Deretan Komjen Pol Bergelar Profesor, Nomor 2 Tangkap Gembong Teroris Dr Azhari dan Peraih Adhi Makayasa
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ada sejumlah Komisaris Jenderal Polisi (Komjen Pol) yang bergelar professor. Para perwira tinggi (Pati) bintang tiga tersebut menduduki sejumlah jabatan penting baik di institusi maupun di luar institusi Polri.
Selain menduduki jabatan penting, mereka juga merupakan anggota Polri yang memiliki banyak pengalaman. Termasuk berhasil menangkap gembong teroris paling ditakuti yakni Dr. Azhari.
Berikut ini beberapa Komjen Pol yang memiliki gelar profesor:
Jabatan tersebut diemban Rudy Heriyanto sejak 11 Desember 2023 hingga saat ini. Rudy merupakan alumni Sekolah Perwira Polri 1993 yang berpengalaman dalam bidang reserse.
Selama mengabdi di Korps Bhayangkara, pria kelahiran Jakarta, 17 Maret 1968 ini banyak menduduki jabatan penting. Di antaranya, Kasubbid Peraturan Bid. Kumdang Div Binkum Polri, Kapolres Cimahi, kemudian sebagai Kasubbagsun UU Bagsunkum Rosunluhkum Divkum Polri.
Sempat menjabat sebagai Kaden C Ropaminal Divpropam Polri pada 2012, dia kemudian dipindah menjadi Kabaginpam Ropaminal Divpropam Polri. Dia juga pernah dipercaya menjabat sebagai Kapolres Metro Jakarta Barat.
Kariernya di kepolisian cukup cemerlang, Rudy kemudian diangkat menjadi Dirreskrimum Polda Metro Jaya pada 2016, kemudian ditarik kembali ke Mabes Polri dengan menjabat sebagai Dirtipidter Bareskrim Polri pada 2017.
Selanjutnya menjabat sebagai Dirtipideksus Bareskrim Polri pada 2018, Widyaiswara Utama Sespim Polri, kemudian, Kadivkum Polri, Kapolda Banten pada 2020 dan sempat menjadi Guru Besar Universitas Lampung, sebelum akhirnya menjabat sebagai Sekjen KKP sejak 2023 hingga saat ini.
Jabatan tersebut diemban Rycko sejak 3 April 2023. Lulusan lulusan terbaik peraih Adhi Makayasa Akademi Kepolisian (Akpol) 1988 B ini sangat berpengalaman dalam bidang Reserse.
Lahir di Bogor, Jawa Barat pada 14 Agustus 1966, Rycko menempuh pendidikan SDN pada 1979, kemudian SMPN pada 1982, dan SMAN pada 1985 di Cibinong, Bogor. Lulus dari sekolah Rycko kemudian melanjutkan pendidikan di Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang dan menjadi lulusan terbaik dan selanjutnya dilantik oleh Presiden Soeharto di Istana Merdeka pada 23 Juli 1988.
Rycko kemudian melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi dengan mengambil Program Magister (S2) Ilmu Administrasi di Universitas Indonesia (UI) pada 2001, kemudian Doktoral (S3) pada Kajian Ilmu Kepolisian Universitas Indonesia (UI) pada 2008.
Rycko berhasil lulus dengan predikat Cum Laude dan diangkat sebagai Guru Besar dalam jabatan Profesor dibidang ilmu Kajian Ilmu Kepolisian pada Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) sejak 1 Agustus 2020 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim.
Selama mengabdi di Korps Bhayangkara, Rycko pernah terlibat dalam termasuk perwira yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa saat bergabung dalam Tim Bareskrim melumpuhkan teroris Dr Azahari dan kelompoknya di Kota Batu, Malang, Jawa Timur, 9 November 2005.
Rycko mendapat penghargaan dari Kapolri yang saat itu dijabat oleh Jenderal Pol Sutanto bersama dengan rekan-rekannya yakni, Tito Karnavian, Petrus Reinhard Golose, serta Idham Azis.
Menengok ke belakang, penugasan pertama Rycko di Polres Metro Jakarta Pusat sebagai Kepala Unit (Kanit) Reserse Kejahatan dengan Kekerasan (Jatanras), selanjutnya dia ditugaskan sebagai instruktur di Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang.
Selanjutnya dia ditugaskan sebagai Kaset Ops Puskodal Ops Polres Metro Jakarta Pusat. Kemudian Ps. Kasat Serse Polres Metro Jakarta Selatan. Tidak berapa lama, dia kemudian diangkat menjadi Kanit Moneter Sat Serse Ek Ditserse Polda Metro dan Wakasat Ekonomi Polda Metro Jaya.
Pada 2002, dia mengikuti pendidikan Sespimpol dan lulus dengan predikat terbaik. Dia kemudian diangkat menajdi Kasat II Ditreskrim Polda Sumut, kemudian Kanit Banmin Subden Bantuan Densus 88/Antiteror Bareskrim Polri.
Dari Mabes Polri, dia dimutasi menjadi Kapolresta Sukabumi, kemudian Kanit I Dit II/Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri. Dia kemudian diangkat menjadi Kapolres Jakarta Utara. Setelah itu, ia dipromosikan jadi ajudan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Dia kemudian menjabat Kepala Lembaga Kerjasama Pendidikan Dit PPITK PTIK, lembaga yang menginduk pada Lemdikpol, lalu sebagai Wakapolda Jabar dan Ketua STIK Lemdikpol yang sebelumnya dikenal bernama PTIK.
Kariernya semakin mentereng, dia kemudian dipromosikan menjadi Kapolda Sumut, Gubernur Akpol, dan Kapolda Jateng. Kabaintelkam Polri, Kalemdiklat Polri sebelum akhirnya menjabat sebagai Kepala BNPT. Pengangkatannya sebagai Kepala BNPT tidak lepas dari pengalamannya pernah menangani kasus Bom Bali II pada 2005.
Selain menduduki jabatan penting, mereka juga merupakan anggota Polri yang memiliki banyak pengalaman. Termasuk berhasil menangkap gembong teroris paling ditakuti yakni Dr. Azhari.
Berikut ini beberapa Komjen Pol yang memiliki gelar profesor:
1. Komjen Pol Rudy Heriyanto Adi Nugroho
Komjen Pol Rudy Heriyanto Adi Nugroho merupakan Pati Polri yang menyandang gelar tertinggi akademik Profesor. Saat ini, dia menjabat sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).Jabatan tersebut diemban Rudy Heriyanto sejak 11 Desember 2023 hingga saat ini. Rudy merupakan alumni Sekolah Perwira Polri 1993 yang berpengalaman dalam bidang reserse.
Selama mengabdi di Korps Bhayangkara, pria kelahiran Jakarta, 17 Maret 1968 ini banyak menduduki jabatan penting. Di antaranya, Kasubbid Peraturan Bid. Kumdang Div Binkum Polri, Kapolres Cimahi, kemudian sebagai Kasubbagsun UU Bagsunkum Rosunluhkum Divkum Polri.
Sempat menjabat sebagai Kaden C Ropaminal Divpropam Polri pada 2012, dia kemudian dipindah menjadi Kabaginpam Ropaminal Divpropam Polri. Dia juga pernah dipercaya menjabat sebagai Kapolres Metro Jakarta Barat.
Kariernya di kepolisian cukup cemerlang, Rudy kemudian diangkat menjadi Dirreskrimum Polda Metro Jaya pada 2016, kemudian ditarik kembali ke Mabes Polri dengan menjabat sebagai Dirtipidter Bareskrim Polri pada 2017.
Selanjutnya menjabat sebagai Dirtipideksus Bareskrim Polri pada 2018, Widyaiswara Utama Sespim Polri, kemudian, Kadivkum Polri, Kapolda Banten pada 2020 dan sempat menjadi Guru Besar Universitas Lampung, sebelum akhirnya menjabat sebagai Sekjen KKP sejak 2023 hingga saat ini.
