Golkar: Caleg Perempuan Lebih Berat Jalani Proses Pileg
loading...
A
A
A
Dia mengharapkan, partai memiliki kebijakan afirmasi yang lebih berani demi menempatkan perempuan sebagai wakil rakyat. Petinggi partai pemenang Pemilu 2024 kata dia, harus memberikan contoh untuk lebih melaksanakan kebijakan afirmasi keterwakilan perempuan secara progresif.
"Semoga di Pemilu 2024, representasi perempuan khususnya bagi partai yang berhasil mendapatkan simpati rakyat sebagai Juara I, II, III, dapat membuktikan keberpihakannya kepada caleg perempuan yang kompeten di bidang legislasi, dapat memperkaya dan meningkatkan kualitas legislasi agar lebih pro-perempuan untuk 5 tahun ke depan," pungkasnya.
Sementara pengamat politik sekaligus Direktur Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti yang hadir pada acara yang sama mengungkapkan. Metode zigzag bisa kembali digunakan untuk tingkatkan keterlibatan perempuan di parlemen.
"Jadi misalnya, partai politik setidaknya mendapatkan dua kursi di dalam satu dapil. Dan yang harus diutamakan untuk penghitungan suara kedua itu adalah perempuan dari peroleh suara terbanyak di dapil itu," kata Ray.
Menurutnya hal itu bisa meningkatkan keterlibatan perempuan di parlemen. "Menurut saya itu bisa dipergunakan kembali," tegasnya.
"Semoga di Pemilu 2024, representasi perempuan khususnya bagi partai yang berhasil mendapatkan simpati rakyat sebagai Juara I, II, III, dapat membuktikan keberpihakannya kepada caleg perempuan yang kompeten di bidang legislasi, dapat memperkaya dan meningkatkan kualitas legislasi agar lebih pro-perempuan untuk 5 tahun ke depan," pungkasnya.
Sementara pengamat politik sekaligus Direktur Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti yang hadir pada acara yang sama mengungkapkan. Metode zigzag bisa kembali digunakan untuk tingkatkan keterlibatan perempuan di parlemen.
"Jadi misalnya, partai politik setidaknya mendapatkan dua kursi di dalam satu dapil. Dan yang harus diutamakan untuk penghitungan suara kedua itu adalah perempuan dari peroleh suara terbanyak di dapil itu," kata Ray.
Menurutnya hal itu bisa meningkatkan keterlibatan perempuan di parlemen. "Menurut saya itu bisa dipergunakan kembali," tegasnya.
(rca)