Bahas Perubahan Iklim, Menteri LHK Gelar Pertemuan Bilateral di Oslo
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya , pertemuan bilateral di Oslo, Norwegia, pada Senin 24 Juni 2024, terkait perubahan iklim . Menteri Siti bertemu dengan John Podesta, Penasihat Senior Presiden Amerika Serikat (AS).
John Podesta merupakan penasihat untuk kebijakan perubahan iklim internasional (Senior Advisor to the President on International Climate Policy/SPEC).
"Saya bersama delegasi baru mendarat di Oslo hari ini, dan malam ini langsung bertemu Excelency Mr Podesta, merespons surat beliau sebelumnya kepada saya. Pertemuan ini juga untuk menindaklanjuti partnership and friendship saya dengan Excelency Mr. John Kerry," ujar Menteri Siti dalam keterangannya, Rabu (26/6/2024).
Dalam pertemuan bilateral tersebut, Menteri Siti dan SPEC Podesta membahas komitmen dan upaya kedua negara untuk menguatkan ambisi iklim.
Menteri Siti menyampaikan komitmen Indonesia, untuk memperkuat target kontribusi yang ditetapkan secara nasional atau Nationally Determined Contribution (NDC) dalam kerangka Perjanjian Paris.
"Indonesia telah meningkatkan target penurunan emisi gas rumah kaca menjadi 31,89 persen unconditionally, dan 43,20 persen conditionally. Ini merupakan transisi menuju komitmen Second NDC (SNDC) yang akan diberlakukan untuk pencapaian target pengurangan emisi GRK pada tahun 2031 sampai 2035," ungkap Menteri Siti.
Lebih lanjut, Menteri Siti menjelaskan, dalam perancangan SNDC, ambisi iklim Indonesia, selain aksi yang telah dikomitmenkan di dalam Enhanced NDC, akan memasukkan aksi mitigasi di bidang pertanian dan peternakan untuk mengurangi gas methana.
Lebih lanjut, Menteri Siti menyampaikan, Indonesia telah mempelajari dan berbagi pengalaman dengan United States Forest Service dalam penguatan kapasitas untuk mendukung implementasi strategi Folu Net Sink 2030.
"Indonesia juga bekerja sama dengan United States Environmental Protection Agency untuk mengembangan rencana aksi penurunan emisi gas rumah kaca, khususnya methan, dari sektor limbah," tutupnya.
Penasihat Senior Presiden Amerika Serikat Untuk Kebijakan Perubahan Iklim Internasional, John Podesta menyampaikan, pentingnya peran dan kerja sama dengan Pemerintah Indonesia dalam penurunan emisi gas rumah kaca di berbagai sektor, terutama sektor energi melalui transisi energi termasuk biomass energy, serta sektor kehutanan dan penggunaan lahan.
"Strategi untuk mewujudkan komitmen NDC di tahun 2035 menjadi sangat penting dengan rencana yang terintegrasi," ujar Podesta.
Podesta juga menyampaikan, concern dan harapan untuk dapat segera terwujudnya investasi melalui skema Just Ennergy Transition Partnership (JETP) dengan proyeksi sebesar 20 milyar USD untuk mendukung transisi sektor energi.
konsumsi HFC.
Dalam pertemuan bilateral tersebut, Indonesia dan Amerika Serikat telah menyepakati beberapa hal yang memerlukan tindak lanjut, diantaranya rencana aksi penanganan emisi gas methan di sektor limbah melalui pengembangan methan capture.
Prioritas lokasi diarahkan pada 35 Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah (landfill) yang mengalami kejadian kebakaran sebagai dampak musim panas yang luar biasa di tahun 2023.
Selain itu, Amerika Serikat menawarkan kerja sama dalam pengembangan metode dan standar untuk inventarisasi padang lamun (seagrass) melalui dukungan National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA).
John Podesta merupakan penasihat untuk kebijakan perubahan iklim internasional (Senior Advisor to the President on International Climate Policy/SPEC).
"Saya bersama delegasi baru mendarat di Oslo hari ini, dan malam ini langsung bertemu Excelency Mr Podesta, merespons surat beliau sebelumnya kepada saya. Pertemuan ini juga untuk menindaklanjuti partnership and friendship saya dengan Excelency Mr. John Kerry," ujar Menteri Siti dalam keterangannya, Rabu (26/6/2024).
Dalam pertemuan bilateral tersebut, Menteri Siti dan SPEC Podesta membahas komitmen dan upaya kedua negara untuk menguatkan ambisi iklim.
Baca Juga
Menteri Siti menyampaikan komitmen Indonesia, untuk memperkuat target kontribusi yang ditetapkan secara nasional atau Nationally Determined Contribution (NDC) dalam kerangka Perjanjian Paris.
"Indonesia telah meningkatkan target penurunan emisi gas rumah kaca menjadi 31,89 persen unconditionally, dan 43,20 persen conditionally. Ini merupakan transisi menuju komitmen Second NDC (SNDC) yang akan diberlakukan untuk pencapaian target pengurangan emisi GRK pada tahun 2031 sampai 2035," ungkap Menteri Siti.
Lebih lanjut, Menteri Siti menjelaskan, dalam perancangan SNDC, ambisi iklim Indonesia, selain aksi yang telah dikomitmenkan di dalam Enhanced NDC, akan memasukkan aksi mitigasi di bidang pertanian dan peternakan untuk mengurangi gas methana.
Lebih lanjut, Menteri Siti menyampaikan, Indonesia telah mempelajari dan berbagi pengalaman dengan United States Forest Service dalam penguatan kapasitas untuk mendukung implementasi strategi Folu Net Sink 2030.
"Indonesia juga bekerja sama dengan United States Environmental Protection Agency untuk mengembangan rencana aksi penurunan emisi gas rumah kaca, khususnya methan, dari sektor limbah," tutupnya.
Penasihat Senior Presiden Amerika Serikat Untuk Kebijakan Perubahan Iklim Internasional, John Podesta menyampaikan, pentingnya peran dan kerja sama dengan Pemerintah Indonesia dalam penurunan emisi gas rumah kaca di berbagai sektor, terutama sektor energi melalui transisi energi termasuk biomass energy, serta sektor kehutanan dan penggunaan lahan.
"Strategi untuk mewujudkan komitmen NDC di tahun 2035 menjadi sangat penting dengan rencana yang terintegrasi," ujar Podesta.
Podesta juga menyampaikan, concern dan harapan untuk dapat segera terwujudnya investasi melalui skema Just Ennergy Transition Partnership (JETP) dengan proyeksi sebesar 20 milyar USD untuk mendukung transisi sektor energi.
konsumsi HFC.
Dalam pertemuan bilateral tersebut, Indonesia dan Amerika Serikat telah menyepakati beberapa hal yang memerlukan tindak lanjut, diantaranya rencana aksi penanganan emisi gas methan di sektor limbah melalui pengembangan methan capture.
Prioritas lokasi diarahkan pada 35 Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah (landfill) yang mengalami kejadian kebakaran sebagai dampak musim panas yang luar biasa di tahun 2023.
Selain itu, Amerika Serikat menawarkan kerja sama dalam pengembangan metode dan standar untuk inventarisasi padang lamun (seagrass) melalui dukungan National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA).
(maf)