Perbandingan Masa Tunggu Haji Negara-negara ASEAN dan Sri Langka

Selasa, 27 Agustus 2019 - 20:20 WIB
Perbandingan Masa Tunggu...
Perbandingan Masa Tunggu Haji Negara-negara ASEAN dan Sri Langka
A A A
JEDDAH - Masa tunggu naik haji yang begitu panjang tidak hanya dialami oleh umat Islam di Indonesia. Muslim di negara-negara ASEAN juga mengalami hal yang sama, harus menunggu bertahun-tahun agar bisa menunaikan rukun Islam kelima tersebut.

Hal ini diketahui Konsul Haji Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah, Endang Djumali saat menghadiri pertemuan dengan para Konsul Haji Negara ASEAN dan Sri Lanka di Jeddah, Selasa (27/8/2019).

“Antrean berangkat haji Malaysia itu sampai 120 tahun. Kalau di Singapura mencapai 34 tahun. Untuk Indonesia, kalau di rata-rata, lama antrean berangkat hajinya pada kisaran 20 tahun,” ujar Endang usai menghadiri pertemuan para Konsul Haji Negara ASEAN dan Sri Langka di Jeddah, Selasa (27/8/2019).

Data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) per hari ini mencatat, antrean haji paling pendek adalah 9 tahun atau keberangkatan tahun 2028 di tiga kabupaten, yaitu: Landak (Kalimantan Barat), Buru Selatan (Maluku), dan Kepulauan Sula (Maluku Utara). Sedang antrean terpanjang adalah 41 tahun atau keberangkatan tahun 2060 di Bantaeng, Sulawesi Selatan.

Menurut Endang Djumali, Indonesia adalah negara dengan kuota jamaah haji terbesar di dunia, yakni sebanyak 231.000 yang terbagi dalam 529 kelompok terbang (kloter). Rata-rata Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) Indonesia pada kisaran USD2.500.

“Dalam penyelenggaraan ibadah haji 1440 H, Indonesia melibatkan total 4.200 petugas,” katanya.

Kuota terbanyak kedua di ASEAN adalah Malaysia. Tahun ini Malaysia mendapat 33.000 kuota jamaah haji yang terbagi dalam 69 kloter. Rata-rata BPIH Malaysia dipatok USD2.500. Selama di Arab Saudi mereka dilayani oleh 700 petugas haji.

Lalu di urutan ketiga adalah Thailand. Pada 2019, Negeri Pagoda mendapat 8.500 kuota yang diangkut dalam 58 penerbangan. BPIH Thailand sebesar 180.000THB atau sekitar USD5.888.

Total ada 130 petugas asal Thailand dan 50 petugas lokal yang dilibatkan dalam penyelenggaraan haji 1440 H. “Antrean di Thailand sangat pendek, hanya 1 tahun,” ucap Endang.

Untuk Singapura, kata Endang, kuota haji tahun ini berjumlah 1.500 yang diangkut dengan 40 penerbangan. Jamaah Singapura harus membayar BPIH pada kisaran USD8.000-USD13.000. Adapun petugas yang terlibat tahun ini berjumlah 100 orang.

Adapun Brunei Darussalam hanya mendapatkan kuota 1.000. Jamaah Brunei cukup dibawa dengan empat penerbangan ke Tanah Suci dan saat pulang. BPIH Brunei dipatok sebesar USD4.000 dengan lama antrean 3 tahun. “Brunei melibatkan 35 petugas dalam gelaran haji tahun ini,” jelas Endang.

Lalu bagaimana dengan Sri Langka? Negara ini mendapat kuota 4.000. Jamaahnya diterbangkan dengan 100 penerbangan. BPIH Sri Langka rata-rata SAR17.000. Pada musim haji tahun ini, Sri Langka melibatkan 150 petugas. “Antrean jamaah cukup pendek, hanya 1 tahun,” tutupnya.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1051 seconds (0.1#10.140)