2. Komjen Pol Mohammed Rycko Amelza Dahniel
Mohammed Rycko Amelza Dahniel juga merupakan Pati Polri yang menyandang gelar profesor. Saat ini, dia menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).Jabatan tersebut diemban Rycko sejak 3 April 2023. Lulusan lulusan terbaik peraih Adhi Makayasa Akademi Kepolisian (Akpol) 1988 B ini sangat berpengalaman dalam bidang Reserse.
Lahir di Bogor, Jawa Barat pada 14 Agustus 1966, Rycko menempuh pendidikan SDN pada 1979, kemudian SMPN pada 1982, dan SMAN pada 1985 di Cibinong, Bogor. Lulus dari sekolah Rycko kemudian melanjutkan pendidikan di Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang dan menjadi lulusan terbaik dan selanjutnya dilantik oleh Presiden Soeharto di Istana Merdeka pada 23 Juli 1988.
Rycko kemudian melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi dengan mengambil Program Magister (S2) Ilmu Administrasi di Universitas Indonesia (UI) pada 2001, kemudian Doktoral (S3) pada Kajian Ilmu Kepolisian Universitas Indonesia (UI) pada 2008.
Rycko berhasil lulus dengan predikat Cum Laude dan diangkat sebagai Guru Besar dalam jabatan Profesor dibidang ilmu Kajian Ilmu Kepolisian pada Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) sejak 1 Agustus 2020 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim.
Selama mengabdi di Korps Bhayangkara, Rycko pernah terlibat dalam termasuk perwira yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa saat bergabung dalam Tim Bareskrim melumpuhkan teroris Dr Azahari dan kelompoknya di Kota Batu, Malang, Jawa Timur, 9 November 2005.
Rycko mendapat penghargaan dari Kapolri yang saat itu dijabat oleh Jenderal Pol Sutanto bersama dengan rekan-rekannya yakni, Tito Karnavian, Petrus Reinhard Golose, serta Idham Azis.
Menengok ke belakang, penugasan pertama Rycko di Polres Metro Jakarta Pusat sebagai Kepala Unit (Kanit) Reserse Kejahatan dengan Kekerasan (Jatanras), selanjutnya dia ditugaskan sebagai instruktur di Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang.
Selanjutnya dia ditugaskan sebagai Kaset Ops Puskodal Ops Polres Metro Jakarta Pusat. Kemudian Ps. Kasat Serse Polres Metro Jakarta Selatan. Tidak berapa lama, dia kemudian diangkat menjadi Kanit Moneter Sat Serse Ek Ditserse Polda Metro dan Wakasat Ekonomi Polda Metro Jaya.
Pada 2002, dia mengikuti pendidikan Sespimpol dan lulus dengan predikat terbaik. Dia kemudian diangkat menajdi Kasat II Ditreskrim Polda Sumut, kemudian Kanit Banmin Subden Bantuan Densus 88/Antiteror Bareskrim Polri.
Dari Mabes Polri, dia dimutasi menjadi Kapolresta Sukabumi, kemudian Kanit I Dit II/Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri. Dia kemudian diangkat menjadi Kapolres Jakarta Utara. Setelah itu, ia dipromosikan jadi ajudan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Dia kemudian menjabat Kepala Lembaga Kerjasama Pendidikan Dit PPITK PTIK, lembaga yang menginduk pada Lemdikpol, lalu sebagai Wakapolda Jabar dan Ketua STIK Lemdikpol yang sebelumnya dikenal bernama PTIK.
Kariernya semakin mentereng, dia kemudian dipromosikan menjadi Kapolda Sumut, Gubernur Akpol, dan Kapolda Jateng. Kabaintelkam Polri, Kalemdiklat Polri sebelum akhirnya menjabat sebagai Kepala BNPT. Pengangkatannya sebagai Kepala BNPT tidak lepas dari pengalamannya pernah menangani kasus Bom Bali II pada 2005.
(cip)