Sepakat dengan Hasyim, Politikus Golkar Sebut Makan Siang Gratis Persiapan Indonesia Emas 2045

Sabtu, 03 Agustus 2024 - 20:49 WIB
loading...
Sepakat dengan Hasyim,...
Politikus Partai Golkar, Melli Darsa sepakat Program Makan Bergizi Gratis Prabowo-Gibran adalah upaya mempersiapkan generasi emas 2045. FOTO/IST
A A A
JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo optimistis program makan bergizi gratis untuk anak sekolah bisa berjalan di pemerintahan era Prabowo-Gibran. Ia yakin program ini mampu meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia agar siap bersaing dengan negara lain di dunia.

"Indonesia memiliki sumber daya alam (SDA) yang melimpah. Saya optimis ini berjalan dengan baik, program inI adalah investasi untuk meningkatkan ranking pendidikan Indonesia di mata internasional," kata Hasyim di acara Dialog Nasional 'Program Makanan Bergizi Wujudkan SDM Unggul Menuju Indonesia Emas 2045' dan Peresmian Forum Masyarakat Indonesia Emas, di Gedung LPP RRI, Jakarta, Sabtu (3/8/2024).

Hashim mengatakan, telah melaporkan kepada Prabowo data Kementerian Kesehatan adanya 41% atau sekitar 18 juta anak di Indonesia pergi sekolah dengan perut kosong. Data lain juga mengungkapkan, anak-anak prasekolah di Indonesia sebanyak 30 juta orang yang diduga tidak mendapatkan sarapan.



Hashim menambahkan, untuk menangani masalah stunting juga harus memberikan nutrisi yang cukup sejak anak masih di dalam rahim. Dia menyebut ada 4 juta ibu hamil yang akan diberikan makan gratis bersama dengan anak sekolahan.

"Maka 4 juta ibu-ibu yang hamil juga segera akan kita berikan makan gratis.Program ini adalah wujud kepedulian dan dari perhatian masyarakat atas nasib bangsa kita. Sebentar lagi diserahkan kepada pimpinan nasional baru Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka," tutur Hashim.

Di tempat terpisah, politikus Partai Golkar, Melli Darsa sepakat Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Gibran adalah upaya mempersiapkan generasi emas 2045. "Pertarungan intelektual, kapasitas dan kualitas SDM pada saat itu akan sangat kompetitif. Karena itu, Indonesia wajib menyiapkan sejak dini sdm manusia yang mampu berdaya saing tinggi," ujar perempuan yang juga menjabat sebagai Presiden Harvard Club of Indonesia (HCI).



Melli mengatakan, problem utama ketertinggalan SDM Indonesia terutama masyarakat miskin dan kelompok rentan adalah akses mendapatkan makanan sehat dan akses mendapatkan pengetahuan tentang makanan sehat. Artinya kata dia, jika asupan gizi ini merata di segala kelas sosial, maka ketimpangan kesempatan mendapatkan ilmu pengetahuan akan hilang. Iklim kompetisi yang berkeadilan terbuka luas.

"Pemerintah dengan program makanan bergizi gratis melakukan intervensi untuk membangun akses kedua hal itu sehingga masyarakat miskin dapat merasakan keduanya," ujarnya.

Melli juga mengatakan, pasokan makanan bergizi gratis tentunya mematik permintaan besar besaran. Ada demand yang besar yang membutuhkan suply yang besar. Ini menjadi stimulus untuk sektor pertanian lokal. Karena biar bagaimanapun, agak sulit dan memakan biaya besar bila penyediaan makanan terpusat di satu tempat.

Tapi kemudian jika memang ini diserahkan sebagian ke wilayah yang mendapatkan prioritas pertama makan bergizi, maka geliat ekonomi dipastikan akan tumbuh besar di wilayah yang diberikan prioritas dan wilayah penyangga sekitarnya.

"Artinya gairah di sektor pertanian menggeliat yang bisa saja ke depan menjadi swasembeda baik tingkat lokal maupun secara nasional," ujarnya.

Melli meyakini, Prabowo sudah membaca peluang ini maka kemungkinan ada sejumlah kementerian termasuk Kementerian Pertanian akan menjadi tulang punggung dalam melakukan swasembada pangan untuk kebutuhan makan gizi gratis.

Jadi ke depan kebijakan pupuk, benih yang unggul, birokrasi yang efektif dan hal lain tepat sasaran ke petani, maka hal yang sangat mungkin kita swasembada pangan dengan makan siang gratis.

"Ini soal political will saja," ujarnya.

Terkait, keputusan harga atau biaya tentunya, Melli menyakini hal ini sudah dipikirkan sangat matang oleh pemerintahan prabowo.

Ia tidak berpatokan pada angka 15 ribu, melainkan pada menu yang diberikan.

"Bisa saja angkanya lebih dari 15 ribu tapi tidak ada gizinya. Intinya adalah makanan apa yang akan diberikan, Itu poinnya. Saya yakin Pak Prabowo punya tim yang tepat untuk hal itu," ujarnya.
(abd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1248 seconds (0.1#10.140)