Majelis Adat Dayak: Kalau Ada Kekurangan IKN, Kita Perbaiki Bersama

Minggu, 24 Maret 2024 - 12:11 WIB
loading...
Majelis Adat Dayak:...
Wakil Presiden Urusan Internal MADN, Andersius Namsi. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) meminta semua pihak untuk tidak membawa nama masyarakat adat Dayak sebagai bentuk penolakan terhadap proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang sedang berlangsung di Kalimantan Timur (Kaltim). Hal ini dikatakan oleh Wakil Presiden Urusan Internal MADN, Andersius Namsi.

"MADN sangat prihatin atas seorang warga Dayak mengaku sebagai Panglima yang mengutuk proyek pembangunan IKN di Kaltim itu," kata Andersius dalam keterangannya, Minggu (24/3/2024).

Andersius menekankan, pentingnya penggunaan kritik konstruktif yang selaras dengan adat dan budaya Dayak, daripada pengutukan. Diakuinya, memang di tengah masyarakat adat Dayak, banyak yang mengembangkan kemampuan dirinya sebagai Panglima Dayak guna menolong dan memberikan perlindungan kepada masyarakat adat Dayak bila diperlukan.



Karena itu dirinya, selaku Wakil Presiden Internal MADN mengingatkan, agar berhati-hati membuat pernyataan kritik, pada hal-hal yang bermaksud membela masyarakat adat Dayak. Sehingga benar-benar dilakukan sesuai dengan Adat dan Budaya Dayak.

Andersius juga mengatakan, MADN telah mendeklarasikan dukungan terhadap proyek IKN di Kalimantan Timur pada tahun 2023, dengan keinginan untuk memperbaiki apa pun yang kurang atau salah secara bersama-sama, serta mengingatkan pemerintah dan pemangku kepentingan tentang pembangunan yang bertanggung jawab.

"Kita, Dayak melalui Organisasi Majelis Adat Dayak Nasional sudah membuat deklarasi bersama yang mendukung IKN di Kaltim pada tahun 2023 kemarin. Bahwa ada yang mungkin kurang dan bahkan salah, kita perbaiki bersama. Kita ingatkan pemerintah, kita ingatkan pemangku kekuasaan yang membangun IKN itu," tuturnya.

Lebih lanjut Andersius Namsi mengatakan, semua Masyarakat boleh berbeda pendapat dan melakukan kritik. Namun hendaknya kritik yang diberikan itu adalah kritik yang membangun dan ada solusinya, bukan yang destruktif.

"Kita persilakan melakukan kritik. Tentu kita berharap kritik dilakukan sesuai adat budaya Dayak. Karena setahu saya, secara budaya Dayak, Panglima Dayak itu tugasnya mengawal dan memastikan masyarakat adat Dayak tetap aman dan dapat bekerja dengan baik, bukan mengutuk," tutup Namsi.
(maf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1289 seconds (0.1#10.140)