Pakar IPB: Ada Kesalahan yang Sifatnya Tak Terstruktur, Sistematis dan Masif

Kamis, 25 April 2019 - 10:50 WIB
Pakar IPB: Ada Kesalahan...
Pakar IPB: Ada Kesalahan yang Sifatnya Tak Terstruktur, Sistematis dan Masif
A A A
JAKARTA - Guru Besar Ilmu Statistik dan IT dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Asep Saefudin menganggap KPU yang sudah bekerja dengan profesional dan penuh dengan integritas tidak mungkin melakukan suatu kelalaian yang akan merugikan negara secara besar.

Untuk itu, Asep mengaku bersama Ketua Suluh Kebangsaan, Mahfud MD melihat secara langsung perangkat baik hardware maupun softwarenya yang berada di KPU yang disebutnya paling canggih dan sangat modern.

"Sehingga pencatatan-pencatatan itu dilakukan melalui sistem yang baik, tapi memang ada entry yang dilakukan oleh manusia," kata Asep di Kantor KPU, Jakarta, Rabu 24 April 2019.

Diakui Asep, memang ada beberapa kesalahan input data yang dilakukan KPU daerah yang kemudian dikoreksi di KPU Pusat, namun sifatnya tidak sampai Terstruktur, Sistematis dan Masif (TSM) yang mana persentasinya hanya 0,0004% yang disebutnya sangat kecil.

Menurut dia, secara statistika kesalahan itu yang disebut error. "Dan juga error yang terjadi seperti yang disampaikan oleh prof Mahfud juga itu tidak sistematik ke satu pasangan saja, bisa ke satu bisa kedua, jadi dua-duanya bisa diuntungkan dan dirugikan hanya saja kecil," ungkapnya.

Kesimpulan yang dapat ditarik dari kedatangannya meninjau langsung sistem penghitungan suara (Situng) di KPU, Asep menyebutkan sistematikanya telah didapatkan angka atau hasil perolehan suara yang sebenarnya.

Menurut Asep, dalam statistika itu memang dimungkinkan ada error, namun bila Error itu tidak sistematik maka hasilnya bisa dikatakan valid, dan sekarang sudah kurang lebih 30% dari total, dan masuknya juga data itu bersifat random dari berbagai daerah.

"Saya yakin tentu saja itu data yang mewakili berbagai daerah. Hanya karena ini sifatnya Pemilu politik tentu harus ditunggu sampai 100%, tidak bisa disimpulkan 30 persen langsung keputusan politik, itu tidak," ujarnya.

Ditambahkan dia, sehingga untuk mencermati hasil hitung real count yang dilakukan oleh KPU sebenarnya sama hasilnya seperti hitung cepat atau quick count yang dilakukan sejumlah lembaga survei yang menggunakan sistem random sampling dengan 2000 sampai 4000 responden yang kemudian tidak bisa disimpulkan sebagai keputusan politik atau hasil pemilu.

"Tetapi secara teori statistik, yang diambil dari angka-angka yang random itu mewakili populasi. Jadi saya sangat salut kepada KPU yang bekerja siang dan malam," pungkasnya.
(pur)
Berita Terkait
5 Lumbung Suara Partai...
5 Lumbung Suara Partai Nasdem Pada Pemilu 2019, dari Sumatera hingga Papua
5 Provinsi Lumbung Suara...
5 Provinsi Lumbung Suara Partai Demokrat di Pemilu 2019
Ini 7 Provinsi Lumbung...
Ini 7 Provinsi Lumbung Suara PDIP pada Pemilu 2019
Penelitian: Partai Perindo...
Penelitian: Partai Perindo Sukses Curi Perhatian Masyarakat pada Pemilu 2019
Megawati Usul Tak Diubah,...
Megawati Usul Tak Diubah, Inilah Nomor Urut Parpol Peserta Pemilu 2019
Sejarah Pemilu di Indonesia...
Sejarah Pemilu di Indonesia dari Masa ke Masa, Info Penting untuk Tugas Sekolah
Berita Terkini
Eks Menkes Siti Fadilah:...
Eks Menkes Siti Fadilah: Angka TBC Bisa Turunkan dengan Cara Eradikasi
21 menit yang lalu
Kasus Dugaan Ijazah...
Kasus Dugaan Ijazah Palsu Jokowi, Kapolri: Proses Berjalan
1 jam yang lalu
Regulasi Ketat Industri...
Regulasi Ketat Industri Rokok Picu Kekhawatiran
1 jam yang lalu
Ramai Kabar Jaksa Agung...
Ramai Kabar Jaksa Agung ST Burhanuddin Bakal Diganti, Kejagung: Hoaks
2 jam yang lalu
Hadiri Pelantikan Paus...
Hadiri Pelantikan Paus Leo XIV, Menko PM Muhaimin: Simbol Persahabatan dan Komitmen Kemanusiaan
2 jam yang lalu
Sukseskan Program MBG,...
Sukseskan Program MBG, Pemerintah Akan Bangun Infrastruktur Layanan Gizi di Pesantren
3 jam yang lalu
Infografis
Ayesha Farooq, Pilot...
Ayesha Farooq, Pilot Jet Tempur Perempuan Pakistan yang Jadi Pahlawan
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved