Penyaluran PMN ke BUMN untuk Pengembangan dan Tingkatkan Manfaat bagi Masyarakat

Minggu, 21 Juli 2024 - 07:05 WIB
loading...
Penyaluran PMN ke BUMN...
Anggota Dewan Pakar DPP Gerindra Bambang Haryo Soekartono (BHS) menyatakan, seharusnya perusahaan BUMN tidak ada yang mengalami kerugian. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Penyaluran Penyertaan Modal Negara (PMN)) ke perusahaan milik Badan Usaha Milik Negera (BUMN) seharusnya menjadi cara agar perusahaan tersebut naik kelas. Bukan malah mengandalkan PMN hanya untuk bertahan dan jika ada kerugian mengajukan PMN kembali.

Anggota Dewan Pakar DPP Gerindra Bambang Haryo Soekartono (BHS) menyatakan, seharusnya perusahaan BUMN tidak ada yang mengalami kerugian karena ada sinergi BUMN dan upaya memprioritaskan perusahaan BUMN untuk pengerjaan proyek negara.

"Kalau memang ada BUMN yang rugi, artinya ada yang salah dipengelolaannya. Mungkin SDM yang diletakkan di kursi kepemimpinannya, bukan sosok yang kompeten di bidang tersebut," katanya, Minggu (21/7/2024).



Apalagi, ada aliran PMN kepada perusahaan-perusahaan tersebut, dengan jumlah yang tidak kecil. "Sebagai contoh, Garuda yang sangat dimanja oleh pemerintah. PMN yang tersalurkan ke Garuda itu bisa mencapai Rp10 triliun lebih di era Presiden Jokowi. Kalau PMN itu diserahkan ke swasta, mungkin sudah berkembang besar perusahan swastanya," ucapnya.

Dia menyebut, panyak perusahaan BUMN yang sudah disuntik PMN tetapi tetap mati, produktivitasnya hampir mendekati nol. Seperti misalnya, BUMN Pabrik gula, BUMN sandang, BUMN industri maritim atau galangan kapal. Dia menyebutkan perusahaan itu sebenarnya dibutuhkan untuk fungsi sebagai stabilisator mulai dari kecukupan produk dan jasa, mutu produk dan jasa, dan harga agar masyarakat konsumen tidak dipersulit dari kelangkaan ataupun kartelisasi yang dilakukan swasta.



"Jadi BUMN-BUMN itu akan menjaga masyarakat dari produk yang buruk, ketidaktersediaan produk di pasar, dan harga produk yang tidak melebihi nilai sewajarnya. Jadi BUMN bukan sebagai penguasa di pasar, tapi hanya menjaga agar pasar itu terus bergerak, bertumbuh, dan tentunya memberikan kontribusi positif pada seluruh masyarakat," ucapnya lagi.

Untuk memastikan BUMN itu bisa menjadi stabilisator maka BUMN itu harus sehat dan kuat. "Bagaimana BUMN itu sehat dan kuat, artinya Sumber daya manusia (SDM) yang ada di dalamnya harusnya orang yang kompeten di bidangnya. Sehingga BUMN bisa ditangani secara profesional dan penuh dengan inovasi serta kebijakan yang tepat,” ucapnya.

Dia menambahkan, para perusahaan BUMN ini harus memahami PMN yang mereka terima adalah untuk pengembangan produktivitas dan bahkan bisa meningkatkan keuntungan dan manfaat untuk publik lebih besar sehingga korporasi bisa tumbuh menjadi lebih sehat dan lebih kuat.

"PMN itu jangan dipakai buat bayar utang. Tapi untuk pengembangan perusahaan. Kalau pun memang BUMN itu dibutuhkan oleh negara kucuran dana itu disalurkan, tapi untuk pembenahan kerusakan yang berdampak pasa produktivitas. Jangan tiap tahun dikasih PMN, tapi rugi terus. Ya harusnya dibenahi dulu manajemennya, baru dipertimbangkan untuk menerima PMN lagi," pungkasnya.

Harapan BUMN yang produksinya menjadi kebutuhan pokok masyarakat harusnya yang diprioritaskan mendapatkan PMN lebih dulu. Seperti industri sandang bukan malah ditutup, tapi karena sandang merupakan kebutuhan pokok dari masyarakat harusnya itulah yang di-support PMN lebih dulu. Demikian juga BUMN pangan.
(cip)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Peserta Program Mudik...
Peserta Program Mudik Gratis BUMN Tahun Ini Lampaui Target
Mudik Aman Sampai Tujuan...
Mudik Aman Sampai Tujuan BUMN 2025, PNM Berangkatkan Ratusan Peserta
Kejagung Serahkan 216.997...
Kejagung Serahkan 216.997 Hektare Lahan Sawit Hasil Sitaan ke BUMN
Mudik Lebaran, Komisi...
Mudik Lebaran, Komisi VI DPR Minta BUMN Pastikan Kesiapan Jalan hingga Rest Area
Jokowi Bersedia Jadi...
Jokowi Bersedia Jadi Dewan Pembina Rampai Nusantara
DPR Minta Pemerintah...
DPR Minta Pemerintah Ambil Alih Sritex Melalui Danantara atau BUMN
Langkah Pemerintah Bersih-bersih...
Langkah Pemerintah Bersih-bersih BUMN Perlu Dukungan Publik
Prabowo Bangga Indonesia...
Prabowo Bangga Indonesia Pernah Dipimpin SBY dan Jokowi
Danantara Resmi Dibentuk,...
Danantara Resmi Dibentuk, Ini Kajian dari Sisi Hukum
Rekomendasi
Jasa Marga: 1,4 juta...
Jasa Marga: 1,4 juta Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Saat Puncak Arus Mudik
Update Mudik 2025: 83.031...
Update Mudik 2025: 83.031 Kendaraan Melintas di Jalur Gentong Tasikmalaya
Mohamed Salah: Antara...
Mohamed Salah: Antara Kontrak Baru dan Rekor yang Mustahil Dipecahkan di Liverpool
Berita Terkini
Jelang Idulfitri, Megawati...
Jelang Idulfitri, Megawati Nyekar ke Makam Taufiq Kiemas dan Fatmawati Soekarno
46 menit yang lalu
Meneladani Sikap Pemaaf...
Meneladani Sikap Pemaaf Menag Nasaruddin Umar di Momen Idulfitri
58 menit yang lalu
Peserta Program Mudik...
Peserta Program Mudik Gratis BUMN Tahun Ini Lampaui Target
1 jam yang lalu
Prabowo dan Gibran Akan...
Prabowo dan Gibran Akan Salat Idulfitri di Masjid Istiqlal
1 jam yang lalu
Pemerintah Tetapkan...
Pemerintah Tetapkan Lebaran 2025 Senin 31 Maret
2 jam yang lalu
Penentuan Lebaran 2025...
Penentuan Lebaran 2025 Istimewa, Berbarengan Gerhana Matahari
2 jam yang lalu
Infografis
Jerman Kehabisan Senjata...
Jerman Kehabisan Senjata untuk Dipasok ke Ukraina
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved