Legislator Golkar Dibekali Analisa Perilaku Politik Pemilih

Sabtu, 21 Juli 2018 - 19:31 WIB
Legislator Golkar Dibekali Analisa Perilaku Politik Pemilih
Legislator Golkar Dibekali Analisa Perilaku Politik Pemilih
A A A
JAKARTA - Partai Golkar menggelar Workshop Nasional Anggota Fraksi DPRD se-Indonesia di Jakarta. Acara yang berlangsung sejak Jumat 20 Juli 2018 hingga hari ini merupakan salah satu upaya Partai Golkar memenangkan Pemilu Serentak 2019.

"Agenda ini memiliki tujuan utama untuk menyamakan persepsi dan mengatur strategi pemenangan khususnya bagi anggota Fraksi Golkar di tingkat daerah. Mereka penting untuk mendapatkan pembekalan karena ujung tombak kemenangan pada 2019 mendatang," ujar Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar Yahya Zaini di Jakarta, Sabtu (21/7/2018).

Agenda Workshop Nasional itu, kata dia, fokus pada marketing politik dan pemenangan Pemilu 2019. "Materi-materi yang disusun menghadirkan profesional yang telah berpengalaman dalam ilmu komunikasi politik. Tentunya diharapkan akan jadi bekal memasuki kontestasi 2019," katanya.

Sementara itu, Whinda Yustisia dari Sands Analytic Universitas Indonesia, mengatakan bahwa pemahaman yang komprehensif tentang perilaku pemilih dibutuhkan untuk memperoleh kemenangan pada Pemilu 2019. Sehingga dapat menentukan strategi dan model kampanye yang tepat dalam menggaet suara.

Kata dia, secara teoritik ada tiga pendekatan yang harus dipahami dalam memahami perilaku pemilih. Yakni, pendekatan sosiologis demografis, psikologis, dan pendekatan sosial-ekonomi.

Dia menjelaskan, setiap pendekatan memiliki ukuran standar. "Pendekatan sosiologis demografis menyangkut gender, wilayah tempat tinggal, suku, agama, pendidikan dan pekerjaan," katanya.

Dosen Psikologi UI ini juga menyebutkan, untuk ukuran psikologis menyangkut sikap terhadap kandidat, religiusitas dan ideologi politik. Sementara kondisi sosial politik menyangkut kondisi ekonomi pribadi, Indonesia dan arah kepemimpinan pemerintahan.

"Dari hasil penelitian wilayah tempat tinggal, suku, dan pendidikan merupakan faktor kunci memahami perilaku pemilih dari sisi sosiologis demografis. Sedangkan sikap kandidat dan arah kepemimpinan memiliki peranan yang signifikan pada faktor psikologis dan politik ekonomi," urainya.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.4699 seconds (0.1#10.140)