Ekonomi Nusantara yang Digagas Walhi Tak Terwujud di Era Jokowi, Ini Kata Ganjar

Jum'at, 09 Februari 2024 - 08:46 WIB
loading...
A A A
"Jadi kenapa kemarin nggak jalan karena macem-macem, umpama tadi kalau kita bicara salah satunya tambang itu, ceritanya jadi satu aja government (pemerintah)-nya tidak berjalan dengan baik, apa? pake ESG (Environmental, Social, and Governance)," ujarnya.

"ESG ada ilmunya kok, ESG aja dipakai sebenarnya untuk ukuran-ukuran, selebihnya apa? dikontrol, kalau itu nggak berjalan ya jelek," ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Walhi Nasional Zenzi Suhadi menyatakan, Presiden Jokowi gagal dalam menjalankan ekonomi Nusantara. Sebab, masukan keberlanjutan lingkungan yang disampaikan 9 tahun lalu tidak berjalan.

"Kami menerima Pak Ganjar karena dulu juga 9 tahun yang lalu Jokowi ketika mencalon presiden juga datang kemari. Kalau kita masih membicarakan masalah lingkungan masalah sumber daya alam saat ini artinya Jokowi 9 tahun ini gagal menyelamatkan lingkungan di Indonesia," katanya.

Zenzi menilai Presiden Jokowi telah gagal dalam merumuskan pembangunan ekonomi yang dapat melindungi lingkungan di Indonesia. Dia berharap siapa pun presidennya bisa dilaksanakan.

"Tadi kami sampaikan juga bahwasanya kita berharap siapa pun jadi presiden di masa depan di Indonesia untuk merumuskan pembangunan, kebijakan, itu harus berdasarkan apa yang diinginkan oleh rakyat," ujarnya.

"Pembangunan ekonomi Indonesia berwatakkan ekonomi ekstraktif, yang pertumbuhannya horizontal, sebagian besarnya tambang, sawit, dan akasia. Kami menawarkan satu gagasan ekonomi nusantara," sambungnya.

Padahal potensi rempah yang digagas dalam konsep ekonomi nusantara bisa mengangkat perekonomian kerakyatan. Dengan tetap melindungi hak rakyat, persoalan lingkungan yang semakin tumbuh.

"Jadi Indonesia ini adalah negara yang tiap 40 tahun populasinya akan bertambah 2 kali lipat, sedangkan tanah kita tidak bertambah. Sehingga jalan keluarnya adalah ekonomi vertikal, ekonomi nusantara ini," katanya.
(abd)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1532 seconds (0.1#10.140)