3 Pati TNI AU Berpeluang Jadi KSAU, Nomor Terakhir Mantan Ajudan Jokowi

Kamis, 07 Maret 2024 - 17:57 WIB
loading...
A A A
Bahkan, sambung dia, kalaupun konteks kekinian harus dipertimbangkan juga, maka laporan Panglima TNI pada Komisi I DPR soal meningkatnya pelanggaran ruang udara oleh pesawat asing beberapa tahun terakhir. “Saya kira sudah cukup untuk menunjukkan tantangan dan ancaman itu,” ucapnya.

“Apalagi pertahanan udara Indonesia memang sedang dihadapkan pada kesenjangan antara kekuatan faktual dengan kebutuhan hadirnya kekuatan udara yang bukan saja modern, tapi juga siap tempur, memiliki efek deteren memadai serta mampu beroperasi multimisi dan multiperan,” sambungnya.

Ke depan, kata dia, TNI AU juga harus terus memperkuat kemampuan interoperabilitas baik antar kesatuan di lingkungan TNI AU sendiri, maupun antarmatra. Dia menjelaskan, interoperabilitas adalah kemampuan bertindak bersama secara koheren, efektif, dan efisien untuk mencapai tujuan taktis, operasional, dan strategis.

“Secara khusus, interoperabilitas memungkinkan kekuatan, unit dan/atau sistem untuk beroperasi bersama, berkomunikasi dan berbagi kesamaan doktrin dan prosedur, serta infrastruktur dan basis masing-masing. Interoperabilitas akan mengurangi duplikasi, memungkinkan pengumpulan sumber daya dan menghasilkan sinergi,” ujarnya.

Dia membeberkan sebagian besar pesawat tempur yang dimiliki Indonesia merupakan pesawat multi-role yang berorientasi ke serangan darat, yakni F-16 dan TA-50. Dia melanjutkan, pesawat fighter masih terbatas pada Sukhoi yang operasionalnya sedikit banyak terdampak oleh krisis Rusia-Ukraina.

“Jadi TNI AU harus memproyeksikan kebutuhan alpalhankam-alutsista dan kompetensi prajurit yang mampu menghadirkan efek gentar di udara sekaligus memberikan dukungan serangan darat maupun operasi-operasi maritim. Artinya, interoperabilitas TNI diharapkan juga akan meningkat dengan dukungan kehadiran peralatan persenjataan dan personel yang andal,” ungkapnya.

Menurut dia, untuk menjawab tantangan dan kebutuhan tersebut tentu dibutuhkan sosok pimpinan dalam hal ini Kepala Staf TNI AU yang benar-benar layak dan kompeten. Dia mengatakan, tentunya bukan berarti yang lain tidak layak dan tidak kompeten, melainkan harus dicari sosok yang paling unggul dari para perwira tinggi unggulan itu baik dari rekam jejak prestasi, pengalaman tugas dan jabatan maupun panjangnya masa aktif sebagai prajurit.

“Mengingat jabatan KSAU adalah jabatan bintang empat maka prioritas pertama adalah melihat siapa saja bintang tiga yang potensial. Menurut saya, ada tiga kandidat yang paling potensial menduduki jabatan itu dengan mempertimbangkan kekayaan pengalaman tugas, jabatan, dan masa aktif. Mereka adalah Dansesko TNI Marsdya Samsul Rizal; Pangkoopsudnas Marsdya Tedi Rizalihadi; dan Pangkogabwilhan II Marsdya Tonny Harjono,” pungkasnya.

Berikut profil 3 Pati TNI AU yang dinilai layak menjadi KSAU Fadjar Prasetyo

1. Samsul Rizal

3 Pati TNI AU Berpeluang Jadi KSAU, Nomor Terakhir Mantan Ajudan Jokowi


Samsul Rizal merupakan lulusan terbaik Akademi Angkatan Udara (AAU) dan peraih Adhi Makayasa 1990. Pria kelahiran 23 Februari 1969, Karawang, Jawa Barat ini merupakan penerbang tempur F-5 Tiger dengan callsign “Hiraks”.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2284 seconds (0.1#10.140)