Bahlil: Siapa Pun Menteri Investasi, Jangan Bubarkan Hilirisasi

Kamis, 01 Februari 2024 - 15:35 WIB
loading...
Bahlil: Siapa Pun Menteri Investasi, Jangan Bubarkan Hilirisasi
Atas gagasan hilirisasi yang digaungkan Cawapres No Urut 2 Gibran Rakabuming, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia memaparkan kebijakan itu harus terus dijalankan setelah dirinya selesai menjabat. (Foto: dok Sindonews)
A A A
JAKARTA - Calon wakil presiden nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, menggaungkan hilirisasi demi memperluas program hilirisasi pemerintah. Hilirisasi tersebut terutama mempertimbangkan cadangan berlimpah nikel dan timah, serta potensi besar energi baru dan terbarukan Indonesia.

Atas gagasan Gibran tersebut, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia pun angkat bicara. Dia menyampaikan paparan realisasi investasi progresif selama periode pemerintahan Presiden Joko Widodo. Bahlil mengatakan kebijakan itu harus terus dijalankan setelah dirinya selesai menjabat.

Hal itu disampaikan Bahlil dalam acara 'Trimegah Political and Economic Outlook 2024' di The Ritz-Carlton Ballroom, Pacific Place, Jakarta, Rabu (31/1/2024).

Bahlil mulanya menyampaikan realisasi investasi bidang hilirisasi di tahun 2023. Dia mengatakan total realisasi investasi di bidang hilirisasi mencapai Rp375,4 triliun. Menurutnya, angka ini merupakan 26,5 persen dari total realisasi investasi periode Januari-Desember 2023.

"Bapak-Ibu semua, hilirisasi ini dalam periode 2023, itu kurang lebih sekitar 26,5 persen dari total realisasi investasi kita Rp1,417 triliun," kata Bahlil.

Bahlil menegaskan realisasi investasi di bidang hilirisasi harus terus ditingkatkan hingga periode pemerintahan selanjutnya.

"Dan idealnya harusnya ke depan, minimum harus 45 persen. Jadi kami harus mencari target penambahan 19 persen," katanya.

Dengan demikian, dia meminta menteri investasi yang selanjutnya agar tetap melanjutkan kebijakan ini. Dia mengingatkan jangan sampai hilirisasi dibubarkan.

"Jadi besok siapa pun yang menjadi Menteri Investasi maka tugas dia adalah melanjutkan dari 26 persen menjadi 45 persen. Bukan mengaburkan atau membubarkan hilirisasinya. Karena kalau tidak, ini berbahaya," kata dia.
(ars)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1007 seconds (0.1#10.140)