Program Perindo Efektif Dongkrak Elektabilitas

Kamis, 11 April 2019 - 22:36 WIB
Program Perindo Efektif Dongkrak Elektabilitas
Program Perindo Efektif Dongkrak Elektabilitas
A A A
JAKARTA - Program Partai Persatuan Indonesia (Perindo) yang lebih menekankan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dinilai dapat mendongkrak elektabilitas Perindo sebagai partai politik (parpol) baru. Kuatnya sosialisasi yang dilakukan baik secara langsung ke masyarakat maupun lewat media massa juga mampu mendongkrak popularitas Perindo.

Hasil survei yang dirilis Etos Indonesia Institute menyebutkan, tingkat popularitas Perindo sebagai parpol baru sudah mencapai 81% atau paling popular di antara parpol baru lainnya.

Tingkat popularitas ini juga selaras dengan tingkat elektabilitas parpol besutan Hary Tanoesoedibjo (HT) yang mencapai 2,6% yang juga paling tinggi disbanding elektabilitas parpol baru lainnya.

Direktur Etos Indonesia Institute Iskandar Syah menyebutkan, dengan margin of error sebesar 2,9%, maka peluang Perindo untuk lolos ambang batas minimal parlemen (parliamentary threshold/PT) sebesar 4% dinilai sangat terbuka lebar.
Menurut Iskandar, salah satu alasan publik tertarik dengan Perindo adalah program yang ditawarkan yang langsung menyentuh kebutuhan dasar masyarakat yakni menyangkut isu kesejahteraan.

"Perindo sangat mungkin bisa up (meningkat) karena program-programnya. Dan parpol ini selama ini tidak memunculkan isu yang terlalu keras, lebih banyak memberikan program-program di daerah, memberikan bantuan-bantuan ke petani dan pedagang, dan tak pernah terlibat konflik seperti PSI," tutur Iskandar kepada wartawan saat merilis hasil survei di Rumah Aspirasi, Jakarta, Kamis (11/4/2019).

Selain karena programnya, 'serangan udara' yang gencar dilakukan Perindo melalui jaringan medianya juga dinilai bisa memberikan sumbangsih electoral, selain juga peran HT sebagai figur utama parpol yang sangat memiliki pengaruh terhadap Perindo. "Perindo adalah Hary Tanoe, dan Hary Tanoe adalah Perindo," tuturnya.

Survei tersebut dilakukan pada 12-30 Maret 2019 dengan jumlah responden 2.000 orang yang tersebar di enam kota besar, yakni Jakarta, Surabaya, Medaa, Makassar, Semarang, dan Bandung. Survei dilakukan dengan metode multi stage random sampling dan margin of error 2,9% dengan tingkat kepercayaan 96%.

Meski hasil survei Etos yang menempatkan Perindo sebagai parpol baru dengan popularitas dan elektabilitas tertinggi sebesar 2,6%, namun sejumlah hasil survei lembaga lainnya, bahkan menempatkan Perindo dengan elektabilitas yang lebih tinggi lagi. Sebut saja Voxpol Center Research & Consulting yang menempatkan Perindo pada posisi 3,3% atau Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA yang yang menyebutkan elektabilitas Perindo mencapai sebesar 3,9%. Bahkan, Jaringan Suara Indonesia (JSI) mendudukkan elektabilitas Perindo pada posisi 4,7%.

Secara umum, hasil survei Etos Indonesia Institute menempatkan PDIP sebagai parpol dengan elektabilitas tertinggi mencapai 25,3%, disusul Partai Gerindra 17,2%, Partai Golkar 16,1%, Partai Demokrat 14,7%, PKB 6,4%, NasDem 3,1%, PAN 2,9%, Perindo 2,6%, PKS 2,3%, PPP 2,1%, Berkarya 1,9%, PSI 1,7%, Hanura 1,6%, PBB 1,4%, Garuda 0,4%, dan PKPI 0,1%. Sementara responden yang tidak menjawab sebesar 0,2%.

Iskandar menyebutkan, hasil survei juga menempatkan sejumlah nama calon anggota legislatif (caleg) DPR RI petahana (incumbent) yang kemungkinan besar bakal kembali terpilih. Dan lima besar diduduki oleh caleg Partai Golkar yang juga Ketua DPR Bambang Soesatyo, disusul caleg PDIP Effendi Simbolon, caleg Demokrat Dede Yusuf, caleg Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, dan caleg Demokrat Michael Wattimena. "Lima caleg ini sandainya dipindah dapil pun potensi lolosnya besar. Mereka ini adalah lima besar yang poaling berpotensi terpilihkembali," tuturnya.

Iskandar menyebutkan, potensi keterpilihan kelima caleg tersebut didasarkan pada kinerja mereka selama ini dan juga perhatiannya terhadap dapil masing-masing. " Kalau cuma popularitas saja tidak bisa. Kalau popularitas saja caleg artis lebih populer," paparnya.

Di sisi lain, kata Iskandar, ada beberapa pertimbangan public dalam memilih parpol. Di antaranya karena alasan calon presiden dan calon wakil presiden yang diusung, sebesar 33%, tokoh pemimpin parpol 17%, faktor ideologi partai 13%, pilihan historis 11%, konsolidasi organisasi 7%, platform politik parpol 6%, alasan sebagai alat perjuangan 5%, dan alasan lain-lain 4%.

Sekjen Perindo Ahmad Rofiq mengatakan, hasil sejumlah lembaga survei yang menempatkan Perindo sebagai parpol baru yang paling berpeluang lolos parlemen, merupakan bagian dari modal elektabilitas. Angka yang didapatkan tersebut akan digandakan dengan aktivitas-aktivitas politik yang sangat gencar dilakukan Partai Perindo.

Rofiq mencontohkan kegiatan fogging serentak yang dilakukan Perindo, selain sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat, juga sebagai media kampanye yang langsung menyentuh ke bawah. Langkah ini dinilai sangat efektif karena para pengurus partai dan juga caleg bisa langsung bersentuhan dan berdialog dengan masyarakat bawah.

"Jadi kami beri fogging, tapi beri kami kesempatan untuk menyampaikan visi misi parpol. Itu yang menjadi modal buat masyarakat untuk lebih mengenal Partai Perindo," pungkasnya.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9303 seconds (0.1#10.140)