Memupuk Solidaritas Sosial di Tengah Pandemi Corona
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi virus Corona (Covid-19) bukan menjadi penghalang untuk meningkatkan kepedulian sosial terhadap sekitar.
Ibadah puasa di bulan Ramadhan justru dapat menjadi sarana melatih diri mengendalikan hawa nafsu yang juga bertujuan memupuk kepedulian terhadap sesama umat manusia.
Guru Besar bidang Psikologi Islam dari Universitas Negeri Islam (UIN) Syarif Hidayatulah Jakarta, Prof Dr Achmad Mubarok mengatakan di tengah pandemi Corona, masyarakat justru semakin meningkat kepedulian sosialnya.
Hal ini sudah terbukti dengan terjadinya fenomena bagi-bagi makanan di jalan. “Sekarang memberikan makanan kepada orang-orang menjadi telah fenomena kekinian, di pinggir jalan, di mana-mana. Hal ini bisa terjadi karena lebih kepada spontanitas masyarakat yang bangkit kepeduliannya terhadap sesana. Makanya banyak yang melakukan itu justru dari perorangan atau pribadi,” tutur Achmad Mubarok di Jakarta, Kamis (30/4/2020).
Dia mengungkapkan selain dari perorangan, bantuan tersebut juga ada dari berbagai kelompok, organisasi maupun partai politik.
“Selain dari perorangan ada juga yang dari kelompok, seperti kemarin ada dari partai politik juga membagikan ribuan boks makanan. Jadi yang formal seperti kelompok itu segitu, tapi yang secara social dari pribadi-pribadi itu malah lebih banyak jumlahnya kalau di total semua,” tutur mantan anggota MPR periode 1999-2004 itu.
( )
Mubarok juga menjelaskan pentingnya bantuan swadaya dari masyarakat agar masyarakat tidak mampu dapat bertahan dalam situasi saat ini.
“Kalau pemerintah sendiri saja misalnya masih kewalahan untuk mendistribusikan bahan makanan, Misalnya bantuan ke RT yang dibutuhkan ada 100 tapi yang diterima cuma 50 boks. Itu kan bagi aparat setempat menjadi berat karena yang membutuhkan jumlahnya jauh lebih banyak. Karena itu, penting sekali adanya bantuan dari kalangan masyarakat, baik pribadi, organisasi maupun kelompok,” tutur mantan Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat ini.
Dia juga menyampaikan apresiasinya terhadap bantuan spontanitas dari masyarakat yang muncul selama pandemi Covid. Hal tersebut sejatinya merupakan ciri khas masyarakat bangsa Indonesia.
“Fenomena membagi bantuan dari masyarakat ini sudah muncul tanpa adanya seruan. Saya kira seruannya mungkin justru ucapan terima kasih kepada mereka," tuturnya.
Ibadah puasa di bulan Ramadhan justru dapat menjadi sarana melatih diri mengendalikan hawa nafsu yang juga bertujuan memupuk kepedulian terhadap sesama umat manusia.
Guru Besar bidang Psikologi Islam dari Universitas Negeri Islam (UIN) Syarif Hidayatulah Jakarta, Prof Dr Achmad Mubarok mengatakan di tengah pandemi Corona, masyarakat justru semakin meningkat kepedulian sosialnya.
Hal ini sudah terbukti dengan terjadinya fenomena bagi-bagi makanan di jalan. “Sekarang memberikan makanan kepada orang-orang menjadi telah fenomena kekinian, di pinggir jalan, di mana-mana. Hal ini bisa terjadi karena lebih kepada spontanitas masyarakat yang bangkit kepeduliannya terhadap sesana. Makanya banyak yang melakukan itu justru dari perorangan atau pribadi,” tutur Achmad Mubarok di Jakarta, Kamis (30/4/2020).
Dia mengungkapkan selain dari perorangan, bantuan tersebut juga ada dari berbagai kelompok, organisasi maupun partai politik.
“Selain dari perorangan ada juga yang dari kelompok, seperti kemarin ada dari partai politik juga membagikan ribuan boks makanan. Jadi yang formal seperti kelompok itu segitu, tapi yang secara social dari pribadi-pribadi itu malah lebih banyak jumlahnya kalau di total semua,” tutur mantan anggota MPR periode 1999-2004 itu.
( )
Mubarok juga menjelaskan pentingnya bantuan swadaya dari masyarakat agar masyarakat tidak mampu dapat bertahan dalam situasi saat ini.
“Kalau pemerintah sendiri saja misalnya masih kewalahan untuk mendistribusikan bahan makanan, Misalnya bantuan ke RT yang dibutuhkan ada 100 tapi yang diterima cuma 50 boks. Itu kan bagi aparat setempat menjadi berat karena yang membutuhkan jumlahnya jauh lebih banyak. Karena itu, penting sekali adanya bantuan dari kalangan masyarakat, baik pribadi, organisasi maupun kelompok,” tutur mantan Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat ini.
Dia juga menyampaikan apresiasinya terhadap bantuan spontanitas dari masyarakat yang muncul selama pandemi Covid. Hal tersebut sejatinya merupakan ciri khas masyarakat bangsa Indonesia.
“Fenomena membagi bantuan dari masyarakat ini sudah muncul tanpa adanya seruan. Saya kira seruannya mungkin justru ucapan terima kasih kepada mereka," tuturnya.