Catatan atas Pidato Megawati, Hampir Bisa Dipastikan PDIP Mengambil Sikap Oposisi
loading...
A
A
A
"Dengan demikian, di bawah kepemimpinan Megawati, hampir bisa dipastikan PDIP akan mengambil sikap sebagai oposisi di hadapan kepemimpinan pemerintahan Prabowo-Gibran," kata Umam.
Umam mengatakan, penggunaan tema Satyam Eva Jayate atau yang benar pada akhinnya akan menang, merupakan tudingan secara tidak langsung bahwa yang menang saat ini adalah yang tidak benar menurut cara pandang PDIP. Cara pandang itu tak lepas dari koreksi total PDIP atas praktik kekuasaan pemerintahan Jokowi yang dianggap telah melumpuhkan pilar-pilar demokrasi dan dianggap telah menyalahi komitmen agenda Reformasi 1998.
"Kritik Megawati yang paling telak ditujukan pada tudingan praktik penggunaan instrumen kekuasaan, mulai dari penegak hukum hingga lembaga TNI-Polri, yang dianggapnya telah ditarik lagi menjadi alat kekuasaan dalam politik praktis, sebagaimana di era kekuasaan autoritarian. Megawati bahkan mengancam, Reformasi Ulang atau Re-Reformasi bisa saja perlu dilakukan untuk memperbaiki kondisi bangsa yang dianggapnya tidak sesuai dengan prinsip-prinsip perjuangan PDIP," jelasnya.
Sebelumnya, Megawati Soekarnoputri mengisyaratkan kepada seluruh kadernya bahwa PDIP akan berada di luar zona nyaman dalam meraih kemenangan. Hal ini disampaikan Megawati saat memberikan pidato politik di pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) V PDIP di Beach City International Stadium, Ancol, Jakarta, Jumat (24/5/2024).
Awalnya, Megawati mengutip pernyataan Presiden RI yang juga ayahnya, Soekarno terkait kesabaran revolusioner. Dari pernyataan itu, Megawati menegaskan kemenangan akan diraih kembali jika seluruh elemen partai solid.
"Kita terus bergerak, bergerak, solid bergerak, solid bergerak, terus, terus, maju terus, maju terus. Tidak pantang mundur, untuk apa? Mencapai kemenangan," kata Megawati.
Dalam kaitan ini, Megawati meminta agar seluruh kader PDIP untuk solid. Jika tidak mengikuti instruksi partai, Megawati mempersilakan kadernya untuk keluar.
"Partai kami adalah partai yang mempunyai keteguhan dan kesabaran yang luar biasa. Siapa yang nggak mau ngikut? Ya iyalah, udahlah, nggak zona nyaman, zona nyaman melulu," ujarnya.
Presiden ke-5 RI itu menekankan tentang pentingnya pengawasan sebagai penyeimbang dalam berdemokrasi, termasuk pengawasan terhadap kekuasaan yang ada.
Umam mengatakan, penggunaan tema Satyam Eva Jayate atau yang benar pada akhinnya akan menang, merupakan tudingan secara tidak langsung bahwa yang menang saat ini adalah yang tidak benar menurut cara pandang PDIP. Cara pandang itu tak lepas dari koreksi total PDIP atas praktik kekuasaan pemerintahan Jokowi yang dianggap telah melumpuhkan pilar-pilar demokrasi dan dianggap telah menyalahi komitmen agenda Reformasi 1998.
"Kritik Megawati yang paling telak ditujukan pada tudingan praktik penggunaan instrumen kekuasaan, mulai dari penegak hukum hingga lembaga TNI-Polri, yang dianggapnya telah ditarik lagi menjadi alat kekuasaan dalam politik praktis, sebagaimana di era kekuasaan autoritarian. Megawati bahkan mengancam, Reformasi Ulang atau Re-Reformasi bisa saja perlu dilakukan untuk memperbaiki kondisi bangsa yang dianggapnya tidak sesuai dengan prinsip-prinsip perjuangan PDIP," jelasnya.
Sebelumnya, Megawati Soekarnoputri mengisyaratkan kepada seluruh kadernya bahwa PDIP akan berada di luar zona nyaman dalam meraih kemenangan. Hal ini disampaikan Megawati saat memberikan pidato politik di pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) V PDIP di Beach City International Stadium, Ancol, Jakarta, Jumat (24/5/2024).
Awalnya, Megawati mengutip pernyataan Presiden RI yang juga ayahnya, Soekarno terkait kesabaran revolusioner. Dari pernyataan itu, Megawati menegaskan kemenangan akan diraih kembali jika seluruh elemen partai solid.
"Kita terus bergerak, bergerak, solid bergerak, solid bergerak, terus, terus, maju terus, maju terus. Tidak pantang mundur, untuk apa? Mencapai kemenangan," kata Megawati.
Dalam kaitan ini, Megawati meminta agar seluruh kader PDIP untuk solid. Jika tidak mengikuti instruksi partai, Megawati mempersilakan kadernya untuk keluar.
"Partai kami adalah partai yang mempunyai keteguhan dan kesabaran yang luar biasa. Siapa yang nggak mau ngikut? Ya iyalah, udahlah, nggak zona nyaman, zona nyaman melulu," ujarnya.
Presiden ke-5 RI itu menekankan tentang pentingnya pengawasan sebagai penyeimbang dalam berdemokrasi, termasuk pengawasan terhadap kekuasaan yang ada.