Lambang Perlawanan Nabi Terhadap Adu Domba Kaum Munafik

Senin, 22 Juli 2019 - 09:07 WIB
Lambang Perlawanan Nabi Terhadap Adu Domba Kaum Munafik
Lambang Perlawanan Nabi Terhadap Adu Domba Kaum Munafik
A A A
Banyak kegiatan yang bisa dilakukan jamaah haji Indonesia saat berada di Tanah Suci. Salah satunya berziarah ke Masjid Quba, masjid yang pertama kali didirikan oleh Nabi Muhammad ketika hijrah ke Yatsrib atau sekarang lebih dikenal dengan Madinah. Berdasarkan literatur, Masjid Quba yang terletak di sebelah tenggara Kota Madinah dibangun oleh Rasulullah pada tahun pertama Hijriyah atau sekitar 622 Masehi.

Sebelum seperti sekarang, masjid ini mengalami beberapa kali renovasi yang diawali oleh Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Pada 1986, Raja Fahd Ibnu Abdul Aziz juga melakukan renovasi dan perluasan Masjid Quba sehingga daya tampungnya mencapai 20.000 jamaah. Masjid Quba memiliki 19 pintu, yang terdiri dari tiga utama pintu utama dan 16 pintu lain.

Tiga pintu utama berdaun pintu besar dan ini menjadi tempat masuk para jamaah ke dalam masjid. Dua pintu diperuntukkan bagi jamaah laki-laki sedangkan satu pintu lagi untuk jamaah perempuan. Di seberang ruang utama masjid, terdapat ruangan yang dijadikan tempat belajar mengajar.

Staf Khusus Menteri Agama RI, Oman Fathurahman mengatakan, pendirian Masjid Quba berkaitan dengan masjid ghirar yang dibangun oleh sekelompok orang yang mengaku Islam. Namun pendirian masjid itu bukan karena Allah tapi bertujuan membuat adu domba di kalangan umat Islam.

“Karena Rasulullah SAW merupakan nabi yang dibimbing langsung oleh Allah SWT, beliau diberi petunjuk untuk mendirikan masjid. Hal itu juga dijelaskan dalam Alquran Surat At Taubah 108 yang secara tidak langsung menegaskan Masjid Ghirar dibuat orang munafik, sehingga umat Islam dilarang salat di tempat tersebut,” kata Oman, Pengendali Teknis Bidang Bimbingan Ibadah PPIH ini.

Karena sejarah itu, kata Oman, maka Masjid Quba adalah salah satu masjid yang wajib dikunjungi umat muslim, khususnya saat musim haji. Ziarah ini bertujuan untuk meningkatkan spiritualitas bagi jamaah. “Hikmahnya bagi jamaah haji, jika kembali ke Tanah Air setelah ziarah ke Masjid Quba, saat ceramah di tempat ibadah janganlah memiliki tujuan adu domba, provokatif atau menyebarkan berita yang tidak benar di masjid,” tutur Oman.

Sementara itu, hampir setiap hari jamaah haji Indonesia memadati Masjid Quba selama berada di Madinah. Mereka berziarah melihat masjid yang pertama kali dibangun oleh Rasulullah sekaligus melaksanakan salat sunat penghormatan masjid. Ziarah ke Masjid Quba juga dimanfaatkan jamaah haji untuk berkunjung ke kebun kurma yang banyak ditemukan di sekitarnya. Mereka berbelanja kurma sebagai oleholeh untuk dibawa pulang ke Tanah Air.

Bagi mereka yang tidak berbelanja, dipersilakan untuk makan kurma gratis. “Kalau makan di sini, seberapa banyak pun, silakan. Tapi jangan ada yang dikantongi dan dibawa ke bus,” kata salah satu pegawai Kebun Kurma Albarokah, Abu Salam. Lebih dari 100 jenis kurma yang dijual di toko ini. Jamaah haji terlihat sangat antusias berbelanja di tempat ini. Meski waktu berbelanja hanya dibatasi 20 menit. (Abdul Malik Mubarak)
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5174 seconds (0.1#10.140)