Pegiat Filantropi Bicara Pentingnya Calon Pemimpin Teladani Nabi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pegiat filantropi dan toleransi Habib Haidar Alwi Shahab bicara pentingnya calon pemimpin meneladani akhlak para nabi. Dia membeberkan kriteria penting dalam memilih calon pemimpin jelang hari pemungutan suara pada Rabu, 14 Februari 2024.
"Calon pemimpin yang membawa kebaikan biasanya selalu dimusuhi, dijahati, dan dijatuhkan dengan berbagai cara seperti yang dialami para nabi utusan Tuhan di awal kenabiannya," ujar Habib Haidar Alwi Shahab, Selasa (13/2/2024).
Dia melihat di zaman sekarang kejahatan yang saling bermusuhan pun dapat bersatu berkonspirasi menentang kebaikan dengan mengatasnamakan demokrasi dan kebebasan berpendapat. Dia melanjutkan, mirip seperti bersatunya musuh memerangi para nabi.
“Bagai bersatunya air dan minyak dalam sebuah wadah. Mereka kira benar-benar menyatu padahal hati mereka terpecah-belah. Yang sesungguhnya menyatu hanyalah kebencian di antara mereka. Lihat qur'an surat Al-hasyr ayat 14,” kata Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI) ini.
Dia menambahkan, meski terus dizalimi oleh musuh yang bersatu dalam wadah kebencian, para nabi lebih memilih sabar dan membalas kejahatan dengan kelembutan. Hal itu, kata dia, dapat diterapkan dalam memilih calon pemimpin Indonesia untuk 5 tahun ke depan.
“Pilihlah yang walau dizalimi beramai-ramai, walau ibaratnya air dan minyak bersatu untuk menyerang tapi ia tidak membalas bahkan malah akan merangkul pihak-pihak yang menzaliminya," tuturnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, akhlak rasulullah ini pernah dicontohkan oleh Presiden Jokowi ketika memenangkan Pilpres 2019. Bukannya balas dendam, Jokowi justru merangkul rivalnya di pilpres, Prabowo Subianto masuk ke kabinet untuk bersama-sama memajukan bangsa dan negara Indonesia.
Dia menuturkan, saat Jokowi dimusuhi lalu ditinggalkan oleh partai dan sebagian pendukungnya, Prabowo sebagai kubu yang pernah menjadi lawannya kini justru yang tampil paling depan membela. Menurutnya, sama dengan Umar Bin Khattab dan Umair Bin Wahb yang pernah hampir membunuh Rasulullah justru kelak menjadi pelindungnya.
"Saya pribadi menilai akhlak rasulullah yang diteladani oleh Presiden Jokowi sekarang ada pada sosok Pak Prabowo," pungkasnya.
"Calon pemimpin yang membawa kebaikan biasanya selalu dimusuhi, dijahati, dan dijatuhkan dengan berbagai cara seperti yang dialami para nabi utusan Tuhan di awal kenabiannya," ujar Habib Haidar Alwi Shahab, Selasa (13/2/2024).
Dia melihat di zaman sekarang kejahatan yang saling bermusuhan pun dapat bersatu berkonspirasi menentang kebaikan dengan mengatasnamakan demokrasi dan kebebasan berpendapat. Dia melanjutkan, mirip seperti bersatunya musuh memerangi para nabi.
“Bagai bersatunya air dan minyak dalam sebuah wadah. Mereka kira benar-benar menyatu padahal hati mereka terpecah-belah. Yang sesungguhnya menyatu hanyalah kebencian di antara mereka. Lihat qur'an surat Al-hasyr ayat 14,” kata Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI) ini.
Dia menambahkan, meski terus dizalimi oleh musuh yang bersatu dalam wadah kebencian, para nabi lebih memilih sabar dan membalas kejahatan dengan kelembutan. Hal itu, kata dia, dapat diterapkan dalam memilih calon pemimpin Indonesia untuk 5 tahun ke depan.
“Pilihlah yang walau dizalimi beramai-ramai, walau ibaratnya air dan minyak bersatu untuk menyerang tapi ia tidak membalas bahkan malah akan merangkul pihak-pihak yang menzaliminya," tuturnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, akhlak rasulullah ini pernah dicontohkan oleh Presiden Jokowi ketika memenangkan Pilpres 2019. Bukannya balas dendam, Jokowi justru merangkul rivalnya di pilpres, Prabowo Subianto masuk ke kabinet untuk bersama-sama memajukan bangsa dan negara Indonesia.
Dia menuturkan, saat Jokowi dimusuhi lalu ditinggalkan oleh partai dan sebagian pendukungnya, Prabowo sebagai kubu yang pernah menjadi lawannya kini justru yang tampil paling depan membela. Menurutnya, sama dengan Umar Bin Khattab dan Umair Bin Wahb yang pernah hampir membunuh Rasulullah justru kelak menjadi pelindungnya.
"Saya pribadi menilai akhlak rasulullah yang diteladani oleh Presiden Jokowi sekarang ada pada sosok Pak Prabowo," pungkasnya.
(rca)