Penelitian Obat Covid-19 Unair, TNI AD, BIN Dinilai Harus Diapresiasi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Universitas Airlangga (Unair) Surabaya bersama TNI Angkatan Darat (AD), Badan Intelijen Negara (BIN) dan Polri melakukan penelitian obat baru Covid-19 yang diyakini bisa digunakan sebagai obat Covid-19 pertama di dunia.
Kendati demikian, tidak sedikit suara yang mengkritisi penelitian itu. Umumnya, mereka menilai itu bukan penemuan tetapi peracikan. "Saya prihatin dengan keadaan ini. Para peneliti medis harusnya bersyukur ada pihak yang berjuang mencari solusi di tengah kemelut pandemi yang membawa kerugian dalam banyak dimensi," kata Boni Hargens, Direktur Pemilih Indonesia (LPI) melalui keterangan tertulisnya, Rabu (19/98/2020).
Menurut dia, seharusnya siapa pun mengapresiasi apa yang sudah dilakukan Unair, BIN, dan TNI AD. "Mereka sudah berbuat sesuatu yang berguna untuk masyarakat pada saat banyak pihak hanya pandai berbicara tanpa berbuat apa-apa," ujarnya.
Dia menilai tidak penting apakah itu penemuan baru atau sebuah racikan. Intinya itu kerja keras yang berguna untuk menyelamatkan masyarakat. Oleh karena itu temuan itu harus dihormati, bukan dicibir.
"Maka kita harusnya memberi hormat dan mengucap terima kasih bukan malah mencibir. Sebuah bangsa tidak bisa menjadi besar kalau kita hanya bisa berbicara tanpa berbuat," ujarnya. ( )
Menurut dia, penelitian obat Covid yang sukses dilakukan Unair, BIN, dan TNI AD adalah bukti kepedulian dan bagian dari komitmen moral untuk membantu bangsa dan negara. Mereka yang mencibir sebaiknya belajar dari Unair, BIN, dan TNI AD bahwa yang paling utama adalah tindakan konkrit untuk perubahan positif.
"Saatnya kita semua dituntut untuk lebih banyak bertindak daripada sekadar nyinyir," ujarnya.
Dia berharap apa yang dilakukan Unair, BIN, dan TNI AD terus didukung oleh semua elemen karena penelitian ini untuk kepentingan kita semua,bahkan untuk kepentingan seluruh umat manusia di dunia.
Kendati demikian, tidak sedikit suara yang mengkritisi penelitian itu. Umumnya, mereka menilai itu bukan penemuan tetapi peracikan. "Saya prihatin dengan keadaan ini. Para peneliti medis harusnya bersyukur ada pihak yang berjuang mencari solusi di tengah kemelut pandemi yang membawa kerugian dalam banyak dimensi," kata Boni Hargens, Direktur Pemilih Indonesia (LPI) melalui keterangan tertulisnya, Rabu (19/98/2020).
Menurut dia, seharusnya siapa pun mengapresiasi apa yang sudah dilakukan Unair, BIN, dan TNI AD. "Mereka sudah berbuat sesuatu yang berguna untuk masyarakat pada saat banyak pihak hanya pandai berbicara tanpa berbuat apa-apa," ujarnya.
Dia menilai tidak penting apakah itu penemuan baru atau sebuah racikan. Intinya itu kerja keras yang berguna untuk menyelamatkan masyarakat. Oleh karena itu temuan itu harus dihormati, bukan dicibir.
"Maka kita harusnya memberi hormat dan mengucap terima kasih bukan malah mencibir. Sebuah bangsa tidak bisa menjadi besar kalau kita hanya bisa berbicara tanpa berbuat," ujarnya. ( )
Menurut dia, penelitian obat Covid yang sukses dilakukan Unair, BIN, dan TNI AD adalah bukti kepedulian dan bagian dari komitmen moral untuk membantu bangsa dan negara. Mereka yang mencibir sebaiknya belajar dari Unair, BIN, dan TNI AD bahwa yang paling utama adalah tindakan konkrit untuk perubahan positif.
"Saatnya kita semua dituntut untuk lebih banyak bertindak daripada sekadar nyinyir," ujarnya.
Dia berharap apa yang dilakukan Unair, BIN, dan TNI AD terus didukung oleh semua elemen karena penelitian ini untuk kepentingan kita semua,bahkan untuk kepentingan seluruh umat manusia di dunia.
(dam)