Amien Rais-Zulhas Berpeluang Rujuk, Loyalis: Wallahualam

Selasa, 25 Agustus 2020 - 09:17 WIB
loading...
Amien Rais-Zulhas Berpeluang Rujuk,  Loyalis: Wallahualam
Zulkifli Hasan bersama Amien Rais saat konsolidasi pemenangan di Jakarta, , Sabtu (24/01/2015) malam, menjelang kongres yang akhirnya mengantarkan Zulhas menjadi ketua umum PAN. Foto/dok.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Partai Amanat Nasional (PAN) coba merayu Amien Rais untuk bertahan di partai yang berdiri 22 tahun lalu itu. Friksi keras antara kubu Zulkifli Hasan dan Amien Rais belum menemui titik tengah. Bahkan, Amien Rais dan loyalisnya sedang mempersiapkan partai baru.

Ketua Dewan Kehormatan PAN Soetrisno Bachir melontarkan dua pesan untuk Amien Rais di hari ulang tahun PAN. Mantan Ketua Umum PAN itu meminta sang pendiri partai itu untuk bertahan dan mengikhlaskan tongkat kepemimpinan tetap di tangan Zulkifli Hasan.

Loyalis Amien Rais, Nazaruddin, menilai pernyataan Soetrisno itu ahistoris. Dia menerangkan sejak lama, tepatnya tahun 2005, Amien Rais sudah melakukan estafet kepemimpinan.

(Baca: Berpisah dengan Amien Rais Dinilai Berat untuk PAN di 2024)

Pada Kongres di Semarang itu, menurutnya, ada persaingan sengit antara Hatta Rajasa dan Fuad Bawazier untuk memperebutkan kursi PAN-1. Kemudian, Amien Rais memunculkan nama Soetrisno dan terpilih.

“Orang tahunya Fuad Bawazier, Hatta Rajasa, dan (alm) AM Fatwa. Itu orang-orang di sekeliling Pak Amien Rais pada waktu itu. Orang enggak tahu siapa Soetrisno,” ujarnya saat dihubungi SINDOnews, Senin (24/8/2020).

Perebutan kursi PAN-1 memang nyaris selalu ditentukan pilihan Amien Rais. Namun, bukannya penantangnya tanpa perlawanan. Tahun 2010, giliran Hatta Rajasa yang naik ke tampuk kekuasaan.

Lima tahun kemudian, Hatta bersaing dengan Zulkifli Hasan. Saat itu, hubungan Hatta dan Amien Rais disebut-sebut merenggang. Amien lebih condong mendukung Zulkifli Hasan.

(Baca: Sebut Sudah Tidak di PAN, Amien Rais: Saya Dikeluarkan Anak Buah karena Tidak Setuju Gabung Rezim)

Lima tahun berselang, kekuatan Amien Rais sebagai patron tak bisa mendorong pilihannya, Mulfachri Harahap, untuk merengkuh kursi PAN-1. Zulkifli menang dan Amien Rais berikut para loyalisnya digusur secara perlahan.

Nazaruddin menjelaskan Amien Rais konsisten melakukan penyegaran kepemimpinan di PAN. Politikus PAN Yogyakarta itu menyebut pernyataan Amien Rais harus ikhlas itu datang dari orang yang tidak pernah bercermin.

Dia menegaskan Amien Rais dan loyalisnya kemungkinan tidak akan kembali ke PAN. Sebab, elit-elit PAN sekarang telah menyia-nyiakan waktu untuk melakukan langkah-langkah konkret, seperti menjalin komunikasi, dengan Amien Rais.

Namun, dia tidak mau mendahului takdir. Dia tidak mengetahui apakah masih bisa islah atau tidak, antara kubu Zulkifli dan Amien Rais. “Wallahualam. Itu yang tahu hanya yang di Atas. Yang saya tahu, sejauh ini tidak ada langkah-langkah yang sungguh-sungguh,” pungkasnya.
(muh)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3855 seconds (0.1#10.140)