Mahfud MD Sebut KPK Makin Terpuruk, Tidak Sanggup Lepas dari Kepentingan Politik

Rabu, 07 Agustus 2024 - 12:23 WIB
loading...
Mahfud MD Sebut KPK...
Mantan Menko Polhukam Mahfud MD menganggap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) makin terpuruk dan tidak sanggup melepaskan diri dari kepentingan politik. FOTO/TANGKAPAN LAYAR
A A A
JAKARTA - Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menganggap Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK ) makin terpuruk. Lembaga antirasuah itu bahkan dinilai tidak sanggup melepaskan diri dari kepentingan politik.

Hal ini disampaikan Mahfud MD melalui video yang diunggah di YouTube Mahfud MD Official, Rabu (7/8/2024). Mahfud mulanya berbicara tentang pentingnya KPK agar dikembalikan lagi pada masa-masa awal lembaga ini dibentuk. KPK yang harus kembali ditakuti sekaligus dibanggakan oleh masyarakat karena independen profesional dan berani memberantas korupsi tanpa pandang bulu. Terutama saat ini menjadi momentum pergantian pucuk pimpinan KPK sekaligus presiden.

"Selagi saat ini ada momentum yakni pergantian kepemimpinan baik di KPK maupun di pucuk pimpinan negara yaitu Presiden. Tapi, semakin hari KPK semakin terpuruk dan tidak berdaya, termasuk tidak sanggup melepaskan diri dari kepentingan politik. KPK kini ditengarai menjadi alat untuk menghajar lawan politik penguasa sekaligus melindungi teman politik penguasa," kata Mahfud.



Mahfud mengatakan saat ini banyak kasus yang didiamkan oleh KPK. Namun, ada juga kasus yang diangkat dan disidik oleh KPK untuk memberangus pihak yang berseberangan dengan penguasa. "Sejumlah kasus didiamkan. Kasus lainnya diangkat dan disidik untuk memberangus pihak yang berseberangan dengan penguasa. Demikian konstatasi yang sekarang berkembang di publik," katanya.

Bahkan, kata Mahfud, hal ini sudah terbukti dari putusan-putusan di pengadilan. "Kalau mengatakan itu atas nama putusan pengadilan, ya buktinya udah, udah banyak menteri yang kemudian kebetulan punya apa namanya kepentingan politik yang tidak sejalan dengan penguasa itu masuk," katanya.

"Tapi banyak juga nih menteri yang sudah dipanggil Kejaksaan, diperiksa KPK dan sebagainya karena punya kesamaan politik, lalu tidak masuk. Nah itu analisis publik, analisis publik. Kenapa analisis muncul? Karena tidak pernah jelas sesudah diperiksa kesekian belas jam apa masalahnya gitu kan kok hilang gitu. Lalu tiba-tiba melakukan kartelisasi politik misalnya lalu menjadi selamat itu," kata Mahfud.

Pada kesempatan itu, Mahfud mengatakan dari berbagai analisis publik yang muncul ada juga kartelisasi politik jika ingin seseorang selamat dari jerat KPK. "Kartelisasi politik itu ini ada gini, itu cerita sendiri ya nanti suatu saat kita bicara perkembangan dari demokrasi menjadi oligarki menjadi kartelisasi lalu dicampuri dengan kleptokrasi, itu diskusi sendiri," katanya.

Baca juga: Deretan Korban Pungutan Liar Rumah Tahanan KPK

"Artinya apa? Melakukan koalisi-koalisi politik pragmatis untuk kepentingan jangka pendek dan untuk menyelamatkan diri atau untuk memojokkan orang yang berbeda apa namanya pandangan politiknya," katanya.

"Nah saya kira ini adalah analisis keilmuan yang sudah banyak ditulis orang gitu ya berdasarkan fakta-fakta tentang munculnya kasus-kasus yang tiba-tiba hilang atau kasus yang sebenarnya remang-remang tidak muncul tiba-tiba muncul," katanya.
(abd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Cerita Riezky Aprilia...
Cerita Riezky Aprilia Diminta Hasto Mundur sebagai Anggota DPR Terpilih
Tessa Mahardhika Jadi...
Tessa Mahardhika Jadi Plt Direktur Penyelidikan, Jubir KPK Diganti Budi Prasetyo
Prabowo Dukung RUU Perampasan...
Prabowo Dukung RUU Perampasan Aset, Ini Kata Para Penegak Hukum
Prabowo Dukung RUU Perampasan...
Prabowo Dukung RUU Perampasan Aset, Kejagung: Presiden Memahami Kebutuhan Penegak Hukum
UU Perampasan Aset:...
UU Perampasan Aset: Langkah Strategis Pemerintah dan KPK Pulihkan Kerugian Negara
Prabowo Dukung RUU Perampasan...
Prabowo Dukung RUU Perampasan Aset, Eks Penyidik KPK: Tak Ada Lagi Hambatan Politik
Say No To Fraud Bukan...
Say No To Fraud Bukan Sekadar Slogan: Pegadaian Aktifkan Agen Antikorupsi bersama KPK
KPK Dilarang Tangkap...
KPK Dilarang Tangkap Direksi dan Komisaris BUMN, Ini Kata Erick Thohir
Mendikdasmen Beberkan...
Mendikdasmen Beberkan Jurus Sakti Berantas Budaya Menyontek di Sekolah
Rekomendasi
Pasca Libur Waisak,...
Pasca Libur Waisak, IHSG Dibuka Menguat 1,43 Persen
5 Pencetak Gol Terbanyak...
5 Pencetak Gol Terbanyak Real Madrid di Musim Debut: Mbappe Kalahkan Ronaldo!
Adu Strategi dan Kecepatan...
Adu Strategi dan Kecepatan di Italia! Ini Link Nonton F1 Emilia Romagna Grand Prix 2025 di VISION+
Berita Terkini
Sejumlah Masalah Melanda...
Sejumlah Masalah Melanda Program MBG, Ombudsman: Belum Didukung Anggaran Memadai
Prajurit TNI Perkuat...
Prajurit TNI Perkuat Pengamanan di Kejaksaan, Menkum: Saya Yakin Sinergitas Polri-TNI Semakin Kuat
Prabowo Tiba di Brunei...
Prabowo Tiba di Brunei Darussalam Disambut Pasukan Jajar Kehormatan
Indonesia Re Raih Most...
Indonesia Re Raih Most Strategic Enterprise in Regulatory Compliance 2025
Prabowo Akan Terima...
Prabowo Akan Terima Bintang Kebesaran Tertinggi Brunei Darussalam dari Sultan Bolkiah
Bertolak ke Brunei Darussalam,...
Bertolak ke Brunei Darussalam, Prabowo Temui Sultan Bolkiah
Infografis
Mahfud MD Berkemas Usai...
Mahfud MD Berkemas Usai Pamitan dengan Pegawai Kemenko Polhukam
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved