Waspada Rekam Jejak Digital di Internet
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dalam rangka kampanye Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyelenggarakan nonton bareng (nobar) Webinar Literasi Digital di Jakarta Barat dengan mengusung tema “Waspada Rekam Jejak Digital di Internet pada Senin (26/3/2024).
Kegiatan ini sebagai bentuk peran aktif Kemenkominfo dalam mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan menuju Indonesia Makin Cakap Digital. Webinar ini dihadiri sekitar 17.000 peserta yang terdiri dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) se-wilayah 1 Kota Jakarta Barat.
Berdasarkan Survei Indeks Literasi Digital Nasional Indonesia yang mengacu pada kerangka kerja dalam Road Map Literasi Digital 2020-2024, disebutkan bahwa pada 2022, Indonesia masih berada dalam kategori “sedang” dengan angka 3.49 dari 5.00.
Dalam upaya mendukung transformasi digital, Kemenkominfo menyelenggarakan “Workshop Literasi Digital” dengan materi yang didasarkan pada empat pilar utama literasi digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.
Kegiatan nobar dimulai dengan sambutan dari Ditjen Aptika Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia Semuel Abrijani Pangerapan yang menekankan pentingnya peningkatan literasi digital untuk mendorong perekonomian bangsa dan membuka berbagai peluang bagi masyarakat Indonesia.
Semuel menambahkan, dalam upaya perwujudan transformasi digital, talenta digital Indonesia perlu dipersiapkan agar mampu menghadapi perubahan serta memanfaatkan perkembangan digital. Tak kalah penting, talenta digital Indonesia diharapkan memiliki kemampuan menanggulangi resiko yang muncul dalam proses transformasi digital.
Akselerasi literasi digital ditujukan pada masyarakat umum, pemerintahan, dan pendidikan yang mengacu pada empat pilar utama program literasi digital, yaitu Kecakapan Digital, Keamanan Digital, Budaya Digital dan Etika Digital.
Menteri Komunikasi dan Informatika Indonesia Budi Arie Setiadi membuka webinar sekaligus memberi sambutan dengan memaparkan data indeks literasi Indonesia yang berada di angka 3.64 dari skala 5 atau tingkat “sedang”.
Kondisi ini mendorong Kemenkominfo Indonesia untuk membuka kesadaran masyarakat akan peran penting literasi digital, baik dalam kehidupan sehari-hari hingga mendorong pertumbuhan ekonomi bangsa. Menkominfo mengajak masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan literasi digital untuk mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital, terkoneksi, dan semakin maju.
Kegiatan nobar webinar dilanjutkan dengan paparan dari narasumber pertama, Sekjen IAPA dan Dosen Senior di Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik FISIPOL UGM Bevaola Kusumasari.
Beavola menekankan pentingnya etika digital sebagai prinsip dan nilai yang membimbing perilaku kita saat menggunakan teknologi digital di internet. Hal tersebut mencakup aspek keamanan, privasi, tanggung jawab, dan saling menghormati antarpengguna internet.
Terdapat dua jenis jejak digital, yaitu jejak digital pasif yang tidak berbahaya, dan jejak digital aktif, mencakup data yang kita kirimkan di internet atau platform digital. Kita perlu memiliki kompetensi dalam memahami rekam jejak digital, terutama dalam memahami, mengetahui dan verifikasi data.
”Semua ini penting untuk adik-adik dan kita semua pelajari, di media sosial jangan takut untuk berekspresi dan berkarya, tetapi jangan membuat konten yang tidak menguntungkan diri sendiri dan orang lain. Selalu mengutamakan etika karena ini adalah fondasi kalian untuk sukses di masa depan,” tutup Beavola.
Maraknya kejahatan digital yang kerap terjadi dewasa ini, menjadi keprihatinan Ari Ujianto selaku penggiat literasi dan advokasi sosial. Sebagai narasumber kedua kegiatan webinar, Ari menyampaikan cara menggunakan media digital dengan aman terutama untuk anak. Digital safety perlu diterapkan sedari dini untuk mencegah tersebarnya informasi pribadi ke pihak tidak bertanggung jawab.
Berbicara tentang keamanan digital, Ari menekankan keamanan digital adalah sebuah proses untuk memastikan penggunaan layanan digital, baik secara daring maupun luring yang dapat dilakukan secara aman, tidak hanya untuk mengamankan data yang kita miliki, melainkan juga melindungi data pribadi yang bersifat rahasia.
”Untuk adik-adik, berhati-hatilah dan cerdas dengan jejak digital karena akan berdampak pada masa depan kita. Maka dari itu, selalu lindungi data pribadi di semua platform digital,” tuturnya.
Sejalan dengan paparan Ari, Shinta K Syam sebagai seorang Key Opinion Leader (KOL) juga menyampaikan urgensi menggunakan teknologi secara bijak, terutama untuk anak. Sebagai narasumber ketiga dalam nobar “Waspada Rekam Jejak Digital di Internet", Shinta mengingatkan para pengguna media digital, terutama anak-anak untuk berpegang teguh pada budaya Indonesia.
Tujuan kita adalah sama-sama belajar untuk memahami dan mengetahui seberapa cakap kita dalam bermedia digital, penggunaan internet tidak akan terselenggarakan jika tidak adanya perangkat keras dan perangkat lunak, intinya kita harus memahami device yang kita gunakan.
“Kita dapat mencapai kecakapan digital jika kita tahu dan paham ragam dan perangkat lunak yang menyusun lanskap digital. Mari kita gunakan media sosial kita dengan bijak, bukan hanya untuk meramaikan media digital saja, tetapi kita dapat membuat hal positif dan itu akan bermanfaat bagi kita bersama,” tutup Shinta.
Kegiatan webinar juga diisi dengan sesi tanya jawab antara peserta dan pembicara.
“Selain platform jual beli, apakah bisa menggunakan media sosial sebagai wadah menghasilkan komersil bagi pelajar seperti kami?” tanya salah satu siswa.
Pertanyaan tersebut mendapat tanggapan dari Key Opinion Leader Shinta Syamsul yang menyatakan.
"Media sosial sangat dapat dikomersilkan. Buatlah konten yang baik, kreatif dan berfaedah agar bukan hanya mendapat pemasukan dari brand, namun juga dapat mengedukasi,” ujar Shinta.
Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama GNLD Siberkreasi juga terus menjalankan program Indonesia #MakinCakapDigital melalui berbagai kegiatan literasi digital yang disesuaikan pada kebutuhan masyarakat.
Untuk mengetahui informasi lebih lanjut, silakan kunjungi website www.literasidigital.id, Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Page Literasi Digital Kominfo, dan kanal YouTube Literasi Digital Kominfo.
Kegiatan ini sebagai bentuk peran aktif Kemenkominfo dalam mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan menuju Indonesia Makin Cakap Digital. Webinar ini dihadiri sekitar 17.000 peserta yang terdiri dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) se-wilayah 1 Kota Jakarta Barat.
Berdasarkan Survei Indeks Literasi Digital Nasional Indonesia yang mengacu pada kerangka kerja dalam Road Map Literasi Digital 2020-2024, disebutkan bahwa pada 2022, Indonesia masih berada dalam kategori “sedang” dengan angka 3.49 dari 5.00.
Dalam upaya mendukung transformasi digital, Kemenkominfo menyelenggarakan “Workshop Literasi Digital” dengan materi yang didasarkan pada empat pilar utama literasi digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.
Kegiatan nobar dimulai dengan sambutan dari Ditjen Aptika Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia Semuel Abrijani Pangerapan yang menekankan pentingnya peningkatan literasi digital untuk mendorong perekonomian bangsa dan membuka berbagai peluang bagi masyarakat Indonesia.
Semuel menambahkan, dalam upaya perwujudan transformasi digital, talenta digital Indonesia perlu dipersiapkan agar mampu menghadapi perubahan serta memanfaatkan perkembangan digital. Tak kalah penting, talenta digital Indonesia diharapkan memiliki kemampuan menanggulangi resiko yang muncul dalam proses transformasi digital.
Akselerasi literasi digital ditujukan pada masyarakat umum, pemerintahan, dan pendidikan yang mengacu pada empat pilar utama program literasi digital, yaitu Kecakapan Digital, Keamanan Digital, Budaya Digital dan Etika Digital.
Menteri Komunikasi dan Informatika Indonesia Budi Arie Setiadi membuka webinar sekaligus memberi sambutan dengan memaparkan data indeks literasi Indonesia yang berada di angka 3.64 dari skala 5 atau tingkat “sedang”.
Kondisi ini mendorong Kemenkominfo Indonesia untuk membuka kesadaran masyarakat akan peran penting literasi digital, baik dalam kehidupan sehari-hari hingga mendorong pertumbuhan ekonomi bangsa. Menkominfo mengajak masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan literasi digital untuk mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital, terkoneksi, dan semakin maju.
Kegiatan nobar webinar dilanjutkan dengan paparan dari narasumber pertama, Sekjen IAPA dan Dosen Senior di Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik FISIPOL UGM Bevaola Kusumasari.
Beavola menekankan pentingnya etika digital sebagai prinsip dan nilai yang membimbing perilaku kita saat menggunakan teknologi digital di internet. Hal tersebut mencakup aspek keamanan, privasi, tanggung jawab, dan saling menghormati antarpengguna internet.
Terdapat dua jenis jejak digital, yaitu jejak digital pasif yang tidak berbahaya, dan jejak digital aktif, mencakup data yang kita kirimkan di internet atau platform digital. Kita perlu memiliki kompetensi dalam memahami rekam jejak digital, terutama dalam memahami, mengetahui dan verifikasi data.
”Semua ini penting untuk adik-adik dan kita semua pelajari, di media sosial jangan takut untuk berekspresi dan berkarya, tetapi jangan membuat konten yang tidak menguntungkan diri sendiri dan orang lain. Selalu mengutamakan etika karena ini adalah fondasi kalian untuk sukses di masa depan,” tutup Beavola.
Maraknya kejahatan digital yang kerap terjadi dewasa ini, menjadi keprihatinan Ari Ujianto selaku penggiat literasi dan advokasi sosial. Sebagai narasumber kedua kegiatan webinar, Ari menyampaikan cara menggunakan media digital dengan aman terutama untuk anak. Digital safety perlu diterapkan sedari dini untuk mencegah tersebarnya informasi pribadi ke pihak tidak bertanggung jawab.
Berbicara tentang keamanan digital, Ari menekankan keamanan digital adalah sebuah proses untuk memastikan penggunaan layanan digital, baik secara daring maupun luring yang dapat dilakukan secara aman, tidak hanya untuk mengamankan data yang kita miliki, melainkan juga melindungi data pribadi yang bersifat rahasia.
”Untuk adik-adik, berhati-hatilah dan cerdas dengan jejak digital karena akan berdampak pada masa depan kita. Maka dari itu, selalu lindungi data pribadi di semua platform digital,” tuturnya.
Sejalan dengan paparan Ari, Shinta K Syam sebagai seorang Key Opinion Leader (KOL) juga menyampaikan urgensi menggunakan teknologi secara bijak, terutama untuk anak. Sebagai narasumber ketiga dalam nobar “Waspada Rekam Jejak Digital di Internet", Shinta mengingatkan para pengguna media digital, terutama anak-anak untuk berpegang teguh pada budaya Indonesia.
Tujuan kita adalah sama-sama belajar untuk memahami dan mengetahui seberapa cakap kita dalam bermedia digital, penggunaan internet tidak akan terselenggarakan jika tidak adanya perangkat keras dan perangkat lunak, intinya kita harus memahami device yang kita gunakan.
“Kita dapat mencapai kecakapan digital jika kita tahu dan paham ragam dan perangkat lunak yang menyusun lanskap digital. Mari kita gunakan media sosial kita dengan bijak, bukan hanya untuk meramaikan media digital saja, tetapi kita dapat membuat hal positif dan itu akan bermanfaat bagi kita bersama,” tutup Shinta.
Kegiatan webinar juga diisi dengan sesi tanya jawab antara peserta dan pembicara.
“Selain platform jual beli, apakah bisa menggunakan media sosial sebagai wadah menghasilkan komersil bagi pelajar seperti kami?” tanya salah satu siswa.
Pertanyaan tersebut mendapat tanggapan dari Key Opinion Leader Shinta Syamsul yang menyatakan.
"Media sosial sangat dapat dikomersilkan. Buatlah konten yang baik, kreatif dan berfaedah agar bukan hanya mendapat pemasukan dari brand, namun juga dapat mengedukasi,” ujar Shinta.
Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama GNLD Siberkreasi juga terus menjalankan program Indonesia #MakinCakapDigital melalui berbagai kegiatan literasi digital yang disesuaikan pada kebutuhan masyarakat.
Untuk mengetahui informasi lebih lanjut, silakan kunjungi website www.literasidigital.id, Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Page Literasi Digital Kominfo, dan kanal YouTube Literasi Digital Kominfo.
(skr)