Tingkatkan Literasi Digital, Kemenkominfo Gelar Webinar di Kabupaten Tangerang
loading...
A
A
A
TANGERANG – Kementerian Komunikasi dan Informatika RI mengadakan kegiatan webinar “Menjadi Pengguna Sosial yang Bijak, Kreatif & Inovatif” di Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu (28/2/2024). Webinar ini diselenggarakan dalam rangka meningkatkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia pada 2024 menuju Indonesia Makin Cakap Digital.
Kegiatan ini dilakukan secara daring melalui aplikasi Zoom Meeting, dan diikuti oleh sekitar 1.000 orang peserta yang terdiri dari siswa Madrasah Aliyah Kabupaten Tangerang.
Berdasarkan Survei Indeks Literasi Digital Masyarakat Indonesia 2022 yang diselenggarakan oleh Kemenkominfo dan Katadata Insight Center pada 2021, disebutkan bahwa Indonesia masih berada dalam kategori sedang dengan angka 3.49 dari 5,00.
Kegiatan webinar literasi digital di lingkungan pendidikan merupakan salah satu upaya Kemenkominfo dalam mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan menuju Indonesia Makin Cakap Digital.
Kegiatan webinar diawali dengan sambutan dari Ditjen Aptika Kementrian Komunikasi dan Informatika Indonesia, Semuel Abrijani Pangerapan yang menyampaikan pentingnya mempersiapkan talenta digital Indonesia agar mampu memanfaatkan perkembangan teknologi digital serta memiliki kemampuan dalam menanggulangi resiko yang muncul bersamanya.
Semuel menyampaikan empat pilar utama literasi digital, yaitu Kecakapan Digital, Budaya Digital, Etika Digital, dan Keamanan Digital.
Sambutan kedua sekaligus pembukaan kegiatan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi yang secara daring menyampaikan manfaat ekonomi dalam kegiatan literasi digital, seperti peningkatan kompetensi tenaga kerja dan partisipasi masyarakat dalam kegiatan berbasis ekonomi digital.
Menkominfo juga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif dalam beragam kegiatan literasi digital untuk mewujudkan Indonesia terkoneksi dan semakin maju.
Materi pertama webinar disampaikan oleh Dosen Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Anang Masduki. Dalam paparannya, Anang menyampaikan tentang etika berinternet untuk anak.
Sama halnya seperti di kehidupan nyata, berselancar di dunia maya pun harus menggunakan etika. Melihat konten yang sesuai dengan usia, berhati-hati saat mengunggah sesuatu, serta mawas diri dengan waktu penggunaan gadget.
Anang menambahkan pentingnya bimbingan dan pengawasan orang tua saat anak menggunakan media digital. Saat anak paham akan tanggung jawab dan etika dalam menggunakan internet dan sosial media, dunia digital dapat menjadi peluang untuk meningkatkan kreatifitas dalam diri, serta menciptakan ekosistem digital yang produktif.
Sejalan dengan paparan Anang, paparan materi kedua yang disampaikan oleh Sekjen Jaringan Media Siber Indonesia Pusat dan Dosen Ilmu Komunikasi UNESA, Eko Pamuji. Dia menekankan pentingnya anak memahami pemanfaatan teknologi untuk hal positif.
”Pada saat kita membuat konten kita harus bisa membuat hal yang menarik perhatian banyak orang dan menampilkan kualitas yang baik. Kita juga harus bisa menghargai rasa toleransi dan mempertahankan keunikan di masing-masing konten yang kita buat, karena konten yang kita buat adalah cerminan dari diri kita,” tutur Eko.
Eko juga mengingatkan agar anak menjadikan dunia digital sebagai ruang budaya, tempat berinteraksi dan belajar, sekaligus tempat di mana kita sebagai bangsa hadir dengan bermartabat.
Paparan terakhir disampaikan oleh influencer Ratu Vivit Novita yang berbagi materi tentang budaya bermedia digital. Bicara tentang budaya bermedia digital, salah satu tantangan yang dihadapi saat ini adalah memudarnya wawasan kebangsaan, serta menipisnya rasa sopan santun.
Ratu menjelaskan, sebagai influencer, dia kerap masih menemukan komen kasar hingga diskriminasi, namun dianggap lelucon yang lumrah bagi sebagian orang.
”Aku harap adik-adik di sini setidaknya punya kesadaran diri untuk tidak mengeluarkan kata-kata atau ketikan yang dapat menyinggung seseorang, hati-hatilah saat bertindak,” jelasnya.
Ratu juga menyampaikan manfaat positif media sosial, yaitu memberikan ruang untuk berekspresi dan menggali potensi diri. Sebagai influencer, Ratu berbagi tips untuk anak apabila ingin menjadi konten kreator, yaitu percaya pada kemampuan diri sendiri dan terus menggali potensi diri.
Webinar ini juga diisi dengan sesi tanya jawab antara peserta dan pembicara. Salah satu pertanyaan yang diajukan oleh siswa adalah “Bagaimana cara meminimalisir pengaruh negatif dari perubahan budaya digital yang begitu pesat?”
Pertanyaan ini ditanggapi oleh Ratu dengan menekankan pentingnya bijak dalam bersosial media, mencintai budaya sendiri, tidak mudah terprovokasi, serta gunakan media sosial untuk berkreasi.
Webinar ”Menjadi Pengguna Media Sosial yang Bijak, Kreatif & Inovatif” merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD).
Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan dapat diakses melalui Website www.literasidigital.id, Instagram @literasidigitalkominfo , Facebook Page Literasi Digital Kominfo dan Kanal Youtube Literasi Digital Kominfo.
Kegiatan ini dilakukan secara daring melalui aplikasi Zoom Meeting, dan diikuti oleh sekitar 1.000 orang peserta yang terdiri dari siswa Madrasah Aliyah Kabupaten Tangerang.
Berdasarkan Survei Indeks Literasi Digital Masyarakat Indonesia 2022 yang diselenggarakan oleh Kemenkominfo dan Katadata Insight Center pada 2021, disebutkan bahwa Indonesia masih berada dalam kategori sedang dengan angka 3.49 dari 5,00.
Kegiatan webinar literasi digital di lingkungan pendidikan merupakan salah satu upaya Kemenkominfo dalam mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan menuju Indonesia Makin Cakap Digital.
Kegiatan webinar diawali dengan sambutan dari Ditjen Aptika Kementrian Komunikasi dan Informatika Indonesia, Semuel Abrijani Pangerapan yang menyampaikan pentingnya mempersiapkan talenta digital Indonesia agar mampu memanfaatkan perkembangan teknologi digital serta memiliki kemampuan dalam menanggulangi resiko yang muncul bersamanya.
Semuel menyampaikan empat pilar utama literasi digital, yaitu Kecakapan Digital, Budaya Digital, Etika Digital, dan Keamanan Digital.
Sambutan kedua sekaligus pembukaan kegiatan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi yang secara daring menyampaikan manfaat ekonomi dalam kegiatan literasi digital, seperti peningkatan kompetensi tenaga kerja dan partisipasi masyarakat dalam kegiatan berbasis ekonomi digital.
Menkominfo juga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif dalam beragam kegiatan literasi digital untuk mewujudkan Indonesia terkoneksi dan semakin maju.
Materi pertama webinar disampaikan oleh Dosen Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Anang Masduki. Dalam paparannya, Anang menyampaikan tentang etika berinternet untuk anak.
Sama halnya seperti di kehidupan nyata, berselancar di dunia maya pun harus menggunakan etika. Melihat konten yang sesuai dengan usia, berhati-hati saat mengunggah sesuatu, serta mawas diri dengan waktu penggunaan gadget.
Anang menambahkan pentingnya bimbingan dan pengawasan orang tua saat anak menggunakan media digital. Saat anak paham akan tanggung jawab dan etika dalam menggunakan internet dan sosial media, dunia digital dapat menjadi peluang untuk meningkatkan kreatifitas dalam diri, serta menciptakan ekosistem digital yang produktif.
Sejalan dengan paparan Anang, paparan materi kedua yang disampaikan oleh Sekjen Jaringan Media Siber Indonesia Pusat dan Dosen Ilmu Komunikasi UNESA, Eko Pamuji. Dia menekankan pentingnya anak memahami pemanfaatan teknologi untuk hal positif.
”Pada saat kita membuat konten kita harus bisa membuat hal yang menarik perhatian banyak orang dan menampilkan kualitas yang baik. Kita juga harus bisa menghargai rasa toleransi dan mempertahankan keunikan di masing-masing konten yang kita buat, karena konten yang kita buat adalah cerminan dari diri kita,” tutur Eko.
Eko juga mengingatkan agar anak menjadikan dunia digital sebagai ruang budaya, tempat berinteraksi dan belajar, sekaligus tempat di mana kita sebagai bangsa hadir dengan bermartabat.
Paparan terakhir disampaikan oleh influencer Ratu Vivit Novita yang berbagi materi tentang budaya bermedia digital. Bicara tentang budaya bermedia digital, salah satu tantangan yang dihadapi saat ini adalah memudarnya wawasan kebangsaan, serta menipisnya rasa sopan santun.
Ratu menjelaskan, sebagai influencer, dia kerap masih menemukan komen kasar hingga diskriminasi, namun dianggap lelucon yang lumrah bagi sebagian orang.
”Aku harap adik-adik di sini setidaknya punya kesadaran diri untuk tidak mengeluarkan kata-kata atau ketikan yang dapat menyinggung seseorang, hati-hatilah saat bertindak,” jelasnya.
Ratu juga menyampaikan manfaat positif media sosial, yaitu memberikan ruang untuk berekspresi dan menggali potensi diri. Sebagai influencer, Ratu berbagi tips untuk anak apabila ingin menjadi konten kreator, yaitu percaya pada kemampuan diri sendiri dan terus menggali potensi diri.
Webinar ini juga diisi dengan sesi tanya jawab antara peserta dan pembicara. Salah satu pertanyaan yang diajukan oleh siswa adalah “Bagaimana cara meminimalisir pengaruh negatif dari perubahan budaya digital yang begitu pesat?”
Pertanyaan ini ditanggapi oleh Ratu dengan menekankan pentingnya bijak dalam bersosial media, mencintai budaya sendiri, tidak mudah terprovokasi, serta gunakan media sosial untuk berkreasi.
Webinar ”Menjadi Pengguna Media Sosial yang Bijak, Kreatif & Inovatif” merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD).
Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan dapat diakses melalui Website www.literasidigital.id, Instagram @literasidigitalkominfo , Facebook Page Literasi Digital Kominfo dan Kanal Youtube Literasi Digital Kominfo.
(skr)