Pakar Virologi UGM Minta Pemerintah Atasi COVID-19 Jangan Tergantung Vaksin

Selasa, 18 Agustus 2020 - 11:17 WIB
loading...
Pakar Virologi UGM Minta...
Pakar Virologi FKKMK UGM, Mohamad Saifudin Hakim mengatakan pemerintah jangan hanya tergantung vaksin untuk mengatasi pandemi COVID-19. Foto/Humas UGM
A A A
SLEMAN - Pakar Virologi Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) , Mohamad Saifudin Hakim mengatakan pemerintah jangan hanya tergantung vaksin untuk mengatasi pandemi COVID-19 . Sebab pandemi virus Corona sebelumnya seperti SARS-CoV dan MERS-CoV berhasil dihentikan tanpa vaksin.

Karena itu pemerintah tetap harus melakukan berbagai upaya dalam mencgah persebaran COVID-19 ini secara maksimal. Termasuk tindakan pencegahan seperti isolasi kasus, contact tracing, karantina, memakai masker cuci tangan, dan karantina komunitas (lock down) serta kedisiplinan masyarakat dalam menerakan protokol kesehatan sangat diperlukan. (Baca juga: Pulih 4 Orang, 871 WNI di Luar Negeri Sembuh COVID-19)

“Vaksin bukan satu-satunya cara menghentikan pandemi COVID-19. Bahkan negara-negara yang sukses menahan laju peningkatan kasus COVID-19, seperti China sendiri, Korea Selatan, Selandia Baru dan Taiwan bisa menekan peningkatan kasus dengan upaya-upaya pencegahan penularan yang dilaksanakan dengan baik dan disiplin,” ujar Hakim kepada SINDOnews , Selasa (18/8/2020).

Hakim menjelaskan vaksin Sinovac yang saat ini masuk ke uji klinis fase 3 tidak menjamin bahwa uji klinisnya akan berhasil dan pasti akan efektif untuk digunakan. Apalagi banyak kandidat vaksin yang sudah menjalani uji fase 3 namun gagal karena ternyata terbukti tidak efektif.

Selain itu, banyak penelitian menunjukkan bahwa antibodi yang terbentuk setelah infeksi SARS-CoV-2 secara alami ternyata tidak bertahan lama dan akan menghilang dalam 2-3 bulan. “Jangan terburu-buru menyimpulkan bahwa vaksin yang sedang diuji klinis saat ini pasti akan efektif dan sudah pasti menjadi pilihan untuk diedarkan. Ini kesimpulan yang terlalu dini,” tandas Dosen Departemen Mikrobilogi FKKMK UGM itu.

Hal lainnya yang harus menjadi perhatian jika nantinya dari hasil uji coba vaksin Sinovac berhasil dan dimasukkan ke dalam program imunisasi nasional. Maka Indonesia harus memproduksi sendiri. Sebab untuk kelanjutannya tergantung dengan ketersediaan vaksin tersebut. (Baca juga: Presiden Diminta Turun Tangan Menyelesaikan Masalah Hibah Merek Merdeka Belajar)

“Tentu akan lebih mudah dipastikan jika kita mampu memproduksi vaksin sendiri, dibandingkan jika harus membeli dari luar negeri,” jelasnya.
(kri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1954 seconds (0.1#10.140)