan ini dirawat di RSPAD Gatot Subroto.
Setelah menjalani perawatan medis secara intensif, BJ Habibie akhirnya diperbolehkan pulang oleh dokter pada 9 Febuari 2016.
Sebelum wafat, Habibie telah menjalani perawatan di rumah sakit sejak Senin 2 September 2019. Kabar Habibie dirawat baru terungkap ke publik pada Minggu 8 September 2019.
Hingga kepergiannya, pihak keluarga dan RSPAD tidak mengungkap secara jelas penyakit yang diderita pria kelahiran Parepare, Sulawesi Selatan 83 tahun silam ini.
Dalam perawatan, Habibie diketahui ditangani oleh tim dokter yang beranggotakan dari berbagai spesialis, seperti penyakit dalam, ginjal, dan jantung.
Meski tidak menjelaskan sejauh mana kondisi Habibie, namun ketika itu publik sudah menduga sakit yang dialami Habibie sangat serius. Setidaknya isyarat itu disampaikan sekretaris pribadi BJ Habibie yang menyatakan Habibe memerlukan perawatan optimal dan belum bisa dikunjungi.
Pada tahun lalu, tepatnya Maret 2018, Habibie sempat menjalani perawatan di Klinik Starnberg Muenchen, Jerman. Ketika itu, Habibie mmengalami masalah pada klep jantungnya yang bocor.
Bahkan saat itu mantan Menteri Riset dan Teknologi itu sempat mengalami kesulitan bernapas. Tim dokter saat itu menyatakan klep jantung BJ Habibie bocor yang berakibat penumpukan air pada paru-paru hingga 1,5 liter.
Dokter kemudian menyarankan untuk segera menjalani operasi jantung. Namun, Habibie memilih untuk menjalani tindakan dengan menggunakan metode yang lebih canggih.
Dua tahun sebelumnya, pada Maret 2016 silam, Habibie dirawat akibat terkena infeksi bakteri. Saat itu sosok teknokrat dengan segundang penghargaan ini dirawat di RSPAD Gatot Subroto.
Setelah menjalani perawatan medis secara intensif, BJ Habibie akhirnya diperbolehkan pulang oleh dokter pada 9 Febuari 2016.
(dam)