Gun Gun Heryanto Aktivis Belakang Layar

Minggu, 03 Februari 2019 - 11:30 WIB
Gun Gun Heryanto Aktivis Belakang Layar
Gun Gun Heryanto Aktivis Belakang Layar
A A A
JAKARTA - Politik mulai diminati Gun Gun sejak remaja saat berkumpul dengan aktivis. Kegemaran berorganisasi membuat pengamat komunikasi politik ini dekat dengan diskusi untuk memaparkan pemahaman.

Semua ketertarikan itu memang sudah dipupuk di dalam keluarganya. Bagi Gun Gun, keluarga sebagai inkubator untuk memiliki bibit kritis, dapat menjadi tempat mengutarakan pendapat dan menjunjung kebebasan memilih serta berusaha bermanfaat bagi orang lain.

Suatu waktu saat liburan sekolah, Gun Gun mengunjungi Yogyakarta. Saat ikut dengan salah satu kerabatnya, Gun Gun bertemu sejumlah aktivis. Satu meja dengan mereka memberi kesan tersendiri bagi dirinya.

“Di Yogyakarta ada banyak komunitas. Saya melihat banyak orang duduk lesehan di angkringan sambil diskusi konsep-konsep serius. Dulu saya tidak paham misalnya mengenai Aristoteles,” kenang Gun Gun.

Saat itu Gun Gun hanya menjadi pendengar. Pembahasan lain seperti geopolitik cukup membuatnya penasaran. “Saya bertekad untuk melanjutkan kuliah di Yogyakarta. Saya benar-benar merasakan aktivisme, bahkan sampai tidak peduli dengan hedonisme khas anak muda,” ujarnya.

Tercapai untuk berkuliah di Kota Pelajar itu, kegiatan orga nisasi Gun Gun terus berlanjut bahkan hingga berskala antarkampus. Aktivis asal tiga kampus yakni UGM, UIN Yogyakarta, dan Atmajaya, dulu rutin berdiskusi tematik setiap malam.(Baca Juga: Berpesta Demokrasi dengan Literasi PolitikSesuai karakternya yang diam, dalam keaktifannya Gun Gun tidak suka model advokasi yang lebih asertif atau ekstra parlementer seperti orasi. Gun Gun lebih senang jalur senyap atau di belakang layar sebagai konseptor memproduksi tulisan, bahan orasi, materi kajian, dan lain-lain.
“Itu cukup membentuk saya sampai sekarang. Sampai sekarang saya tidak suka berdebat,” sambung pria yang hobi bersepeda ini. Bagi generasi muda yang ingin terjun ke dalam kegiatan aktivis ataupun politik, Gun Gun mengingatkan, milikilah asupan ilmu pengetahuan yang kini tersebar di mana pun.

“Harus juga berjejaring, ikut komunitas, berorganisasi. Terakhir, berkaryalah, produksi ide dan pemikiran dalam bentuk apa pun. Bagus kalau sampai dimuat di media massa, di status media sosial, juga tidak masalah,” ungkapnya.

Mengenai literasi politik, Gun Gun menilai masih dibutuhkan banyak ahli politik yang dapat mengedukasi masyarakat. Sebagai seorang dosen, dia melihat generasi muda masa kini sangat jauh dari ketertarikan politik. Itu sebabnya Gun Gun sering mengajak mahasiswanya untuk berdiskusi dan membuat ketertarikan pada bidang politik. (Ananda Nararya)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5537 seconds (0.1#10.140)