Pengamat: Ridwan Kamil Berperan Penting dalam Kemenangan Golkar di Jawa Barat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Partai Golkar berhasil menguasai Jawa Barat dalam Pemilu Legislatif (Pileg) 2024. Partai dengan nomor urut 4 tersebut mampu mengalahkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Gerindra.
Berdasar real count Komisi Pemilihan Umum (KPU), Partai Golkar meraih 1.164.757 suara. Angka sebanyak itu diperoleh dari 46,28 data masuk untuk pileg di Jawa Barat. Selaras dengan real count KPU, quick count Poltracking Indonesia mencatat Partai Golkar menang di Jawa Barat.
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda menyebut, Partai Golkar berhasil menguningkan Jawa Barat. ”Jawa Barat pernah dipimpin Golkar pada 2004, tahun ini kemungkinan Golkar menang di Jawa Barat. Itu ada banyak faktor. Di antaranya mesin partai, caleg, Ridwan Kamil, dan sebagainya,” ungkapnya dalam dialog quick count Pemilu 2024 yang ditayangkan di kanal YouTube Poltracking Indonesia, Senin (19/2/2024).
Meski tidak memiliki figur calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres), secara nasional Partai Golkar berhasil meraih suara terbanyak kedua versi quick count di berbagai lembaga survei. Merujuk quick count Poltracking Indonesia dengan data masuk 99,2% di mana PDIP berhasil meraih 16,36%. Sementara Partai Golkar 14,59%.
Direktur Riset Poltracking Indonesia Arya Budi menyampaikan data itu menunjukkan anomali. Sebab, Partai Golkar bisa lebih unggul dari Partai Gerindra yang memiliki Prabowo Subianto sebagai capres. Biasanya, suara partai yang punya figur capres lebih unggul dari partai lain. ”Golkar yang tidak mempunyai capres justru dia nomor dua, ternyata suara Golkar lumayan bila dibandingkan dengan Gerindra,” kata Arya.
Arya menjelaskan beberapa hal yang mendongkrak suara Partai Golkar. Menurut Arya, raihan suara Partai Golkar yang terpotret lewat quick count merupakan akumulasi dari perolehan suara caleg mereka di berbagai daerah pemilihan. Khususnya di daerah-daerah yang menjadi lumbung suara seperti Jawa Barat.
”Dalam konteks ini PDIP dan Golkar yang cukup lumayan di hasil quick count, nomor satu dan nomor dua meskipun tidak ada yang menembus 20%, itu bisa jadi dikontribusi oleh yang memilih caleg,” bebernya.
Khusus di Jawa Barat, Golkar berpotensi menyudahi dominasi PKS dan Partai Gerindra lantaran memiliki Ridwan Kamil. Sebagai fungsionaris Partai Golkar, RK yang memiliki popularitas tinggi berhasil menjadi magnet suara. Apalagi tahun ini istrinya, Atalia Praratya, menjadi caleg Partai Golkar.
”Jawa Barat itu Golkar menang karena memang Ridwan Kamil sudah menjadi fungsionaris dan ada istrinya juga nyaleg. Jadi, basis pemilih Ridwan Kamil yang mengatrol suara Golkar,” jelas dia.
Meski RK tidak maju sebagai caleg, dia punya rekam jejak sebagai gubernur dan wali kota di Jawa Barat. Selain itu, popularitasnya juga tinggi. Sehingga keberadaan RK di Partai Golkar menambah infrastruktur dan jangkar politik mereka di Jawa Barat.
”Golkar juga partai dengan infrastruktur yang sudah cukup mapan di berbagai daerah, termasuk di Jawa Barat. Dedi Mulyadi pergi, RK masuk. Itu juga bisa berkontribusi. Jadi, ada infrastruktur partai yang cukup kuat di daerah,” ujarnya.
Berdasar real count Komisi Pemilihan Umum (KPU), Partai Golkar meraih 1.164.757 suara. Angka sebanyak itu diperoleh dari 46,28 data masuk untuk pileg di Jawa Barat. Selaras dengan real count KPU, quick count Poltracking Indonesia mencatat Partai Golkar menang di Jawa Barat.
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda menyebut, Partai Golkar berhasil menguningkan Jawa Barat. ”Jawa Barat pernah dipimpin Golkar pada 2004, tahun ini kemungkinan Golkar menang di Jawa Barat. Itu ada banyak faktor. Di antaranya mesin partai, caleg, Ridwan Kamil, dan sebagainya,” ungkapnya dalam dialog quick count Pemilu 2024 yang ditayangkan di kanal YouTube Poltracking Indonesia, Senin (19/2/2024).
Meski tidak memiliki figur calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres), secara nasional Partai Golkar berhasil meraih suara terbanyak kedua versi quick count di berbagai lembaga survei. Merujuk quick count Poltracking Indonesia dengan data masuk 99,2% di mana PDIP berhasil meraih 16,36%. Sementara Partai Golkar 14,59%.
Direktur Riset Poltracking Indonesia Arya Budi menyampaikan data itu menunjukkan anomali. Sebab, Partai Golkar bisa lebih unggul dari Partai Gerindra yang memiliki Prabowo Subianto sebagai capres. Biasanya, suara partai yang punya figur capres lebih unggul dari partai lain. ”Golkar yang tidak mempunyai capres justru dia nomor dua, ternyata suara Golkar lumayan bila dibandingkan dengan Gerindra,” kata Arya.
Arya menjelaskan beberapa hal yang mendongkrak suara Partai Golkar. Menurut Arya, raihan suara Partai Golkar yang terpotret lewat quick count merupakan akumulasi dari perolehan suara caleg mereka di berbagai daerah pemilihan. Khususnya di daerah-daerah yang menjadi lumbung suara seperti Jawa Barat.
”Dalam konteks ini PDIP dan Golkar yang cukup lumayan di hasil quick count, nomor satu dan nomor dua meskipun tidak ada yang menembus 20%, itu bisa jadi dikontribusi oleh yang memilih caleg,” bebernya.
Khusus di Jawa Barat, Golkar berpotensi menyudahi dominasi PKS dan Partai Gerindra lantaran memiliki Ridwan Kamil. Sebagai fungsionaris Partai Golkar, RK yang memiliki popularitas tinggi berhasil menjadi magnet suara. Apalagi tahun ini istrinya, Atalia Praratya, menjadi caleg Partai Golkar.
”Jawa Barat itu Golkar menang karena memang Ridwan Kamil sudah menjadi fungsionaris dan ada istrinya juga nyaleg. Jadi, basis pemilih Ridwan Kamil yang mengatrol suara Golkar,” jelas dia.
Meski RK tidak maju sebagai caleg, dia punya rekam jejak sebagai gubernur dan wali kota di Jawa Barat. Selain itu, popularitasnya juga tinggi. Sehingga keberadaan RK di Partai Golkar menambah infrastruktur dan jangkar politik mereka di Jawa Barat.
”Golkar juga partai dengan infrastruktur yang sudah cukup mapan di berbagai daerah, termasuk di Jawa Barat. Dedi Mulyadi pergi, RK masuk. Itu juga bisa berkontribusi. Jadi, ada infrastruktur partai yang cukup kuat di daerah,” ujarnya.
(cip)