Semangat Kartini Tetap Relevan dengan Tafsir Kebangsaan dan Keagamaan Modern
loading...
A
A
A
Ia menyebutkan bahwa pemahaman terhadap ajaran agama seringkali terkait dengan konteks historis dan sosial yang berubah seiring waktu. Oleh karena itu, penting untuk memahami prinsip-prinsip dasar agama dan menerapkannya dalam konteks zaman yang berbeda.
"Peradaban itu selalu berkembang, dan prinsip-prinsip keadilan serta kesetaraan harus dipegang teguh dalam setiap zaman," tambahnya.
Mengenai pentingnya usaha yang berkesinambungan, Alissa juga menekankan pentingnya generasi muda untuk meneruskan semangat perjuangan Kartini dalam memperjuangkan keadilan sosial dan kesetaraan gender. Jka anak-anak muda bisa aktif dan berani seperti Kartini, maka akan terwujud sistem sosial yang lebih adil untuk semua.
Dia berharap agar kaum hawa tidak hanya pasif sebagai salah satu komponen dalam masyarakat, namun harus bisa punya pengaruh positif, bahkan sebagai pembawa perubahan yang menyejahterakan semua.
"Perempuan jangan hanya pasif sebagai anggota masyarakat, tapi harus aktif, mampu berjuang, dan berani seperti Ibu Kartini. Jangan berikan celah pada pihak lain untuk menganggap bahwa perempuan itu mudah dipengaruhi. Justru perempuan harus punya jati diri yang kuat dan bisa berkontribusi sesuai dengan keahliannya," imbuh Alissa.
Alissa berujar jika Hari Kartini selayaknya tidak dimaknai sebagai suatu simbol belaka, melainkan harus dihayati sebagai pengingat semua, bahwa pernah ada perempuan Indonesia yang menjadi figur inspiratif. Nama Kartini tetap harum, baik pada masanya, bahkan hingga saat ini.
"Memperingati semangat Ibu Kartini bukan sekadar persoalan perempuan yang pakai kebaya. Perjuangan Kartini itu akan selalu hidup ketika ada perempuan yang berani melawan ketidakadilan, dan berjuang untuk memajukan dirinya. Semua itu dilakukan sesuai jati dirinya sebagai perempuan Indonesia, serta menurut keimanannya masing-masing," kata Alissa.
"Peradaban itu selalu berkembang, dan prinsip-prinsip keadilan serta kesetaraan harus dipegang teguh dalam setiap zaman," tambahnya.
Mengenai pentingnya usaha yang berkesinambungan, Alissa juga menekankan pentingnya generasi muda untuk meneruskan semangat perjuangan Kartini dalam memperjuangkan keadilan sosial dan kesetaraan gender. Jka anak-anak muda bisa aktif dan berani seperti Kartini, maka akan terwujud sistem sosial yang lebih adil untuk semua.
Dia berharap agar kaum hawa tidak hanya pasif sebagai salah satu komponen dalam masyarakat, namun harus bisa punya pengaruh positif, bahkan sebagai pembawa perubahan yang menyejahterakan semua.
"Perempuan jangan hanya pasif sebagai anggota masyarakat, tapi harus aktif, mampu berjuang, dan berani seperti Ibu Kartini. Jangan berikan celah pada pihak lain untuk menganggap bahwa perempuan itu mudah dipengaruhi. Justru perempuan harus punya jati diri yang kuat dan bisa berkontribusi sesuai dengan keahliannya," imbuh Alissa.
Alissa berujar jika Hari Kartini selayaknya tidak dimaknai sebagai suatu simbol belaka, melainkan harus dihayati sebagai pengingat semua, bahwa pernah ada perempuan Indonesia yang menjadi figur inspiratif. Nama Kartini tetap harum, baik pada masanya, bahkan hingga saat ini.
"Memperingati semangat Ibu Kartini bukan sekadar persoalan perempuan yang pakai kebaya. Perjuangan Kartini itu akan selalu hidup ketika ada perempuan yang berani melawan ketidakadilan, dan berjuang untuk memajukan dirinya. Semua itu dilakukan sesuai jati dirinya sebagai perempuan Indonesia, serta menurut keimanannya masing-masing," kata Alissa.
(abd)