Gazalba Manipulasi Pembelian Rumah, Harga Rp7,5 Miliar di AJB Ditulis Rp3,5 Miliar

Kamis, 08 Agustus 2024 - 15:04 WIB
loading...
Gazalba Manipulasi Pembelian...
Hakim Agung nonaktif, Gazalba Saleh terungkap memanipulasi harga pembelian rumah di bilangan Kota Bekasi, Jawa Barat. Foto/SINDOnews/nur khabibi
A A A
JAKARTA - Hakim Agung nonaktif, Gazalba Saleh terungkap memanipulasi harga pembelian rumah di bilangan Kota Bekasi, Jawa Barat. Dalam Akta Jual Beli (AJB) tercatat Rp3,5 miliar, padahal harga rumah sebenarnya Rp7,5 miliar.

Hal itu terungkap saat Jaksa Penuntut Umum (JPU) pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menghadirkan saksi Tunggul Nirboyo selaku notaris di ruang sidang.

Awalnya, Ketua Majelis Hakim Fahzal Hendri menanyakan saksi soal Gazalba pembelian rumah tersebut. Menurut keterangan Tunggul, rumah tersebut disepakati Rp3,5 miliar.



"Angkanya agak kriting juga Rp3.526.710.000 (Rp3,5 miliar)," kata Tunggul di ruang sidang Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (8/8/2024).

"Itu dalam aktanya (AJB)?," tanya Hakim Fahzal.

"Iya betul," jawab Tunggul.

Hakim Fahzal kemudian mencecar Tunggul soal Gazalba menyebutkan harga rumah yang sebenarnya atau tidak. Ia pun menjawab Gazalba tidak menyebutkan.

"Harganya segitu?" tanya Hakim.

"Iya permintaannya segitu," jawab Tunggul.

"Permintaan? Jangan permintaan, kalau loaksinya besar NJOP-nya tinggi gimana caranya menentukan harga segitu segitu, seenaknya aja Pak?" cecar Hakim.

"Jadi seingat saya itu kedua belah pihak mengakunya segitu Pak," jawab Tunggul.

Kemudian, Hakim Fahzal mengungkapkan jika harga rumah tersebut sebenarnya berada di angka Rp7,5 miliar. Hal itu diketahui dari keterangan pemilik sekaligus penjual rumah tersebut, Moch Kharrazi saat menjadi saksi pada awal pekan ini.

"Saudara tahu enggak harga rumah itu Rp7,5 miliar?" ungkap Hakim Fahzal.

"Saya kurang tahu ya Pak," jawab Tunggul.

"Rp7,5 miliar Pak, kemarin sudah diperiksa hari Senin," ujar Hakim Fahzal.

"Waduh," respons Tunggul.

Sekadar informasi, Jaksa Penuntut Umum pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendakwa Hakim Agung nonaktif, Gazalba Saleh menerima gratifikasi Rp650 juta terkait pengkondisian perkara kasasi Nomor 3679 K/PID.SUS-LH/2022 dengan terdakwa Jawahirul Fuad. Jumlah tersebut ia terima bersama seorang pengacara bernama Ahmad Riyad.

"Perbuatan terdakwa bersama-sama dengan Ahmad Riyad menerima gratifikasi berupa uang sejumlah Rp650 juta haruslah dianggap suap karena berhubungan dengan jabatan dan berlawanan dengan kewajiban dan tugas Terdakwa sebagai Hakim Agung Republik Indonesia," kata Jaksa KPK di ruang sidang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Senin (6/5/2024).

Gazalba juga didakwa melakukan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU). Dalam surat dakwaannya, Jaksa menyebutkan, Gazalba Saleh melakukan hal tersebut bersama-sama dengan Edy Ilham Shooleh dan Fify Mulyani.

"Telah melakukan atau turut serta melakukan beberapa perbuatan yang harus dipandang sebagai perbuatan yang berdiri sendiri sehingga merupakan beberapa kejahatan,” kata Jaksa KPK saat membacakan surat dakwaan di Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Senin, 6 Mei 2024.

Nilai dolar Singapura yang ditukarkan Gazalba yakni SGD1.128.000 atau dikurs saat ini menjadi Rp13.370.071.200 (Rp13,3 miliar), nilai dolar Amerika Serikat yang ditukarkan Gazalba adalah USD181.100 atau dikurs saat ini menjadi Rp2.901.140.505 (Rp2,9 miliar), kemudian penerimaan lainnya senilai Rp9.429.600.000.

Jika ditotalkan, maka nilai penerimaan gratifikasi dan TPPU yang dilakukan Gazalba Saleh senilai Rp25.914.133.305 (Rp25,9 miliar). Dari uang tersebut, Jaksa mengungkapkan Gazalba Saleh gunakan untuk pembelian mobil Alphard seharga Rp1.079.600.00 (Rp1 miliar) yang ia samarkan dengan mengatasnamakan kakak kandungnya, Edy Ilham Shooleh.
(cip)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2104 seconds (0.1#10.140)