Indonesia Siap Jadi Tuan Rumah Pertemuan Developing 8 Countries Tahun 2025
loading...
A
A
A
TURKI - Indonesia menyatakan kesiapannya menjadi tuan rumah pertemuan D-8 tahun 2025. Pertemuan negara anggota D-8 untuk meratifikasi dan mengimplementasikan Preferential Trade Agreement (PTA).
“Untuk mendukung hal tersebut, Indonesia bersiap menjadi tuan rumah pertemuan tingkat Menteri Perdagangan D-8 tahun depan," ujar Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dalam pertemuan informal tingkat Menteri Perdagangan D-8 di Istanbul, Turki, Selasa (11/6/2024).
Sebagai informasi, D-8 atau Developing 8 Countries mencakup delapan negara berkembang yang memiliki mayoritas penduduk beragama Islam. Delapan anggotanya mencakup Bangladesh, Indonesia, Iran, Malaysia, Mesir, Nigeria, Pakistan, dan Turki.
"Perdagangan antarnegara anggota D-8 kini mencapai USD 170 miliar. Kita sepakat target perdagangan intra regional D-8 dapat meningkat hampir tiga kali lipat—menjadi USD 500 miliar—pada tahun 2030. Untuk itu PTA D-8 memainkan peran penting dalam mencapai tujuan ambisius ini," katanya.
Dalam forum itu, Indonesia telah memulai implementasi PTA pada 1 Juni 2024. "Karena Indonesia telah mengambil langkah signifikan tersebut. Saya mengundang negara-negara anggota D-8 lainnya untuk mempercepat pelaksanaan proses ratifikasi dan bergabung dengan PTA," ujar Zulhas.
Menurut dia, telah ditandatangani secara bersama Protokol Mekanisme Penyelesaian Sengketa (DSM) merupakan elemen penting memfasilitasi implementasi D-8 PTA.
"Untuk itu, saya dengan senang hati menyampaikan dukungan Indonesia agar PTA D-8 dapat berjalan efektif, salah satunya dengan cara menyepakati protokol DSM. Mekanisme penyelesaian sengketa ini penting untuk membangun rasa saling percaya dan mekanisme penyelesaian sengketa dagang di antara negara-negara anggota D-8," ungkapnya.
Zulhas meyakini implementasi D-8 PTA akan memberikan manfaat bagi pemangku kepentingan dunia usaha. Namun, Indonesia juga menginginkan agar D-8 mengambil inisiatif yang lebih strategis.
“Untuk mendukung hal tersebut, Indonesia bersiap menjadi tuan rumah pertemuan tingkat Menteri Perdagangan D-8 tahun depan," ujar Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dalam pertemuan informal tingkat Menteri Perdagangan D-8 di Istanbul, Turki, Selasa (11/6/2024).
Sebagai informasi, D-8 atau Developing 8 Countries mencakup delapan negara berkembang yang memiliki mayoritas penduduk beragama Islam. Delapan anggotanya mencakup Bangladesh, Indonesia, Iran, Malaysia, Mesir, Nigeria, Pakistan, dan Turki.
"Perdagangan antarnegara anggota D-8 kini mencapai USD 170 miliar. Kita sepakat target perdagangan intra regional D-8 dapat meningkat hampir tiga kali lipat—menjadi USD 500 miliar—pada tahun 2030. Untuk itu PTA D-8 memainkan peran penting dalam mencapai tujuan ambisius ini," katanya.
Dalam forum itu, Indonesia telah memulai implementasi PTA pada 1 Juni 2024. "Karena Indonesia telah mengambil langkah signifikan tersebut. Saya mengundang negara-negara anggota D-8 lainnya untuk mempercepat pelaksanaan proses ratifikasi dan bergabung dengan PTA," ujar Zulhas.
Menurut dia, telah ditandatangani secara bersama Protokol Mekanisme Penyelesaian Sengketa (DSM) merupakan elemen penting memfasilitasi implementasi D-8 PTA.
"Untuk itu, saya dengan senang hati menyampaikan dukungan Indonesia agar PTA D-8 dapat berjalan efektif, salah satunya dengan cara menyepakati protokol DSM. Mekanisme penyelesaian sengketa ini penting untuk membangun rasa saling percaya dan mekanisme penyelesaian sengketa dagang di antara negara-negara anggota D-8," ungkapnya.
Zulhas meyakini implementasi D-8 PTA akan memberikan manfaat bagi pemangku kepentingan dunia usaha. Namun, Indonesia juga menginginkan agar D-8 mengambil inisiatif yang lebih strategis.
(jon)