Kapolri Tinjau Pelabuhan Gilimanuk-Ketapang, Paparkan Strategi Wujudkan Mudik yang Aman dan Nyaman
loading...
A
A
A
BALI - Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, beserta stakeholder terkait melakukan peninjauan langsung ke Pelabuhan Gilimanuk dan Ketapang. Hal itu terkait memastikan kesiapan pelayanan dan pengamanan arus mudik-balik Lebaran 2024.
Usai melakukan peninjauan, Sigit memaparkan bahwa strategi dan upaya telah dilakukan untuk mewujudkan arus mudik dan balik yang aman serta nyaman di Pelabuhan Gilimanuk dan Ketapang.
"Beberapa perbaikan yang saya kira ini tentunya akan sangat membantu mulai dari penambahan dermaga kemudian pendalaman terhadap beberapa wilayah yang dangkal sehingga kapal-kapal besar bisa merapat," ujar Sigit, Kamis (4/4/2024).
Selain itu, pihak ASDP juga telah melakukan penambahan Buffer Zone untuk mengantisipasi antrean kendaraan yang hendak menyeberang. Mengingat, berdasarkan data survei Kemenhub, terjadi peningkatan jumlah pemudik pada tahun sebesar 56%.
Tak hanya itu, Sigit menyebut pihak terkait juga telah menyiapkan pengaturan Geofencing terkait sistem penjualan tiket. Hal itu dilakukan untuk menghindari penjualan tiket yang liar atau munculnya calo.
"Saya kira akan menjadi hal bagus. Sehingga masyarakat bisa terbebas dari potensi penjualan tiket secara liar dan ini semua tentunya menjadi bagian upaya kesiapan khususnya bagi masyarakat yang akan melaksanakan mudik dan balik melalui Gilimanuk dan Ketapang," jelas Sigit.
Sigit mengimbau kepada seluruh pihak terkait untuk melakukan sosialisasi terkait strategi dan upaya kesiapan mudik terhadap masyarakat. Harapannya agar masyarakat bisa merasakan mudik yang aman dan nyaman.
"Sehingga masyarakat yang akan antre juga lebih paham dan bisa memilih di buffer zone mana termasuk titik-titik penjualan tiket selain yang resmi dan area Geofencing yang tadi di atur secara umum," ucap Sigit.
Lebih dalam, Sigit juga mengimbau kepada ASDP dan lintas sektoral terkait lainnya untuk aktif berkoordinasi dengan pihak BMKG untuk mengantisipasi fenomena cuaca yang sewaktu-waktu bisa berubah.
"Koordinasi dengan BMKG terus dilaksanakan. Sehingga terhadap kontijensi plan apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan semua harus siap. Termasuk kesiapan dari peralatan untuk keselamatan penumpang selama di kapal," tutup Sigit.
Usai melakukan peninjauan, Sigit memaparkan bahwa strategi dan upaya telah dilakukan untuk mewujudkan arus mudik dan balik yang aman serta nyaman di Pelabuhan Gilimanuk dan Ketapang.
"Beberapa perbaikan yang saya kira ini tentunya akan sangat membantu mulai dari penambahan dermaga kemudian pendalaman terhadap beberapa wilayah yang dangkal sehingga kapal-kapal besar bisa merapat," ujar Sigit, Kamis (4/4/2024).
Selain itu, pihak ASDP juga telah melakukan penambahan Buffer Zone untuk mengantisipasi antrean kendaraan yang hendak menyeberang. Mengingat, berdasarkan data survei Kemenhub, terjadi peningkatan jumlah pemudik pada tahun sebesar 56%.
Tak hanya itu, Sigit menyebut pihak terkait juga telah menyiapkan pengaturan Geofencing terkait sistem penjualan tiket. Hal itu dilakukan untuk menghindari penjualan tiket yang liar atau munculnya calo.
"Saya kira akan menjadi hal bagus. Sehingga masyarakat bisa terbebas dari potensi penjualan tiket secara liar dan ini semua tentunya menjadi bagian upaya kesiapan khususnya bagi masyarakat yang akan melaksanakan mudik dan balik melalui Gilimanuk dan Ketapang," jelas Sigit.
Sigit mengimbau kepada seluruh pihak terkait untuk melakukan sosialisasi terkait strategi dan upaya kesiapan mudik terhadap masyarakat. Harapannya agar masyarakat bisa merasakan mudik yang aman dan nyaman.
"Sehingga masyarakat yang akan antre juga lebih paham dan bisa memilih di buffer zone mana termasuk titik-titik penjualan tiket selain yang resmi dan area Geofencing yang tadi di atur secara umum," ucap Sigit.
Lebih dalam, Sigit juga mengimbau kepada ASDP dan lintas sektoral terkait lainnya untuk aktif berkoordinasi dengan pihak BMKG untuk mengantisipasi fenomena cuaca yang sewaktu-waktu bisa berubah.
"Koordinasi dengan BMKG terus dilaksanakan. Sehingga terhadap kontijensi plan apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan semua harus siap. Termasuk kesiapan dari peralatan untuk keselamatan penumpang selama di kapal," tutup Sigit.
(kri)