Ditemui Purnawirawan TNI, Rizal Ramli Ngomong soal Buzzer

Rabu, 19 Agustus 2020 - 19:54 WIB
loading...
Ditemui Purnawirawan...
Sejumlah purnawirawan TNI menyambangi ekonom senior Rizal Ramli di kantornya di Tebet Barat, Jakarta Selatan, Rabu (19/8/2020). Foto/SINDOnews/Isra Triansyah
A A A
JAKARTA - Sejumlah purnawirawan TNI bertemu dengan ekonom senior Rizal Ramli . Mereka menceritakan keresahan mereka mengenai adanya ancaman non-militer terhadap Indonesia, yakni di bidang ekonomi dan politik.

Dalam kedatangannya, para purnawirawan yang targabung Forum Komunikasi Patriot Peduli Bangsa (FKPPB) bercerita tentang ancaman non-militer terhadap Indonesia berbentuk adu domba.

"Masalah Indonesia hari ini bukan ancaman militer, tapi non-militer, apa itu? masalah-masalah ekonomi yang susah sekali, masalah pengangguran, kemudian masalah kebangsaan karena berapa tahun terakhir ini kita dipecah oleh buzzer oleh influencer ," ujar Rizal Ramli di kantornya, Jalan Tebet Barat, Jakarta Selatan, Rabu (19/8/2020). (Baca juga: Sebut Ada Ancaman, Sejumlah Purnawirawan TNI Temui Rizal Ramli)

Menurut dia, buzzer di media sosial (medsos) telah membelah bangsa. Mereka kerjanya hanya memuja-muja. "Yang bayar dia kayak dewa, lawan-lawannya yang berbeda pendapat dihancurkan karakternya, jadi kayak perang sosial ini," tandas mantan Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid ini.

Rizal menilai saat ini ada kesan penegak hukum berat sebelah atau tidak adil. "Hukum tidak adil. Kalau ada yang bandel-bandel ngeritik sedikit apalagi terkait dengan Islam pasti ditangkap, iya kan, tapi kalau yang lain dilepaskan, ini enggak benar," tuturnya. ( )

Sementara itu, perwakilan FKPPB Mayjen Purn Deddy Setia Budiman berbicara tentang ancaman ekonomi dan politik yang menghantui Indonesia.

Di bidang politik, kalangan purnawirawan resah dengan adanya RUU Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) dan RUU Badan Pembinaan Ideologi Pancasila. "Apalagi dalam waktu dekat ini ada RUU HIP dan RUU BPIP, ini adalah pancasila mau diubah, Bayangkan ini Pancasila mau diubah, menjadi Trisila dan Ekasila ini akan menimbulkan konflik horizontal dan konflik vertikal," tuturnya.
(dam)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1687 seconds (0.1#10.140)