Prabowo Menang Pilpres 2024, Indonesia Tatap Era Baru

Jum'at, 22 Maret 2024 - 18:55 WIB
loading...
Prabowo Menang Pilpres 2024, Indonesia Tatap Era Baru
Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan, Indonesia menatap era baru setelah kemenangan Prabowo Subianto di Pilpres 2024. Foto/istimewa
A A A
JAKARTA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) baru saja menyelesaikan rekapitulasi perolehan suara pemilu tingkat nasional dan menetapkan pemenang Pilpres 2024. Tak berbeda dengan hasil survei dan quick count yang dirilis berbagai lembaga survei, pasangan Prabowo Subianto -Gibran Rakabuming Raka ditetapkan sebagai pemenang Pilpres 2024.

Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan, kemenangan yang diraih Prabowo sangat signifikan karena menang di atas 50% baik pada pemilihan di dalam maupun di luar negeri. Di dalam negeri dari rekapitulasi 38 provinsi, Prabowo unggul di 36 provinsi. Prabowo hanya kalah di Aceh dan Sumatera Barat (Sumbar).

Sementara, rekapitulasi suara Pemilu di luar negeri yang dikerjakan oleh 128 Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) secara mayoritas juga dimenangkan oleh Prabowo dengan meraup kemenangan 62,19% suara dari total pengguna hak pilih sebesar 687.978.



”Secara nasional, KPU menetapkan pasangan Prabowo-Gibran berhasil memenangi Pilpres 2024 dalam satu putaran saja, karena berhasil meraup 96 juta suara, atau 58,6% dari total suara sah nasional,” ujar Fadli Zon saat perjalanan Frankfurt-Jenewa, untuk menghadiri Sidang Parlemen Dunia (Inter-Parliamentary Union-IPU) Jumat (22/3/2024).

Angka ini adalah angka tertinggi dalam sejarah pemilihan presiden di Indonesia sepanjang sejarah. Dengan selesainya rekapitulasi nasional yang dilakukan KPU, kata Fadli Zon, maka selesai sudah rangkaian Pemilu 2024. Memang masih ada upaya hukum oleh pasangan 01 dan 03 terkait dengan hasil pemilu, namun dengan angka kemenangan yang cukup telak, dan selisih perolehan suara yang sangat besar, upaya hukum itu tak akan bisa mengubah hasil pemilu.


”Di atas kertas kita sudah memiliki presiden baru yang akan menakhodai Indonesia hingga lima tahun ke depan, yaitu Prabowo Subianto,” ucapnya.

Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra ini juga menyebut sebelum penetapan resmi oleh KPU, Prabowo telah diberi ucapan selamat dari berbagai pemimpin besar dunia mulai dari Vladimir Putin (Rusia), Joe Biden (Amerika Serikat), Raja Abdullah II (Yordania), Recep Tayyip Erdogan (Turki), Anthony Albanese (Australia). Termasuk dari Anwar Ibrahim (Malaysia), Rishi Sunak (Inggris), Emannuel Macron (Perancis), Narendra Modi (India), Olaf Scholz (Jerman), Xi Jinping (Cina), dan lain-lain.

”Hal itu bisa dianggap sebagai pengakuan masyarakat internasional atas hajatan demokrasi yang baru saja kita langsungkan,” katanya.

Bagi Fadli Zon, kemenangan Prabowo dalam Pilpres 2024 punya arti penting. Setelah lebih dari seperempat abad lamanya mengalami proses demonisasi dalam panggung politik Indonesia, dijadikan sasaran fitnah, caci maki, sekaligus kambing hitam atas sejumlah persoalan di masa lalu, Prabowo akhirnya berhasil memenangkan hati dan dukungan rakyat Indonesia. Bahkan dengan suara signifikan.

”Dukungan itu mustahil diperoleh jika rakyat tak mempercayai Prabowo. Kepercayaan rakyat yang begitu tinggi terhadap Prabowo menunjukkan setelah 25 tahun, mereka akhirnya bisa mengetahui kebenaran sejarah bahwa Prabowo hanyalah korban fitnah dan intrik kekuasaan di masa lalu,” paparnya.

Tak perlu heran kalau hari ini Prabowo telah mendapatkan kembali hampir seluruh kehormatan yang pernah direbut darinya. Di lingkungan militer, misalnya, Prabowo pada akhirnya bisa memperoleh bintang empat kehormatan. Sementara dalam dunia politik, Prabowo terpilih menjadi presiden negaranya melalui jalan demokrasi.

”Menyaksikan perjalanan hidup Prabowo yang demikian, setidaknya ada tiga hal yang pantas kita kagumi dari dirinya, dan ini layak diteladani oleh anak bangsa kita,” ujarnya.

Pertama, kegigihannya. Tak banyak orang yang bisa bangkit kembali setelah dijatuhkan dan dihancurkan sedemikian rupa reputasi dan kariernya. Namun, Prabowo ternyata bisa melalui semua itu.

”Dia bukan hanya berhasil memulihkan lagi nama baiknya, namun mencapai karier yang jauh lebih tinggi ketimbang yang pernah diraihnya di masa lalu. Saya menjadi saksi dan ikut merasakan bagaimana proses jatuh bangun Prabowo di pentas politik nasional,” kata Fadli Zon.

Kedua, keikhlasannya. Prabowo pernah disingkirkan oleh orang-orang terdekatnya, disakiti oleh pemerintah negaranya, namun semua hal buruk yang pernah diterimanya itu tak membuatnya jadi pendendam. Prabowo menerima itu semua dengan ikhlas.

”Selama lebih 25 tahun terakhir Prabowo tetap berjuang membela kepentingan bangsa dan negaranya, membantu dan membela banyak orang, meskipun banyak orang masih memendam prasangka dan menyalahpahaminya. Prabowo benar-benar melakukan semuanya dengan ikhlas,” katanya.

Dan ketiga, kebesaran hatinya untuk selalu merangkul dan berhubungan baik dengan semua orang, termasuk orang-orang yang pernah memusuhi dan menyakitinya. Tak banyak orang yang memiliki kebesaran hati semacam itu.

“Dengan tiga karakter itu, tak diragukan lagi bahwa Prabowo adalah seorang natural born leader. Itulah karakter-karakter utama dari seorang pemimpin,” ujarnya.

Fadli Zon menyebut, hingga saat ini Indonesia masih mewarisi banyak sekali dendam sejarah, mulai dari dendam politik, dendam ekonomi, hingga dendam keagamaan, yang lahir dari berbagai konflik di masa lalu.

”Di tengah masyarakat yang majemuk, sebagai bangsa kita tak mungkin bisa bertahan dan mencapai taraf peradaban yang lebih tinggi jika terus-menerus memelihara dendam semacam itu,” katanya.

Untuk itulah diperlukan seorang pemimpin yang bisa merangkul, mengayomi semua kelompok, dan bisa mengakomodasi perbedaan dengan bijaksana. Prabowo memiliki karakter itu. Berbeda dengan banyak kritik yang menyatakan bahwa Indonesia akan menghadapi masa suram di bawah kepemimpinan Prabowo, secara realistis mestinya justru lebih optimistis dipimpin Prabowo.

”Hampir semua framing buruk terhadap Prabowo adalah produk fitnah masa lalu. Setelah seperempat abad lewat, pengetahuan kita mestinya terus bertambah dan bisa lebih bijak dalam menilai sejarah. Sesudah Reformasi, kita hidup dengan norma demokrasi yang cukup terjaga. Bisa dilihat, Prabowo belum jadi presiden saja masyarakat sipil kita sudah berisik kembali. Kalangan tertentu yang sebelumnya pura-pura budeg, kini kembali siuman. Menurut saya, itu adalah modal penting untuk memelihara demokrasi. Prabowo tak akan membungkam dinamika demokrasi semacam itu,” katanya.

Fadli Zon menyebut, Prabowo mengenyam pendidikan dasar dan menengahnya di tengah masyarakat Barat dengan lingkungan keluarga dan latar belakangnya juga sangat terbuka dan toleran. ”Itulah hal-hal yang membuat kita pantas optimistis menatap era-baru Indonesia di bawah Prabowo,” ujarnya.
(cip)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0992 seconds (0.1#10.140)