Simulasi Pengamanan Pemilu 2024: TNI di Belakang Polri, Tak Menyerang Aksi Massa
loading...
A
A
A
JAKARTA - TNI memastikan akan ikut melakukan pengamanan selama proses Pemilu 2024 . Aparat TNI nantinya diturunkan jika aksi demonstrasi pecah.
Sebagai persiapan, prajurit dari Kodam Jayakarta melakukan simulasi di Lapangan Taxy Way Echo, Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Dalam simulasi ini, TNI memperagakan adanya aksi massa yang tidak puas terhadap pelaksanaan demokrasi di Indonesia.
Sambil membawa banner bertajuk 'Matinya Demokrasi di Indonesia' massa aksi diskenariokan menggeruduk gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU). Massa aksi diskenariokan tak puas dengan penyelenggaraan Pemilu dan ingin menerobos masuk Gedung KPU.
Dalam skenario itu, Brimob hingga Babinsa berada di barisan barikade paling depan menghalau massa. Aparat TNI kemudian baru turun ketika Brimob terpukul mundur.
Bermodalkan tameng, mereka menahan seluruh aksi massa yang marah. Kemarahan aksi massa itu diskenariokan dengan melempar sejumlah barang hingga memukul dan menendang tameng.
Dalam simulasi itu, aparat TNI sama sekali tidak terlihat melakukan penyerangan. Upaya kontak terbesar terhadap massa adalah dengan mendorong massa menggunakan tameng secara perlahan.
Masih dalam simulasi itu, massa yang tidak puas kembali mencoba menerobos aparat TNI. Aparat lalu menggunakan alat drone yang menjatuhkan asap, upaya lainnya adalah dengan mengunakan mobil kawat besi.
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menyebut pihaknya memang telah meneken Mou dengan Polri terkait pengamanan Pemilu 2024. Pengamanan aksi demonstrasi akan dilakukan TNI ketika Polri meminta bantuan.
"Kita akan berada di belakang polisi. Nanti apabila skalanya tinggi kita bisa membantu polisi atas permintaan, komunikasi terus," kata Agus, Kamis (1/2/2024).
Sebagai persiapan, prajurit dari Kodam Jayakarta melakukan simulasi di Lapangan Taxy Way Echo, Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Dalam simulasi ini, TNI memperagakan adanya aksi massa yang tidak puas terhadap pelaksanaan demokrasi di Indonesia.
Sambil membawa banner bertajuk 'Matinya Demokrasi di Indonesia' massa aksi diskenariokan menggeruduk gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU). Massa aksi diskenariokan tak puas dengan penyelenggaraan Pemilu dan ingin menerobos masuk Gedung KPU.
Dalam skenario itu, Brimob hingga Babinsa berada di barisan barikade paling depan menghalau massa. Aparat TNI kemudian baru turun ketika Brimob terpukul mundur.
Bermodalkan tameng, mereka menahan seluruh aksi massa yang marah. Kemarahan aksi massa itu diskenariokan dengan melempar sejumlah barang hingga memukul dan menendang tameng.
Dalam simulasi itu, aparat TNI sama sekali tidak terlihat melakukan penyerangan. Upaya kontak terbesar terhadap massa adalah dengan mendorong massa menggunakan tameng secara perlahan.
Masih dalam simulasi itu, massa yang tidak puas kembali mencoba menerobos aparat TNI. Aparat lalu menggunakan alat drone yang menjatuhkan asap, upaya lainnya adalah dengan mengunakan mobil kawat besi.
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menyebut pihaknya memang telah meneken Mou dengan Polri terkait pengamanan Pemilu 2024. Pengamanan aksi demonstrasi akan dilakukan TNI ketika Polri meminta bantuan.
"Kita akan berada di belakang polisi. Nanti apabila skalanya tinggi kita bisa membantu polisi atas permintaan, komunikasi terus," kata Agus, Kamis (1/2/2024).
(abd)